Madharat VS Maslahat mana dulu
MENGHINDARI KEMUDHARATAN LEBIH DIUTAMAKAN KETIMBANG MENDATANGKAN KEMASLAHATAN
Sobat saef, Allah Azza wa Jalla sengaja menciptakan keberagaman agar manusia saling menghormati dan menghargai, dan inklusivitas menjadi keharusan. Ada beberapa prinsip yang selalu diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya untuk membangun Islam yang _rahmatan lil alamin..._
Pertama, at-tawassuth atau sikap di tengah-tengah, moderat, mendamaikan, mengharuskan umat Islam menjadi panutan atau ukuran penilaian atas sikap dan perbuatan.
Kedua, at-tawazun atau seimbang dalam segala hal.
Ketiga al-i'tidal yakni tegak lurus atau adil karena Islam datang untuk menyamakan kedudukan manusia dalam peradilan dan hukum.
Keempat, At-tasamuh atau toleransi. Menghargai perbedaan dan menghormati orang yang memiliki prinsip hidup tidak sama. Namun, bukan berarti _tasyabbuh_ (menyerupai), mengakui atau meneguhkan keyakinan yang berbeda. Sebagaimana sabda Rasulullullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka."
(HR. Ahmad No. 250 dan Abu Daud No.4031)
Prinsip kelima At-ta'awun yaitu tolong-menolong.
Keenam adalah akhlakul karimah atau berakhlak yang baik dalam berinteraksi dengan orang-orang yang sejalan maupun berselisih pendapat.
Agama Islam merupakan agama damai yang memiliki karakter anti kekerasan dan anti kerusakan. Sikap anarkisme bukanlah cerminan agama Islam, karena hal itu sama saja menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Padahal segala perbuatan yang menjatuhkan diri dalam kebinasaan itu dilarang oleh Allah Azza wa Jalla, sebagaimana firman-Nya,
وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik".(QS. Al Baqarah: 195)
Beriman perlu nalar ilmu, sebagaimana ilmu perlu nalar iman. Jangan sekali-kali kita memisahkan keduanya. Jika itu terjadi maka akan berbuah bencana bagi agama dan masyarakat. Hal ini juga mendasarkan pada dalil _Darul mafasid muqaddamun 'ala jalbil mashalih_ (menghindari kemudharatan lebih diutamakan ketimbang mendatangkan kemaslahatan).
Semoga Allah Azza Wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita tetap istiqamah senantiasa dapat memetik hikmah dari _ayat-ayat Kauniyah-Nya_, mengindar dari menjatuhkan diri dalam kebinasaan dan senatiasa berbuat baik untuk meraih ridha-Nya.
