Advertisement

Pelajaran dari setiap takdir Ilahi

MENDAPAT PELAJARAN DARI SEMUA KEADAAN YANG DIHADIRKAN ALLAH


Sobat Saef,Terjadinya aksi anarkis dan penjarahan yang mengiringi demonstrasi di beberapa daerah menciptakan citra negatif. Tindakan destruktif ini sengaja dilakukan untuk merusak reputasi demonstrasi damai, sehingga masyarakat umum melihat demonstran sebagai perusuh, bukan sebagai penyampai aspirasi. Emosi kolektif yang dipicu oleh kondisi sosial-ekonomi seperti, kezaliman,  ketidakadilan, korupsi, kolusi, nepotisme dan kesenjangan ekonomi dapat menjadi pemantiknya.

Sobat, Allah Azza wa Jalla memutar musibah dan nikmat, kesempitan dan kelapangan, kesedihan dan kegembiraan, kegagalan dan kesuksesan, kemiskinan dan kekayaan, kekalahan dan kemenangan dalam bioritme kehidupan kita.

Semua ini diberlakukan untuk mendinamisasi kehidupan, agar kita bisa belajar dari pengalaman hidup dan merasakan beragamnya keadaan. Sehingga kita menjadi pribadi yang matang, tangguh dan tegar di atas nilai-nilai kebenaran, bagaimanapun keadaannya.

Sobat, Sesuai _iradah_ (kehendak) Allah Azza wa Jalla, saat gagal kita bisa mengetahui bagaimana rasa kegagalan dan bagaimana menyikapi kegagalan sebagaimana diajarkan Islam. Demikian pula saat mendapatkan kesuksesan. “Dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman”.

Saat mendapat kekalahan, kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dan menunjukkan akhlak Muslim saat mendapat kekalahan. Saat mendapat kemenangan, kita bisa menunjukkan akhlak Muslim sebagai pemenang, di samping mendapat banyak pelajaran.

Gagal dan sukses, kalah dan menang sudah menjadi _iradah_-Nya dalam kehidupan. Tapi yang paling penting tetap berada di jalur yang benar dan tidak menyimpang dari ajaran-ajaran Islam, baik saat kalah atau menang, saat gagal atau sukses.

Dengan demikian, semua keadaan yang kita alami  menjadi kebaikan bagi kita. Inilah keunggulan yang membedakan kita sebagai seorang Muslim dari orang lain. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan kekaguman dan apresiasinya kepada sikap seperti ini dalam sabdanya,

" عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ ؛ إِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ ؛ حَمِدَ اللَّهَ وَشَكَرَ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ ؛ حَمِدَ اللَّهَ وَصَبَرَ، فَالْمُؤْمِنُ يُؤْجَرُ فِي كُلِّ أَمْرِهِ، حَتَّى يُؤْجَرَ فِي اللُّقْمَةِ يَرْفَعُهَا إِلَى فِي امْرَأَتِهِ "

“Saya kagum kepada orang Mukmin: Jika mendapat kebaikan, ia memuji Tuhannya dan bersyukur. Jika mendapat musibah, ia memuji Tuhannya dan bersabar. Orang Mukmin diberi pahala dalam semua urusannya, hingga diberi pahala pada suapan makanan yang diberikannya ke mulut istrinya”. (Musnad Ahmad, 1492)

Sobat Saef, Pastikanlah bahwa kita mendapat pahala dan pelajaran dari semua keadaan yang dihadirkan Allah Azza wa Jalla dalam kehidupan kita. Jika tidak, berarti kita merugi besar.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa pandai bersyukur dan bersabar dalam setiap keadaan untuk meraih ridhaNYA. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Advertisement

Advertisement