Advertisement

Makalah kecerdasan ganda

Makalah, kali ini admin akan mengurai makalah dengan tema kecerdasan ganda, semoga bermanfaat jangan lupa untuk selalu terhubung dengan blog kami saef swordofgod sebab banyak sekali makalah makalah yang kami bagikan.. utamanya makalah dan Hukum hukum Islam semoga bermanfaat.

Definisi kecerdasan ganda

Kecerdasan ganda adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu poroduk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu. Sebenarnya ada banyak yang mendefinisikan Kecerdasan Ganda termasuk juga para ahli, ada juga yang bilang bahwa Kecerdasan ganda merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, Berinteraksi dengan manusia lainnya yang dekat dengan kita.

Kecerdasan menurut arti Bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu.Dalam arti memahami sesuatu secara cepat dan sempurna.Begitu cepat penangkapannya sehingga Ibnu Sina, kemampuan (al-qudrah) dalam seorang psikolog falsafi, menyebut kecerdasan sebagai kekuatan intuitif (al-hads).9   9Jusuf Mudzakkir, Abdul Mujid, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 317

menurut Abuddin Nata, kecerdasan secara harfiah berarti sempurna perkembangan akal budinya, pandai dan tajam pikirannya. Selain itu cerdas dapat pula berarti sempurna pertumbuhan tubuhnya seperti sehat dan kuat fisiknya.10  Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 38

menurut C. Asri Budiningsih Penelitian Gardner mengindentifikasi ada 8 macam kecerdasan manusia dalam memahami dunia nyata, kemudian di ikuti oleh tokoh-tokoh lain dengan menambahkan dua kecerdasan, sehingga menjadi 10 macam kecerdasan, yaitu;

Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan berbahasa. Manusia dengan bakat ini mampu mengolah kata-kata dengan baik. Contoh orang-orang dengan bakat ini adalah jurnalis, ahli orasi atau ahli pidato, dan penulis.

2.      Kecerdasan Logika Matematis

Kecerdasan logika matematis adalah bakat yang dimiliki seseorang untuk mengolah angka, berhitung, serta memiliki logika matematika yang baik. Contoh orang-orang dengan bakat ini adalah pecatur profesional, ahli matematika, dsb.

3.      Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan musik, antara lain kemampuan mengingat nada dan bunyi-bunyian menjadi suatu kreasi musik yang bagus. Misalnya seorang komposer atau pemusik terkenal dunia.

4.      Kecerdasan Kinestetik Tubuh

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan seseorang dalam menguasai tubuhnya. Misalnya, kepandaian mengolah tubuh dalam gerak tari, olahraga, atau seni bela diri. Orang-orang semacam ini memiliki refleks dan kecepatan gerak yang baik.

5.      Kecerdasan Visual Spatial

Kecerdasan ini dimiliki oleh orang-orang yang bisa membayangkan bentuk ruang serta membuat harmonisasi di alam pikirannya dan mewujudkannya dalam bentuk nyata. Contohnya adalah arsitek, seniman, perencana, serta ahli kecantikan.

6.      Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang untuk mempengaruhi orang lain, mendengarkan dengan empati, serta kemampuan meyakinkan dan menyemangati orang lain. Contohnya ialah seorang motivator, guru, dsb

7.      Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan manusia untuk merenungkan arti kehidupan, arti kebijaksanaan, serta kemampuan untuk membuat analisis sosial dan berpikir filosofis. Orang-orang dengan bakat ini akan mampu mendengarkan dan memberi nasihat pada orang lain. Contoh orang yang memiliki kecerdasan ini ialah para filsuf seperti plato, aristoteles, dsb.

8.      Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis adalah kepekaan yang dimiliki oleh orang-orang terhadap alam, tumbuhan, hewan, dan fenomena alam lainnya. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para aktifis lingkungan seperti steve job, Ambrosius Ruwindrijarto, dsb.

9.      Kecerdasan Spiritual/Eksistensial

Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan manusia dalam menerjemahkan agama dan kepercayaannya ke dalam kehidupannya. Orang-orang jenis ini memiliki kedekatan dengan Sang Pencipta, sesuai dengan iman dan kepercayaan yang dianutnya. Kecerdasan seperti ini biasanya dimiliki oleh para pemuka agama, seperti ustad, pendeta, biksu, dsb.

10.  Kecerdasan Moral

Kecerdasan moral merupakan kemampuan manusia untuk menjalani kehidupan yang baik sesuai dengan moral yang diyakininya. Orang-orang yang memiliki kecerdasan moral memiliki kepekaan terhadap kultur dan budaya. Misalnya kepala suku pedalaman suatu daerah.

Devinisi metakognisi Metakognisi pada dasarnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk merefleksikan sesuatu, memahami, dan mengontrol kemampuan belajar seseorang (Schraw and Dennison, 1994). Metakognisi secara umum didefinisikan sebagai aktivita 81Rinaldi, Kesadaran Metakognitif monitoring dan mengontrol kognisi seseorang (Young and Fry, 2008). Menurut Anderson (dalam OZ, 2016) metakognisi “adalah kemampuan untuk membuat seseorang berpikir jauh ke depan.

Metakognisi adalah kemampuan untuk merefleksikan apa yang seseorang tahu dan lakukan dan apa yang seseorang tidak tahu dan tidak lakukan”. Sederhana didefinisikan sebagai “berpikir tentang cara berpikir” atau “kognisi tentang cara kognisi” , metakognisi itu sendiri adalah ilmu pengetahuan yang bersifat lebih spesifik dan terdiri atas beberapa kognisi, ia berperan penting dalam pengembangan skill belajar yang lebih kuat dalam suatu proses belajar. Hal ini juga disebabkan oleh perkembangan kesadaran metakognitif yang dipicu oleh perkembangan skill kemampuan kognitif itu sendiri (OZ, 2016).Menurut Gourgey (Kilinc,2013)

metakognisi adalah kesadaran bagaimana seseorang belajar, kesadaran ketika sesorang memahami dan tidak dipahami, penegtahuan bagaimana menggunakan informasi yang tersedia untuk mencapai tujuan, kemampuan untuk menilai kebutuhan kognitif pada berbagai latihan, pengetahuan tentang strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.(1) (1)Kilinc.E.F.2013. Investigation of relationship between self-esteem and metacoqnitive awareness level 9th grades students

Metakognisi adalah bagian dari proses berpikir kritis. ... Pengetahuan metakognitif merujuk pada pengetahuan umum tentang bagaimana manusia mempelajari sesuatu dan menyerap informasi. Contohnya, secara sadar kita belajar sambil mendengarkan musik karena dengan cara itulah kita belajar lebih baik.

Metakognisi juga merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan terdahulu untuk merencanakan strategi dalam menyelesaikan tugas pembelajaran, mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan masalah, merefleksikan dan mengevaluasi hasil, dan memodifikasi pendekatan seseorang sesuai kebutuhan.

Selain itu manfaat yang bisa ditemukan bila teori metakognitif diimplementasikan dalam pendidikan adalah bisa berdampak terciptanya sikap mandiri, sikap jujur dan berani mencoba pada diri siswa. Sehingga pengalaman dan pengetahuan bisa berkembang dengan maksimal.

Ketika ditarik pada pembelajaran atau pendidikan, metakognisi berarti siswa mengetahui dan memahami tentang dirinya saat belajar. Dan memahami kemampuan dan rencana belajar paling efektif untuk dirinya.

Jenis Metakognisi

Dalam tantangan zaman, kecerdasan metakognitif sangat berguna sebagai salah satu instrumen berpikir siswa. Sebab metakognitif adalah usaha secara sadar dari seorang manusia untuk bisa menggali potensi dan minat kemampuannya. Sehingga mereka bisa lebih mengenal diri dan jati dirinya. Terdapat dua jenis metakognisi, berikut jenis dan penjelasannya:

    Metakognitif self management, yakni kecerdasan yang mengharuskan siswa agar bisa mengontrol dan mengatur  pertumbuhan keterampilan berpikir dan kognisi yang mereka miliki secara mandiri.

    Metakognitif self assessment, yakni kecerdasan untuk menilai diri sendiri. Di mana seseorang bisa menakar apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.

Peranan Metakognisi dalam Pembelajaran

Berdasarkan pemaparan di atas bahwa metakognisi merupakan kapabilitas belajar siswa dalam memahami bagaimana cara belajar yang efektif untuk meraih kesuksesan belajar.

Terdapat pula beberapa pertimbangan kegiatan yang dapat dilakukan agar metakognitif siswa bisa berkembang, ini bersumber pada (Taccasu Project, 2008).


    Mambangun suatu strategi secara terencana dan runtut dalam aktivitas pembelajaran.

    Menganalisa kelemahan dan manfaat mengenai aktivitas belajar.

    Membuat rencana belajar mandiri sesuai dengan kebutuhan dan kesibukan siswa di rumah dan di sekolah.

    Menganalisa dan memakai pengalaman di kehidupan nyata untuk bahan referensi belajar.

    Menggunakan akses teknologi terkini (seperti smartphone dan internet) sebagai sarana dan sumber belajar.

    Membimbing dan melaksanakan diskusi sebagai sarana untuk menghasilkan solusi.

    Memanfaatkan sumber pengetahuan dari orang-orang yang berpengalaman dalam suatu bidang.

    Mengetahui sebab-sebab pendukung dalam kesuksesan belajar.

Dengan memahami poin-poin di atas aktivitas belajar bisa dilaksanakan dengan maksimal. Sebab dengan beberapa poin di atas siswa bisa tahu “belajar cara belajar” atau learning how to learn, sehingga siswa bisa lebih efisien dalam menyerap ilmu pengetahuan.

Dalam teori Kecerdasan Majemuknya, Howard Gardner tidak menyebutkan bahwa setiap pembelajar hanya memiliki satu tipe kecerdasan: logis-matematis, eksistensial, naturalis, interpersonal, intrapersonal, musikal, verbal-linguistik, spasial-visual, atau kinestetik-jasmani. Melainkan, ada kecenderungan bahwa satu tipe kecerdasan lebih menonjol daripada yang lain.

Bahwa kecerdasan majemuk siswa berupa rentangan, artinya guru tidak terpaku pada satu tipe kecerdasan tertentu dalam mengajar di kelas. Bahkan, beberapa strategi mendasar berikut ini dapat diterapkan agar pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan dapat berjalan efektif.

1. Pengulangan dalam Penanaman dan Pemahaman Konsep

Penanaman dan pemahaman konsep dapat dilakukan melalui berbagai jenis aktivitas di kelas. Misalnya, siswa dengan logis-matematis yang kuat biasanya dapat mengerjakan soal-soal pecahan dengan mudah. Sedangkan siswa dengan kecerdasan musikal yang menonjol akan dapat dengan mudah memahami bahwa not seperempat dan not seperdelapan sama-sama diperlukan untuk menghasilkan irama yang tepat.

Guru dapat menggunakan baik latihan soal maupun tepuk tangan dalam menanamkan konsep penambahan pecahan. Kedua aktivitas tersebut, bila dikerjakan berulang, mampu mengakomodasi kebutuhan siswa dengan kecerdasan logis-matematis dan musikal dalam pelajaran Matematika

2. Segarkan Suasana Kelas dengan Aktivitas yang Bervariasi

Dalam memahamkan konsep, mudah sekali bagi guru untuk fokus pada tujuan sehingga mengabaikan cara yang ditempuh. Maka, metode pengajaran yang sama, misalnya dengan menggunakan lembar kerja, seringkali tanpa sengaja digunakan terus menerus dan berulang. Padahal, siswa dapat mengalami kebosanan bila harus mengerjakan lembar kerja sepanjang waktu, setiap hari.

Disisi lain, metode mengajar yang terus berganti secara dinamis dapat mengakomodasi lebih banyak siswa karena kecerdasan majemuk mereka pun berbeda. Misalnya, peregangan ringan di samping meja siswa dapat digunakan untuk mengawali kelas dan mengakomodasi kebutuhan siswa dengan kecerdasan kinestetik-jasmani yang menonjol. Suasana kelas pun akan senantiasa terasa segar.

3. Pengelolaan kelas Disesuaikan dengan Kecerdasan Majemuk Siswa

Sembilan tipe kecerdasan manjemuk dalam teori Gardner merupakan sembilan peluang guru dalam mengelola kelas. Pengelolaan pengajaran di kelas yang tepat sangat mendukung suksesnya belajar siswa.

Misalnya, siswa dengan kemampuan spasial-visual yang baik akan mudah belajar suatu konsep melalui gambar. Siswa yang lebih menonjol kemampuan verbal-linguistiknya dapat mempelajari konsep dengan baik melalui membaca dan menulis. Sedangkan diskusi kelas akan sangat membantu siswa dengan kecerdasan interpersonal yang kuat.

4. Integrasi Penilaian, Penilaian yang Majemuk

Pengukuran keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai metode. Lebih baik lagi bila metode tersebut mampu mencerminkan kecerdasan majemuk siswa, seperti tes tulis, tes lisan, karya seni, dan lain sebagainya.

Misalnya, siswa SMK mendapat tugas untuk merakit sebuah mesin lengkap dengan buku manual cara kerja mesin tersebut. Pembuatan mesin itu sendiri merupakan wujud dari kecerdasan kinestetik-jasmaninya. Sedangkan penyusunan diagram dan instruksi pada buku manual menunjukkan kecerdasan verbal-linguistik dan spasial-visualnya.

Pada contoh diatas, siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari suatu konsep dan mengembangkan tiga tipe kecerdasan majemuknya. Sementara itu, guru dapat menilai tingkat pemahaman konsep siswa dari kelengkapan dan akurasi buku manual yang telah dibuat.

Tak rumit untuk menyertakan ragam kecerdasan majemuk dalam pemilihan metode pengajaran dan pengelolaan kelas. Bahkan, tipe-tipe kecerdasan majemuk dapat digunakan sebagai acuan penilaian.


Disadur dari: https://education.seattlepi.com/multiple-intelligence-theory-students-2149.html

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Advertisement

Advertisement