Advertisement

ISLAM SPANYOL DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUALITAS (MAKALAH)

ISLAM SPANYOL DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUALITAS

PENDAHULUAN
Latar Belakang :
Andalusia merupakan sebutan dalam bahasa arab untuk seluruh Spanyol, Peradaban islam di Spanyol bermula dari serangkaian Penaklukan bangsa arab pada abad ketujuh dan kedelapan, Penaklukan bangsa arab baik terhadap masyarakat Berber maupun terhadap kota kota Bizantium bermula dengan serangan yang bertubi tubi yang dilancarkan dari mesir. Sekitar tahun 670 M, Tunisia berhasil dikuasai, dan Qayrawan dibangun sebagai pusat operasi militer bangsa arab, dan Bangsa arab sampai di Spanyol Pada tahun 711 M. bahkan pada saat itu kedatangan bangsa arab dalam jumlah yang sangat terbatas ,beberapa perkampungan arab dibangun di Qayrawan,Tripoli, Tunis, Tobna dan dibangun juga sejumlah benteng yang mirip Byzantium atau Ribath di wilayah perbatasan.Orang orang yang bersiaga didalam Ribath adalah mereka yang terlibat dalam perang suci dan mereka yang mengembangkan Ideologi kesalehan dan merindukan ke syahid an. Sementara Berber pemukiman pada periode awal bertahan sebagai penganut Kristen, tetapi Berber Nomadik mendaftarkan diri pada pasukan bersenjata arab, dan mereka membantu menyebarkan islam ke Aljazair, Maroko dan Spanyol. Ketika sejumlah warga Beber memperkuat persekutuan mereka dengan bangsa arab, sebagian mereka mengambil Kharijisme, yang mengantarkan mereka memeluk agama Islam.
Sebenarnya, sudah sejak lama daulah bani Abbasiyah ingin menguasai Andalusia namun, karena banyaknya urusan didalam negeri dan urusan lain yang lebih penting untuk diselesaikan disamping itu wilayah Andalusia cukup jauh jangkauanya dari Pemerintah abbasiyah. Sampai pada suatu waktu datanglah Seseorang dari Bani Ummayyah untuk menancapkan kekuasaanya di Spanyol yang bernama ‘Abd al- Rahman al- Dakhi>l ( al-‘Awwal ), Pemerintahan Bani Ummayah tersebut berlangsung selama satu setengah abad dan bahkan mereka mampu melebarkan kekuasaanya sampai ke Afrika Utara.
Ketika pemerintahan bani umayyah ini runtuh, sebagian daerah masih berada dibawah kekuasaan islam yang dipimpin oleh dinasti atau suku suku setempat, kemudian sejak tahun 1085 M sampai dengan tahun 1090 M suku al Movarid atau al-Murabbitu>n salah satu dari beberapa suku berber Afrika utara menguasai seluruh spanyol. Dan pada tahun 1147 M kekuasaan mereka digantikan oleh al-Mohad atau al-Muwahhidu>n yang kekuasaanya di Spanyol berahir pada tahun 1225 M.
Makalah penelitian ini secara husus bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang melatar belakangi perkembangan Intelektualitas di Spanyol, serta karakteristik Intelektual Muslim Spanyol.
Sumber data yang digunakan dalam pencarian data adalah menggunakan penelitian kepustakaan ( library research ) dengan menggunakan data dari berbagai referensi baik primer maupun sekunder, dan data yang kami Gunakan dalam penulisan Makalah ini adalah Kitab Sejarah Sosial Ummat Islam Karya Ira M. Lapidus serta Kitab-kitab yang lain yang berhubungan dengan Peradaban Islam serta intelektual spanyol.
Untuk memudahkan pembahasan ini, penulis membagi menjadi beberapa bagian ; a- Faktor-faktor yang melatar belakangi perkembangan intelektual Spanyol. b- Karakteristik intelektual muslim Spanyol. c- Tokoh-tokoh intelektualis Spanyol yang terkenal.

Faktor-faktor yang melatar belakangi perkembangan Intelektual di Spanyol
Kalau kita perhatikan peta perpolitikan di Andalusia atau spanyol ini sangatlah cepat, dan yang membuat kita lebih takjub lagi adalah kemajuan ilmu pengetahuan serta pemikiran sangatlah pesat, mungkin akan timbul pertanyaan dibenak kita “ kok bisa ? “, Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Faktor-faktor yang melatar belakangi perkembangan Intelektual di Spanyol, karakteristik intelektualitas islam di Spanyol dan Intelek muslim Spanyol serta Pemikiranya.
Sebenarnya ada beberapa Faktor yang melatar belakangi dan mempengaruhi cepatnya pertumbuhan intelektualitas islam di Spanyol diantaranya adalah :
1- Karena kemajemukan yang ada pada masyarakat Spanyol yang mana mereka terdiri dari Komunitas-komunitas seperti bangsa arab ( Tinggal di bagian utara dan selatan, al-Muwalladu>n ( Orang-orang Spanyol yang masuk islam ), Barbar ( umat islam yang berasal dari afrika utara ), al-Shaqalibah ( penduduk daerah antara Konstatinopel dan bulgaria ) dan sekali lagi karena kemajemukan masyarakat Spanyol inilah yang membuat dan memberikan konstribusi yang besar bagi perkembangan intelektual, yang mana nantinya akan melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra dan pembangunan Fisik di Spanyol.
2- Dari beberapa penguasa yang pernah memerintah Spanyol/ Andalusia Islam mereka tidak pernah ikut campur atau mengintervensi terhadap suatu aliran atau faham dari beberapa sekte yang ada, baik dalam pemikiran maupun dalam ilmu pengetahuan, sehingga pada saat itu setiap individu mempunyai kebebasan mengeluarkan pendapat dan menyebarluaskannya ke orang lain tanpa takut pada penguasa sebagaimana pada zaman dinasti Abbasiyah.
3- Adanya kebijakan-kebijakan dari sebagian penguasa pemerintahan yang ada dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan dan pemikiran, yang termasuk diantaranya adalah terbentuknya Institusi-institusi bidang pengetahuan dan pemikiran misalnya pada pemerintahan Almohad menjadi Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan dan pemikiran Islam.
4- Dengan adanya kebebasan tersebut mereka akhirnya bebas merantau ke beberapa negeri untuk menimba dan menambah wacana berfikir mereka yang kemudian kembali ke Andalusia dengan membawa seperangkat wacana yang baru.
5- Dan dengan adanya kebebasan tersebut merangsang pula kepada orang luar untuk menyebarkan dan meyakinkan kebenaran pemikirannya kepada orang-orang Andalusia.
6- Setelah terjadinya percampuran pemikiran-pemikiran tersebut akhirnya melahirkan pemikiran pemikiran yang benar benar lain dari pada yang lain, dengan corak dan ornamen yang berbeda namun tetap nampak ciri dan karakteristik masing-masing.

Karakteristik Intelektualitas Islam Spanyol
kemajemukan yang ada pada masyarakat Spanyol merupakan salah satu penyebab cepat berkembangnya intelektualitas disana, karena dari beberapa Intelek yang mulrikultural itu saling mengisi kekurangan yang satu dengan yang lain, walaupun mereka sangat majemuk namun masih bisa kita ketemukan secara umum karakteristik intelektual mereka dalam bab ini, penulis akan menjelaskan tentang karakteristik intelektual muslim spanyol Dimulai dari Bidang Hukum ( Fikih ), Jenis Filsafat yang mereka ikuti, dari segi bahasa dan Sastra, pandangan mereka tentang penguasa saat itu, serta sisi sosial kemasyarakatan yang mereka miliki.
Mula-mula Spanyol berkiblat kepada Damaskus dalam hal hukum dan masalah agama, mazhab hukum yang didirikan oleh Awza’i, yang diminati oleh kalangan militer arab Siria, didatangkan ke Spanyol, namun dalam perkembangannya mazhab Maliki menjadi lebih dominan. Hal tersebut tidak jelas apakah karena memang kebetulan atau karena mazhab Maliki memiliki daya tarik khusus sehingga mampu mendominasi dalam pemikiran dan kultur orang-orang Andalusia.
Spanyol merupakan pusat utama bagi penyaluran filsafat Yunani dari bangsa Arab kepada bangsa Eropa. dengan kata lain ia juga berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad 12 Tak heran bila kebanyakan filosof-filosof Spanyol dalam pemikiranya banyak yang menganut Aristoteles.
Pada sisi kosmopolitan, Syair merupakan ekspresi utama dari peradaban islam Spanyol. Pada dasarnya Syair Spanyol didasarkan pada Model-model sya’ir Arab yang membangkitkan sentimen prajurit dan interes faksional para penakluk arab, gaya perkotaan Baghdadi diperkenalkan dengan menghadirkan seorang penyanyi yang bernama al-Hasan Ibn Na>fi’ yang lebih dikenal dengan Ziryab ( 789-857 ) ke cordova , Syair arab Hispano masa awwal, Qasidah yang memuja Sifat-sifat kebajikan sang penguasa dan menyampaikan beberapa tujuan pemerintah merupakan bentuk syair yang dominan.
Pada sisi kepemerintahan, Rata-rata intelek muslim Spanyol berhubungan erat dengan pemerintahan, tak heran bila kebanyakan dari mereka menjadi orang penting dalam pemerintahan, seperti jabatan Wazi>r, ka>tib dan Lain-lain.
Pada sisi sosial kemasyarakatan, Rata-rata Filosof Yunani selain bergelut dalam pemikiran, mereka juga tidak melupakan hubungan dengan masyarakat dan pemerintahan, sehingga disamping menjadi Filosof mereka juga banyak yang menjadi dokter agar dapat menolong sesama. Sebagaimana Ibn Tufail yang menjabat sebagai Dokter Istana, baru setelah beliau merasa tua beliau menyerahkan jabatan kedokteranya kepada Ibn Rusyd.

Intelek Muslim Spanyol
Perlu menjadi catatan pula bahwa peradapan dan kebudayaan Islam Spanyol merupakan kelanjutan dari peradaban dan kebudayaan dunia Islam yang lain. Dan dalam perkembangannya Spanyol telah mampu melahirkan para pemikir yang patut menjadi kebanggaan dunia Islam. Disini kita ambil beberapa contoh para pemikir pemikir islam tersebut, untuk lebih dekat mengetahui corak dan karakteristik alur pemikiran mereka Masing-masing.

1. Ibn Hazm (Cordoba, Spanyol, 994 M. Manta Lisham 1064 M.)
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Ali Bin Ahmad Bin Sa’id Bin Hazm, Ahli Fikih dan Hadith, Teolog dan Penyair ayahnya bernama Ahmad seorang menteri pada Masa pemerintahan Khilafah al-Mansur dan Putranya al-Muzaffar.
Dia dikenal sebagai teolog pertama Spanyol sebelum ia berkecimpung didunia intelektual ia sempat memegang jabatan pemerintahan dan administrasi dibawah pemerintahan penguasa-penguasa lokal karena memang ia dibesarkan oleh seorang ayah yang juga bagian dari unsur suatu pemerintahan pada waktu kekuasaan bani Umawiyah, namun kemudian Ibn Hazm mengundurkan diri dari dunia perpolitikan tersebut.
Pada mulanya Ibnu Hazm mempelajari Fikih Madzhad Ma>liki karena kebanyakan masyarakat Andalusia dan Afrika Utara menganut madzhab ini, tetapi Ia tidak puas dan mencoba beralih ke mazhab Syafi’i namun pada akhirnya ia tidak cocok dan kemudian ia merasa sesuai dengan mazhab Z{a>hiriy ( Madzhab yang dibesarkan oleh Imam Dawud al- Z{a>hiriy) harus disesuaikan dengan literalnya (outward), konsep tersebut diterapkan dalam masalah-masalah hukum saja, sedangkan dalam masalah-masalah teologis mereka mempunyai pandangan yang berbeda. Namun Ibn Hazm menerapkannya juga dalam teologi, dengan demikian menyatukan hukum dan teologi dalam satu struktur intelektual. Dengan pandangannya yang demikian akhirnya kelompok mazhab Z{a>hiriy sendiri tidak mendukungnya, dalam masalah ini Ia mengemukakan pandangan menyeluruh tentang kehidupan manusia berdasarkan ketentuan obyektif wahyu dan mengesampingkan segala sesuatu yang bersifat subyektif. Kritik Ibn Hazm terhadap faham Ash’ariyyah tergolong sangat tajam, dalam kaitan ini ia menganggap penggunaan penalaran analogis doktrin (Qiyas) sebagai unsure subyektif.

2. Ibn Tumart ( L. 1080 M. – W. 1130 M.)
Sebenarnya beliau adalah orang Afrika namun pada tahun 1107 M. beliau pergi ke Cordova. Pemikirannya sangat dipengaruhi oleh Al-Ghaza>li namun pada suatu saat ia juga ia terpengaruh oleh pemikiran Ibn Hazm. Konsepnya tentang Tuhan lebih berdasarkan pada filsafat daripada wahyu tapi kemudian menjadi sangat mengherankan ketika ia kemudian sependapat dengan Ibn Hazm dalam penolakannya terhadap pandangan Ash’ariyyah tentang sifat-sifat Tuhan.
Ia dikenal sebagai pendiri gerakan Almohad yang pada akhirnya pernah berkuasa di Andalusia setelah jatuhnya rezim Almorafid atau Almurabbitun. Pada pemerintahan Almohad inilah terjadi perkembangan ilmu filsafat. Hal tersebut dikarenakan adanya dorongan atau toleransi dari rezim tersebut terhadap para filosof.

3. Ibn Bajjah ( W. 533 H. / 1138 M.)
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad Bin Yahya Ibn Sa’igh.Beliau dikalangan bangsa barat lebih dikenal dengan ( Avempace ). Diantara pandangan-pandangan Ibn Bajah ialah menempatkan filsafat sebagai etika untuk memprotes pandangan yang materialistic dan keduniawian yang dianut oleh kalangan elit masa itu. Dalam kaitannya dengan pandangan ini, memberi nama karya besarnya dengan Adab al-Uzlah (The Rulr of Solitary). Walaupun mungkin motivasi dasarnya adalah moral tetapi kesimpulannya terumus dalam bentuk analisis yang mendalam tentang akal dan pikiran manusia, dan analisis demikian merupakan sumbangan yang sangat berharga dan menarik perhatian para filosof pada generasi berikutnya.
Ibnu Bajjah merupakan pendukung rasionalisme Aristoteles, menurutnya manusia dapat mencapai kebenaran sejati dengan menggunakan petunjuk akal dan wahyu.
Kendati diakui memiliki wawasan yang luas dan pandangan yang akurat, Ibn Bajjah tidak produktif dalam menulis, mungkin hal ini disebabkan karena kesibukanya menjadi wazir, diantara karya tulis beliau adalah risalah tentang logika, jiwa, etika, astronomi, kedokteran dan lain-lain.
Tadbi>r al-Mutawahhid adalah salah satu risalah karya Ibn Bajjah Tadbi>r al-Mutawahhid berisi tentang penataan diri al-Mutawahhid ( Sang pribadi unik ) menurut beliau seseorang haruslah berupaya dalam pemerintahan yang sempurna, yaitu pemerintahan yang menata kehidupan masyarakatnya untuk mencapai kehidupan yang mulia, sebagaimana tuhan menata segenap ciptaanNYA.
Bila seseorang tidak berada dalam pemerintahan dan masyarakat yang sempurna, hendaklah ia secara sendirian atau bersama sejumlah pribadi yang lainya menata diri. seperti pribadi dalam pemerintahan yang sempurna ia harus menjadi al-Mutawahhid ( Sang pribadi unik ) yang asing ditengah-tengah masyarakatnya yang buruk karena ia menata dirinya sedemikian rupa agar tidakterbawa oleh arus buruk kehidupandalam masyarakat.
Menurut Ibn Bajjah manusia adalah mahluk sosial, ia butuh kerja sama dengan masyarakatdalam rangka mengembangkan dirinya untuk mencapai kesempurnaan, tetapi bila masyarakatnya buruk tidak ada salahnya ia memisahkan diri untuk sementara dari kehidupan masyarakat agar ia tidak terganggu oleh masyarakat, dan dapat memusatkan perhatian untuk menata diri dalam rangka mengaktualkan daya pikirnya setinggi mungkin sehingga dapat berhubungan ( ittisa>l ) dengan akal aktif, pada tingkatan tertinggi ini terletak kebahagiaan tertinggi pula.


4. Ibn Tufail ( L. 1105 M.- W. 1185 M.)
Nama lengkapnya adalah Abu Bakr Muhammad Bin Abd al-Malik Ibn Tufail al-Qasiy. Beliau hidup pada masa pemerintahan daulah Muwahhidun Beliau dikalangan bangsa barat lebih dikenal dengan sebutan Abubacer, ia mengetahui ilmu kedokteran, astronomi dan filsafat namun tidak diketahui dengan siapa dia berguru, ibn Tufail tidak mempunyai kesempatan yang banyak dalam menulis karena sibuk dengan tugas-tugasnya dipemerintahan, Ide-idenya hampir sama dengan Ibn Bajjah,.yang mana mereka berdua merupakan pendukung dari teori rasionalisme Aristoteles. Karya utamanya adalah Roman Hayy Ibn Yaqza>n (Putra Kesadaran) dalam buku ini jelas merupakan pembelaan diri atas posisi filsafat dalam kehidupan semasa Daulah Almohad. namun yang mengherankan sebagaimana yang dalam pendahuluan Hayy ibn Yaqza>n ia mengatakan tidak pernah berjumpa dengan pendahulunya, Ibn Bajjah
Beliau juga berpendapat bahwa hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mencapai kebahagiaan tertinggi, tapi untuk mencapainya mereka harus meninggalkan kegiatan hidup sehari-hari dalam bahasa tasawuf disebut Uzlah.

5- Ibn Rusyd ( L. 1126 M.- W. 1198 M.)
Nama lengkapnya adalah Abu al-Walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Rusyd. beliau lahir dan dibesarkan di Cordova Spanyol, meskipun beliau adalah seorang dokter dan telah mengarang buku ilmu kedokteran yang berjudul Colliget yang mana buku ini dianggap sama engan kitab karangan Ibnu Sina yang berjudul Cano>n lebih dikenal sebagai Filosof,
Diantara pendapat beliau ialah wahyu dan filsafat keduanya adalah benar. Dalam karya-karyanya beliau menaruh perhatian secara intelektual dalam menyatukan kedua hal tersebut. Diantara karya-karyanya adalah Fasl al-Maqa>l dalam buku ini ia mengemukakan keselarasan antara agama dan filsafat. Bahkan beliau menambahkan bahwa Secara umum filsafat adalah benar dan tak dapat dirubah meskipun dalam hal-hal detailnya kemungkinan adalah kekeliruan atau kesalahan, jadi kegiatan penyatuan antara filsafat dan wahyu harus ditujukan untuk menemukan penafsiran wahyu secara selaras. Dalam karya-karyanya ia banyak mengomentari aristoteles. Sehingga ia dianggap lebih condong kepada pemikiran Aristoteles ketimbang pendapat dari para pemikir di dunia Islam seperti al-Fara>biy dan Ibn Sina walaupun tidak menutup kemungkinan merekapun mengadopsi pendapat-pendapat para filosof Yunani yang termasuk diantaranya adalah Aristoteles.
Dan diantara pendapat Ibnu Ruyd yang cukup kontroversial adalah : ketika beliau menyatakan bahwa jalan filsafat merupakan jalan terbaik untuk mencapai kebenaran sejati dibanding jalan yang ditempuh oleh para pemuka agama, pendapat ini memancing kemarahan para pemuka agama, sehingga mereka meminta kepada Khalifah yang memerintah di Spanyol untuk menyatakan Ibnu Rusyd sebagai Atheis . Sebenarnya yang dikemukakan oleh Ibnu Rusyd sudah dikemukakan oleh al-Kindi dalam bukunya yang berjudul Falsafah al-U ( First Philosophy ) al-Kindi menyatakan bahwa kaum Faqi>h tidak dapat menjelaskan kebenaran dengan sempurna, oleh karena pengetahuan mereka yang tipis dan kurang bernilai.
Pertentangan antara Filosof yang diwakili oleh Ibnu Rusyd dan kaum ulama’ yang diwakili oleh Hujjat al-Islam Abu Ha>mid al-Ghaza>li semakin memanas dengan terbitnya karangan al-Ghaza>li yang berjudul Taha>fut al-Fala>sifah, yang kemudian digunakan oleh pihak gereja untuk menghambat pemikiran bebas di Eropa pada zaman Renaisance. al-Ghaza>li menyatakan bahwa mempelajari filsafat dapat menyebabkan orang menjadi Atheis, untuk mencapai kebenaran sejati menurut al-Ghozali hanya ada satu cara yaitu melalui Tasawwuf ( Mistisisme ), buku karangan al-Ghaza>li ini kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusyd dalam karyanya Taha>fut at-Taha>fut ( The Incohenrence of the Incohenrence ).

6- Ibn ‘Arabi ( Mercuria 1165 M. W. Damaskus 1240 M. )
Nama lengkapnya adalah Muhiddin Abu Abdullah Muhammad Bin Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Ahmad Bin Abdullah Ha>timi at-T{a>’i. Salah seorang sufi terbesar dalam dunia islam dan bahkan seorang pemikir mistik besar dalam dunia islam. Tetapi karena Pemikiran-pemikirannya yang controversial, beberapa ulama’ besar ada yang mengkafirkanya, diantaranya; Ibn Taimiyyah dan Ibn Qayyim al-Jauziyyah.
Beliau dilahirkan di Mercuria, Andalusia Spanyol pada tanggal 28 Juli 1165 M. pada usia 8 tahun keluarganya pindah ke Sevilla, tempat Ibn ‘A>rabi kecil mulai belajar al-Qur’an dan Fikih. Karena kecerdasanya yang luar biasa, dalam usia belasan tahun ia pernah menjadi sekretaris ( Ka>tib ) beberapa Gubernur di Sevilla, dikota ini pula ia bertemu dengan Ibn Rusyd dan berguru kepada beliau. Dan Falsafah Ibn Rusyd banyak mempengaruhi Falsafahnya, sekalipun tidak sama dengan Falsafah Tasawwufnya. Tidak diketahui secara pasti mengapa dan kapan Ibn ‘Ara>bi meninggalkan Anatolia untuk kemudian menetap di Damaskus hingga meninggal dunia pada 16 Nopember 1240 M.
Ibn ‘Ara>bi banyak sekali berkarya dengan menulis kitab, kitab Ibn ‘Ara>bi yang terkenal ialah Futu>ha>t al-Makkiyyah ( penaklukan Mekkah ) menurut beliau karyanya ini adalah karya terbesar yang diterima langsung dari Allah SWT melalu ilham samawi.
Pemikiran Tasawwufnya yng terkenal ialah Wahdat al-Wuju>d , yakni yang ada itu hanyalah tuhan, segala sesuatu yang ada selain tuhan hanyalah penampakan yang lahir ( maz}har ) dari yang satu itu. Keberadaan yang banyak ( mahluk ) tergantung kepada keberadaan yang satu, sebagaimana keberadaan baying-bayang tergantung pada keberadaan suatu benda. Tetapi keberadaan yang satu tidak harus ada Bayang-bayangnya. Martabat sufi tertinggi dalam tasawwuf Ibn ‘Ara>bi ialah menjadi maz}har atau bayangan tertinggi dari tuhan yang disebut dengan Insa>n-Ka>mil ( manusia sempurna ) misalnya bayangan tuhan yang paling ideal ialah Nabi Muhammad SAW. karena konsep Wahdat al-Wuju>d inilah Ibn ‘Ara>bi di kafirkan oleh ulama’ lain. Tetapi pemikiran tasawwufnya ini mempengaruhi tasawwuf didunia islam, termasuk Indonesia, hal ini terlihat misalnya pada pemikiran tasawwuf Syekh Hamzah Fansu>ri, Raden Ngabehi Ronggowarsito dan yang lainya.

7- Ibn Khaldu>n ( L. 1332 M. – W. 1406 M.)
Ibn Khaldun dilahirkan di Tunis pada tanggal 1 Ramadhan 732 H. / 27 may 1332 H. beliau dibesarkan dikeluarga yang berkebangsaan Andalusia yang hijrah ke Tunis pada pertengahan abad ke tujuh Hijriyyah, nama asli beliau Waliuddin Abd Rahman Bin Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Bin al-Hasan Bin Jabir Bin Muhammad Bin Ibra Bin Abd Rahman Ibn Khaldun, gelar Ibn Khaldun beliau dapat dari Kakek-kakek beliau yang berasal dari Hadramaut Yaman. orang Eropa menyebut beliau dengan Charles Issawy, beliau termasuk dalam daftar manusia terpandai di dunia. dalam bidang Teologi beliau menganut Faham Ash’ary, dalam bidang Fiqih beliau menganut madzhab Maliki. beliau juga termasuk pendiri ilmu sosial, ahli sejarah dan pengarang buku penting dalam warisan bangsa arab yang berjudul al-Muqaddimah yang berisi al-‘Ibar, Di>wan al-Mubtada’ wal Ahba>r Fi Ayya>m al-‘Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar wa Man Ansharuhum min al-Sult}an al-Akbar. Ibnu Khaldun juga memiliki berbagai buku karangan dalam bidang logika, ilmu pasti, Sufisme, Syarah untuk kumpulan Syair-syair, dan sejarah hidupnya sendiri, tidak salah jika kita mengatakan ibnu Khaldu>n adalah orang terpandai didunia saat itu terutama dalam sejarah pemikiran manusia.
Dalam berbagai kajiannya Ibnu Khaldun bersandar sepenuhnya kepada pengamatan fenomena sosial dalam berbagai bangsa yang didalamnya dia hidup, Begitu pula terhadap berbagai akibat dari fenomena dalam sejarah Bangsa-bangsa tersebut dan Bangsa-bangsa yang lain, bahkan beliau membandingkan seluruh fenomena yang dia amati untuk membedakan mana unsure yang tetap dan mana unsur yang berubah dan akhirnya ia mengambil kesimpulan.
Menurut Ibnu Khaldun keberadaan masyarakat sangat penting untuk kehidupan manusia, karena sesungguhnya manusia memiliki watak bermasyarakat. Tataran sosial akan berubah dari masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, kemudian mengikuti Faktor-faktor yang dimiliki oleh masyarakat tersebut, yaitu menyangkut iklim, cuaca, tanah, makanan, sumber tambang, kemampuan berfikir, jiwa dan emosi mereka, masyarakat manusia akan berjalan mengikuti Tahap-tahap berjenjang, seperti halnya tahapan yang dilalui oleh manusia sejak lahir hingga Wafatnya.
Pandangan Ibnu khaldu>n tentang umur suatu negara ada empat tahapan ( tahap awal primitif, tahap kedua kepemilikan, tahap ketiga beradab dan kemakmuran, dan yang keempat adalah tahap kelemahan).
Selain pemikiran pemikiran yang dituangkanya dalam al-Muqaddimah, ia juga memaparkan pengamatan yang sangat tajam terhadap masalah politik, ekonomi, agama bahasa pendidikan dan pengajaran.menurut beliau pendidikan akan akan berubah sesuai dengan perubahan sosial, Ibnu Khaldun tidak membenarkan tindakan guru yang keras kepada Murid-muridnya karena itu akan merusak ahlak anak didik dan prilaku sosial. Guru harus mampu menarik perhatian muridnya, menjaga mereka hingga pikiran mereka terbuka dan berkembang sendiri, guru harus membiasakan prilaku yang baik kepada murid muridnya.









PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya
1- Pada saat itu perkembangan pemikiran dalam dunia Islam belahan Barat mengalami kemajuan begitu pesat yang tak kalah pesatnya dengan belahan timur dunia Islam. Perkembangan pemikiran tersebut tidak luput dari Upaya-upaya yang dilakukan oleh penguasa pada saat itu dalam memajukan dunia pemikiran dan pengetahuan Islam di Barat, baik itu pada masa daulah bani Umawiyah, Almorafod, dan Almohad. Namun perkembangan filsafat itu mulai nampak ketika pemerintahan Almohad (al-Muwahidun) karena mereka memberi keleluasaan pada ruang gerak pemikiran filsafat.
2- Dan juga perlu diperhatikan bahwa filosof islam biasanya hanya berbicara tentang ketuhanan ini jelas berbeda sekali dengan para filosof barat yang juga berbicara tentang keberadaan manusia dll. Dan akhirnya kita dapat juga menyimpulkan bahwa perkembangan ilmu dalam peradaban islam bermula dari berkembangnya filsafat dan mengalami kemunduran dengan kematian filsafat.
3- Rata-rata intelek Spanyol yang bergelut dibidang pemerintahan tidak banyak menorehkan tintanya kedalam sebuah buku (dengan kata lain miskin akan karangan), semuanya dikarenakan kesibukan mereka dalam pemerintahan. Akan tetapi yang mengherankan ada pada Ibn ‘Arabi walaupun beliau bergelut dibidang pemerintahan namun masih sempat menuliskan buku dengan jumlah yang banyak
4- Ibn Bajjah, Ibn Rusyd, Ibn Tufail, lebih memilih aliran filosofisnya kepada Aristoteles daripada al-Farabi dan Ibn Sina
5- Yang menyebabkan Ibn Rusd di hukumi oleh penentangnya sebagai Atheis adalah karena beliau berpendapat “ jalan filsafat merupakan jalan terbaik untuk mencapai kebenaran sejati dibanding jalan yang ditempuh oleh para pemuka agama”.



Bibliografi


Abdullah,Taufiq, et all. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam,pemikiran dan Peradaban.( Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,2000.)

Aceh, Abu Bakar, Sejarah filsafat Islam, (Solo : Ramadhan 1991.)

Deboer, TJ, Tarikh al Falsafah fi al- Islam, ter. Muhammad ‘Abd al-Hadi. (Kairo Matba’ah Lajnah al- Ta’lif Wa al-Tarjamah wa al-nasr, 1993.)

Enan, Muhammad Abdullah. Ibn Khaldun His Life and Work, (New Delhi: Nusrat Ali Nasri For Kitab Bhavan,1979.)

Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. ( Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000. )

Oemar Amin Hoesin, Filsafat Islam sejarah dan perkembanganya dalam dunia internasional ( Jakarta : Bulan Bintang,1964 )

Lapidus, Ira M.Sejarah Sosial Ummat Islam. ter. Ghufron A. Mas’adi. ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1999.)

Watt, W. Montgomery, A History Of Islamic Teology And Philochopy,( British : Edinburgh University Press,1992.)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Advertisement

Advertisement