Advertisement

Contoh Skripsi dan Tesis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan jumlah Madrasah Tsanawiyah yang amat pesat pada lima tahun terakhir menunjukkan, bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan kebutuhan pendidikan di Kabupaten Gresik cukup membanggakan, akan tetapi kesadaran masyarakat ini ternyata tidak diimbangi dengan keberadaan perekonomian. Kenaikan harga BBM yang dikhawatirkan akan menurunkan kemampuan daya beli penduduk miskin. Juga dikhawatirkan dapat menghambat upaya penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, karena penduduk miskin akan semakin sulit memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. .Oleh karena itu harapan satu-satunya adalah pada pemerintah, sebagai penanggung jawab keberadaan pendidikan di daerahnya. Ironisnya fenomena ini dibarengi oleh penurunan kemampuan fiskal pemerintah, padahal kewajiban pemerintah terhadap pendidikan terutama program wajib belajar sembilan tahun harus dapat diatasi. Hal itu menyebabkan program perluasan kesempatan belajar dan peningkatan kualitas layanan pendidikan menjadi bersinggungan dengan program pemerintah lainya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dengan keterbatasan anggaran pemerintah harus tetap mengutamakan programnya pada sektor pendidikan, daripada program lainya.
Perhatian pemerintah terhadap pendidikan, terutama Madrasah Tsanawiyah, memang harus diutamakan, karena UUD 45 maupun UU Sisdiknas mengharuskan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, khususnya wajib belajar sembilan tahun. Salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kewajiban ini adalah dengan mengalokasikan dana BOS, insentif guru, buku perpustakaan, bantuan sarana fisik dan lain sebagainya. lebih ekstrim lagi, UU Sisdiknas mewajibkan anggaran pendidikan harus mencapai 25 % dari total anggaran setelah dipotong belanja pegawai, paling lambat tahun 2010.
Di Kabupaten Gresik dalam rangka menyambut amanah UU tersebut diberlakukan sistem bertahap sejak 2004, sehingga pada anggaran tahun 2006 saja Dinas Pendidikan menyerap 62 milyar atau 16% dari APBD dan tahun 2007 dianggarkan 68 milyar atau 17% dari APBD dengan tujuan agar sudah tidak ada lagi anak yang tidak melanjutkan sekolah, atau layanan pendidikan yang tidak berkualitas baik pada sisi fisik maupun non fisik, maka tidaklah mengherankan jika program perluasan kesempatan belajar dan peningkatan kualitas layanan pendidikan di Kabupaten Gresik mendapatkan prioritas lebih besar dibanding dengan program pemerintah lainya, sebagai wujud implementasi Wajar 9 tahun.
Bila berbicara tentang bentuk pendidikan, maka yang terlintas pada benak kita adalah dua hal; pertama, bentuk pendidikan dilihat dari internal organisasi kedua, dilihat dari proses pendidikan, dan dari bentuk yang kedua ini akan muncul banyak sekali macamnya, di antaranya peningkatan kualitas pendidikan yang akan coba kita ungkap dalam penelitian ini.
Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan – khususnya di Indonesia yaitu :
1- Faktor Internal: meliputi jajaran pendidikan baik itu departemen pendidikan nasional, dinas pendidikan daerah dan juga sekolah yang berada di garis depan dalam hal ini, interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senatiasa selalu terjaga dengan baik
2- Faktor Eksternal: adalah masyarakat pada umumnya, di mana masyarakat merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai obyek daripada pendidikan.
Dari dua faktor di atas, dapat diketahui bahwa peningkatan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh dua hal, jika berpijak pada faktor internal maka disitu ada dua struktur yang saling mempengaruhi yaitu departemen pendidikan dan sekolah yang melaksanakan pendidikan, yang seharusnya dua-duanya harus saling mendukung. Jika dilihat dari faktor eksternal maka, ada dua struktur juga, antara masyarakat sebagai kolektivitas dan lembaga pendidikan sebagai individualitas. Dalam buku Hermeneutikan dan Fenomologi dari Teori ke Praktek disebutkan, kualitas struktur juga menjelaskan adanya saling hubungan antara kolektivitas dengan individualitas, antara masyarakat dengan warganya sebagai subyek pelaku, sebagai contoh apa saja hak dan kewajiban warga terhadap masyarakat, sebaliknya, apa hak dan kewajiban masyarakat terhadap warganya. Masyarakat dan warga, lembaga dan anggotanya saling membutuhkan, ada mutual dependent antar kolektivitas dengan individualitas.
Pendidikan merupakan sistem sosial, yang mana pendidikan tidak akan berkembang jika tidak ada dukungan antara pihak satu dengan pihak yang lainya, dalam hal ini pemerintah dengan sekolah, dan atau sekolah dengan masyarakat, Peter Worsley dalam bukunya Introducing Sociology mengatakan : The study of this aspect of education is the study of the education as a social system. We mean by ‘ social system’ the internal organization and processes of education analysed as a coherent unit distinguishable from other part of society. Artinya; pendidikan pada aspek ini adalah sebagai sistem sosial. ‘social system’ dapat diartikan sebagai organisasi dan proses-proses internal dalam pendidikan sebagai unit. Yang dapat membedakanya dari bagian sosial lainya. Jadi esensi hubungan sekolah-masyarakat adalah untuk meningkatkan keterlibatan, keperdulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat terutama dukungan moral dan finansial. Dalam arti yang sebenarnya .
Paling tidak dalam upaya perluasan kesempatan belajar dan peningkatan kualitas layanan pendidikan di Kabupaten Gresik ada tiga esensi yang menjadi titik perhatian yaitu; sisi siswa (pemenuhan kebutuhan biaya pendidikan), sisi guru (peningkatan kesejahteraan dan kemampuan guru), dan sisi fasilitas (bantuan pembangunan fisik maupun sarana pendidikan lainya). Meskipun belum mampu mencukupi kebutuhan semuanya, namun setidaknya sudah meringankan beban wali murid dan kebutuhan guru.
Semangat Pemerintah Kabupaten Gresik dalam hal perluasan kesempatan pendidikan dan kualitas layanan pendidikan tidak terbatas hanya di tingkat sekolah negeri namun meliputi sekolah swasta, baik formal maupun nonformal secara seimbang. Prinsip pemerintah ini merupakan wujud keadilan distribusi yang dikembangkan oleh Pemerintah Gresik dalam rangka merealisasikan pola pembangunan yang bertumpu pada prinsip membangun Desa Menata Kota, dan Mewujudkan Cita-cita Warga. Dengan demikian yang dapat merasakan pemerataan pendidikan adalah masyarakat secara umum dan utuh tanpa pandang bulu, baik sekolah atau guru, baik negeri maupun swasta mendapat kesempatan yang sama.
Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar, pada lima tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang cukup signifikan dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini terbukti dari kemampuan madrasah dalam memberikan kesempatan belajar kepada keluarga miskin dan kurang mampu serta siswa yang berprestasi di lingkungan sekitar, dengan memberikan beasiswa penuh atau setengahnya guna meringankan biaya pendidikan dan beban yang harus ditanggung oleh orang tua. Kemajuan madrasah ini juga dapat dilihat dari semakin tingginya usaha yang dilakukan oleh pihak pengelola madrasah dalam melakukan usaha peningkatan kualitas layanan pendidikan di madrasahnya dengan melengkapi sarana serta prasarana yang ada dan memilihkan pengajar/ pendidik, pegawai administrasi serta pembantu umum dari orang-orang yang kompeten di bidangnya. Berikut adalah tabel I gambaran dari sebagian guru dan mata pelajaran yang diajarkan :











TABEL I
Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran Yang diajarkan
Mts. Ihyaul Ulum Dukun Gresik Tahun Ajaran 2008/2009
NO NAMA JABATAN IJASAH TERAHIR JURUSAN MP.YANG DIAJARKAN
1 Zainul Arifin Guru S1 PAI Aqidah Ahlak
2 Luklukatul M. Guru S1 B. Indo B. Indonesia
3 Zarul Khozin Guru D2 Fisika IPA
4 Zainul Ma’arif Guru S1 PPKN PPKN
5 Suwadi Guru S1 Matematika Matematika
6 Sunyoto Djawi Guru S1 B. Inggris Bhs.Inggris
7 Abdur Rohim Guru S1 Biologi IPA
8 M. Mahdi Guru S1 Geografi IPS
9 Imam Ghozali Guru S1 Sastra arab Bhs. Arab
10 M. Dlofir Guru S1 PDU Penjaskes
11 Andi Salam Guru S1 PAI Quran Hadits
12 Maziyah Ms. Guru D3 PAI SKI
13 Moh. Arif Guru S1 PAI Fikih

MTs. Ihyaul Ulum memiliki gedung baru dengan 12 lokal untuk kelas belajar, sebagaimana keterangan yang diberikan oleh KH. Sa’dan Maftuh BA. Ia juga mengatakan bahwa selain pembangunan sarana fisik, sarana dan prasarana lain yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan pihak madrasah juga melengkapi kelas dengan audio visual (televisi, VCD dan Sound), perpustakaan pun dilengkapi dengan aneka macam buku, baik buku mata pelajaran maupun buku-buku bacaan umum.
Kondisi inilah yang cukup menarik untuk diteliti, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardjono bahwa faktor input dari komponen kualitas sekolah adalah besarnya kelas sekolah, guru, buku pelajaran, situasi belajar mengajar dan kurikulum, manajemen sekolah, dan lingkungan keluarga. Adapun proses serta out-put pendidikan yang menjadi indikator kualitas pendidikan adalah partisipasi sekolah, efisiensi internal, prestasi belajar kognitif dan afektif.
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka timbul satu pertanyaan, apakah kemajuan yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum ada kaitanya dengan bantuan pemerintah yang telah diberikan?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu diadakan penelitian.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah peningkatan kualitas layanan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun Gresik. Agar pelaksanaan penelitian ini lebih fokus dan lebih akurat sesuai dengan yang diharapkan dan menjadi tujuan penelitian ini, maka permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Bagaimanakah keberadaan layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik ?
2. Bagaimanakah upaya Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun dalam memanfaatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Gresik terkait dengan dana yang telah diterima.
3. Apakah adanya bantuan pemerintah mampu meningkatkan kualitas layanan pendidikan di MTs Ihyaul Ulum Dukun Gresik.
4. Apakah kendala dan solusi yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun Gresik dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan.

C. Penjelasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami penelitian ini, disini akan dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah yang digunakan secara operasional dalam penelitian ini:
1. Keberadaan layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik, di dalamnya akan dibahas tentang, pendidikan guru dan karyawan, serta kesejahteraan guru.
2. Upaya Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun Gresik dalam memanfaatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Gresik terkait dengan dana yang telah diterima. Maksudnya adalah upaya-upaya yang telah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan (masih menjadi program) pihak madrasah dalam kaitanya dengan pemenfaatan bantuan yang telah diterima dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah.
3. Apakah adanya bantuan pemerintah mampu meningkatkan kualitas layanan pendidikan di MTs Ihyaul Ulum. Maksudnya adalah apakah bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada MTs Ihyaul Ulum Dukun Gresik benar-benar dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan di MTs. Tersebut
4. Kendala dan solusi yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun Gresik dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Di dalamnya akan dibahas tentang beberapa kendala yang dihadapi oleh MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik terkait dengan peningkatan kualitas layanan pendidikan yang diberikan, misalnya apabila terjadi disfungsional pada guru, pegawai administrasi dan pembantu umum serta solusi yang diberikan.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tri darma perguruan tinggi dalam bidang penelitian dan sumbangsih terhadap kebijakan pemerintah terhadap pendidikan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan:
1. Mendapatkan gambaran tentang layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik.
2. Mengetahui manfaat dan ketepatan program bantuan pemerintah terhadap peningkatan kualitas layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik.
3. Memperoleh data tentang perkembangan dan peningkatan layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
4. Memperoleh gambaran tentang beberapa kendala yang dihadapi oleh MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik terkait dengan peningkatan layanan pendidikan serta solusinya.

E. Manfaat hasil penelitian
1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam rangka membangun model pendidikan menengah yang berkualitas di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
2. Bermanfaat sebagai data awal untuk evaluasi, dalam rangka merumuskan kebijakan pemerintah lebih lanjutnya.
3. Bermanfaat sebagai acuan untuk perkembangan dan peningkatan layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik.

F. Kajian Pustaka
Pembahasan dan kajian tentang layanan pendidikan telah banyak dibahas dalam buku atau tesis, akan tetapi belum ada satupun buku atau tesis yang secara spesifik membahas tentang peningkatan kualitas layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik.
Adapun buku-buku maupun media yang berhubungan dengan layanan pendidikan dan penelitian yang dilakukan di Mts. Ihyaul Ulum Dukun antara lain :
1- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik, Profil Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik Tahun 2006/2007. Buku ini berisikan tentang Misi Dinas Pendidikan dan kebudayaan, kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Program kerja yang berhubungan dengan pemerataan kesempatan belajar, penuntasan wajib belajar sembilan tahun serta peningkatan kualitas dan relevansi yang dilaksanakan di Kabupaten Gresik.
2- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik 2004, Grand Policy Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik Tahun 2005 – 2014. Buku ini berisikan tentang; Profil pendidikan Kabupaten Gresik, kebijakan Pemerintah Kabupaten Gresik jangka panjang, menengah dibahas juga di dalamnya tentang analisis kebutuhan pendidikan, serta program pendidikan dan kebudayaan.
3- Departemen Pendidikan nasional 2001, Manajemen peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana cara memandirikan/memberdayakan sekolah. Buku ini terdiri atas empat bagian, yaitu bagian pertama berjudul konsep dan pelaksanaan, bagian kedua pedoman penyusunan proposal, bagian ketiga panduan monitoring dan evaluasi program, dan bagian keempat rintisan program.
4- Ginanjar, Kartasasmita, Pembangunan Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta 2002. Buku ini menawarkan tentang, bentuk-bentuk dan cara-cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam kaitanya dengan peningkatan kualitas layanan pendidikan yang ada di Indonesia, dibahas juga di dalamnya tentang jenis-jenis bantuan pemerintah yang telah dilaksanakan dalam kaitanya dengan peningkatan kualitas layanan pendidikan tersebut.
5- Furchan Arif, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia (anatomi keberadaan madrasah dan PTAI). Buku ini menawarkan berbagai variasi topik seputar strategi pengembangan kualitas madrasah dan perguruan tinggi Islam. Salah satu hal menarik yang ditawarkan dalam buku ini adalah integrasi konsep manajemen dalam peningkatan mutu layanan madrasah. Secara umum buku ini menyampaikan pesan bahwa pengelompokan lembaga pendidikan Islam,(madrasah) harus ditransformasikan lebih kontributif sehingga tune in dengan kebutuhan masyarakat.
6- Sidi Indra Jati, Menuju masyarakat Belajar Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Buku ini memberikan inspirasi konsep dan pelaksanaan pendidikan di sekolah-sekolah dan luar sekolah, juga menjadi kritik bagi keadaan pelaksanaan pendidikan di negeri ini, di dalamnya juga berisi bagaimana seharusnya pelaksanaan pendidikan dijalankan, standar manusia unggul, ide otonomisasi pendidikan, paradigma baru pendidikan dan lain sebagainya.
7- Www. Wikipedia Indonesia. Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. Di dalamnya membahas tentang bentuk-bentuk pendidikan di negara Indonesia, dibahas pula di dalamnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia.
8- Rosyidah Inayatur, Pengaruh Reinforcement (pemberian penguatan) terhadap motivasi belajar Pendidikan Islam siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun Gresik. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang keberadaan penguatan pembelajaran dari guru MTs. Ihyaul Ulum, keberadaan motivasi guru terhadap siswa di MTs. Ihyaul Ulum, serta di jelaskan di dalamnya bahwa penguatan pembelajaran yang diberikan oleh guru di MTs. tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa disana.

G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari tempatnya, penelitian ini disebut penelitian kancah (lapangan). Ditinjau dari pelaksanaanya, penelitian ini termasuk jenis penelitian non experimental (dilakukan tanpa experimen). Dilihat dari datanya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif (Descriptive research) karena mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat sistematis dan akurat . Salah satu langkah yang harus ditempuh oleh peneliti ketika melakukan penelitian adalah, mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, tehnik sampling, menentukan instrumen pengumpulan, dan menganalisa data . Dilihat dari fokusnya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif (qualitative research), karena tujuanya adalah memahami fenomena sosial bukan sekedar menjelaskanya.
2. Jenis Data
Data adalah pencatatan peneliti, baik berupa fakta atau langka. Adapun data primer dari penelitian ini adalah hasil wawancara secara langsung kepada Kepala Madrasah, Waka Kurikulum, kesiswaan, Tata Usaha, pegawai, , siswa/siswi dan wali murid. Dokumen-dokumen dan buku panduan tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS), BOS buku, buku tentang layanan pendidikan. Serta pendapat para pakar berkaitan dengan layanan pendidikan dan BOS serta BOS buku yang ada dalam jurnal, makalah, majalah, dan surat kabar Merupakan data sekunder.
3. Sumber Data
Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh. sumber data didefinisikan sebagai benda, hal atau orang, tempat peneliti mengamati, membaca dan bertanya tentang data.
Adapun sumber data dari penelitian ini adalah kepala sekolah, komite sekolah, pegawai administrasi dan pembantu umum, dokumentasi/catatan yang ada, siswa, wali murid dan staf guru MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik. Penulis memilih mereka karena merekalah orang-orang yang paling paham dengan kondisi madrasah.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik Pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
a- Wawancara, untuk mengumpulkan data melalui lisan, secara mendalam dari kepala sekolah, siswa, kommite sekolah, guru, dan karyawan-karyawan lainya untuk memperoleh data tentang obyek penelitian dan kegiatan yang berhubungan dengan upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik.
b- Studi dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang materi. di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti, buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Menurut Arikunto, metode ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang kepengurusan, program kerja, inventarisasi dan lain-lain. caranya dengan mencatat semua informasi atau data-data laporan dari dokumen-dokumen serta kegiatan yang terjadi di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik.
c- Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Metodology Research I observasi adalah, pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini didapat dengan mudah dan sederhana karena tidak begitu banyak menuntut obyek yang diobservasi, sehingga aktifitas-aktifitas terletak pada observer itu sendiri, sebagai sumber data dari metode ini adalah lokasi, sarana prasarana, pelayanan guru dan siswa, serta inventarisasi yang dimiliki oleh MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik.
Metode observasi yang dimaksud adalah observasi dalam pengertian sempit, yakni mengamati secara langsung kepada obyek dan juga mencatat hal-hal yang terdapat pada obyek itu sendiri , di antaranya adalah data-data tentang lokasi gedung sekolah, sarana prasarana dan perlengkapan yang ada di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi non partisipan, di mana observer hanya berperan sebagai pengamat saja tanpa mengambil bagian/melibatkan diri di dalamnya.
5. Keabsahan Data atau Konsep Kebenaran
Dalam metodologi penelitian sering diperkenalkan konsep obyektivitas, realibilitas, dan validitas. Dasar berfikir posivistik dalam upaya mencari kebenaran dilandaskan pada besar kecilnya frekuensi kejadian atau variasi obyek. Dalam positifisme, pengujian ketiganya melandaskan pada dua hal tersebut, dan ketiganya dipakai sebagai ukuran apakah sesuatu penelitian itu berkualitas tinggi atau tidak . Data yang penulis pakai berasal dari wawancara yang penulis lakukan terhadap Kepala MTs. Waka-waka, TU serta siswa dalam bentuk rekaman Video mini divi, juga foto copy data2 yang ada di MTs. Ihyaul Ulum

H. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam tesis ini diklasifikasikan menjadi lima bab yang terbagi menjadi sub-sub bab yang saling berkaitan, sehingga antara yang satu dengan yang lainya tidak dapat saling melepaskan, hal ini dimaksudkan agar permasalahan-permasalahan yang dirumuskan dapat terjawab secara tuntas, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut;



BAB I: Pada bab ini dipaparkan hal-hal yang melatar belakangi diadakanya Penelitian ini, di dalamnya dibahas tentang permasalahan yang ada di madrasah- madrasah maupun Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kabupaten Gresik serta kondisi pendidikan yang ada di dalamnya penulis dalam hal ini mengambil studi kasus di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik, tujuan penelitian menjadi bahasan selanjutnya. Metode penelitian dirancang sedemikian rupa berdasarkan permasalahan yang akan diteliti. Kemudian, sistematika pembahasan dikemukakan, dengan tujuan untuk memudahkan penulisan.

BAB II: Fokus bahasan dalam bab ini pada kajian teori. di dalamnya diuraikan tentang isu layanan pendidikan, efek layanan kualitas pendidikan terhadap prestasi belajar, gaji guru dan kualitas layanan pendidikan, serta dijelaskan pula dalam bab ini tentang program BOS serta pendamping BOS yang ada di Kabupaten Gresik.

BAB III: Dalam bab ini secara khusus dipaparkan tentang data-data di lapangan dan temuan temuan dalam penelitian ini. Dalam hal ini akan dipaparkan tentang gambaran secara umum tentang MTs Ihyaul Ulum Dukun Gresik kondisi fisik dan lingkunganya. dibahas juga dalam bab ini tentang keberadaan layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum, Upaya madrasah dalam memanfaatkan bantuan pemerintah, peningkatan kualitas layanan di MTs. Ihyaul Ulum setelah adanya bantuan, dan di akhir dibahas tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala MTs. Ihyaul Ulum serta solusinya.

BAB IV: Pembahasan dari paparan dan temuan yang telah berhasil dihimpun dianalisa dalam bab ini poin-poin yang akan dibahas adalah keberadaan layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum, Upaya madrasah dalam memanfaatkan bantuan pemerintah, peningkatan kualitas layanan di MTs. Ihyaul Ulum setelah adanya bantuan, serta beberapa kendala yang dihadapi sekolah ini, apabila terjadi disfungsional pada SDM (guru, pegawai, dan karyawan), sekaligus usaha-usaha yang sudah dan sedang dilakukan untuk mengatasinya.

BAB V: Pada bagian ini penelitian di akhiri dengan penutup yang berisi kesimpulan dan jawaban atas masalah-masalah penelitian yang diajukan serta saran-saran konstruktif.




BAB II
LANDASAN TEORI
A. Isu Kualitas Layanan Pendidikan
Persoalan layanan pendidikan sebenarnya sangat bergantung pada kesejahteraan, menejemen sekolah, profesionalitas guru, dan kondisi sarana-prasarana sekolah. Keempat faktor ini secara ekstrim dalam suatu teori layanan masyarakat merupakan pilar pokok yang akan mampu melahirkan sebuah kepuasan bagi konsumen pendidikan itu sendiri, sebab kita tidak bisa memungkiri bahwa pendidikan merupakan sebuah jasa membentuk kepribadian dan perkembangan intelektual anak didik, sehingga pelaku jasa keberadaannya sangat menentukan out put yang dihasilkannya.
Kepala sekolah dan staf, guru keberadaannya dituntut untuk profesional di bidangnya. Makna profesional di bidangnya berarti sudah tidak ada lagi kepala sekolah, guru dan staf yang tidak layak secara formal (ijasah), maupun penguasaan pekerjaan yang menjadi tugasnya ataupun penguasaan materi pelajaran, hal ini bisa terjadi dengan adanya tuntutan penyetaraan guru dan pelatihan tata usaha sekolah serta pustakawan sudah dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga swasta lainnya.
Namun apakah setelah adanya peningkatan kemampuan tersebut sudah diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan mereka, adalah sebuah pertanyaan yang sampai saat ini sulit dijawab. Presiden Abdurahman Wahid (1999), salah satu kebijakannya adalah meningkatkan gaji PNS dan TNI Polri sampai 100% agar mereka serius pada pekerjaannya, ini merupakan jawaban tentang mahalnya pendidikan padahal itu baru PNS belum tenaga swasta, sehingga jika mahalnya biaya pendidikan telah dipenuhi, maka akan dapat mengurangi tingkat droup out dan meningkatkan kesejahteraan, dan pada akhirnya akan meninngkatkan kualitas layanan pendidikan dan out put pendidikan dengan sendirinya.

B. Mutu Layanan Pendidikan Dasar di Kabupaten Gresik
Berbicara tentang pendidikan di Kabupaten Gresik memang agak berbeda dengan daerah lainya, sebab tingkat kesadaran akan pendidikan justru cukup baik dan bahkan sangat fanatik terhadap golongan, dalam hal ini pendidikan NU maupun Muhammadiyah dan pendidikan pesantren cukup subur dan berkembang sampai sekarang, pendidikan yang berbau sekolah negeri itu baru tahun 90-an bahkan 2000-an baru dipercaya masyarakat, semua itu terjadi akibat adanya penurunan sosial ekonomi masyarakat setelah krisis moneter.
Keunikan inilah yang melahirkan kebijakan tentang pendidikan di Gresik tidak bisa disamakan dengan daerah lain, karena peran lembaga pendidikan swasta justru sangat menentukan keberhasilan pendidikan di kabupaten Gresik.
Begitu juga tentang layanan pendidikan, angka mengulang dan putus sekolah cukup rendah, masing-masing 0,13% dan 0,74% sedangkan angka kelulusan bagi siswa kelas IX yang mengikuti ujian sebesar 99,9% . dan sampai sampai pada tahun ajaran 2006/2007 hanya mencapai 0,32% untuk peserta didik wajar Dikdas 9 tahun . Namun dalam hal layanan pelaksanaan pendidikan sedikit demi sedikit memang sudah teratasi pada sisi sertifikasi, penguasaan materi dan pekerjaanya dengan adanya kuliah penyetaraan maupun pelatihan-pelatihan yang ada, sehingga secara teknis kualitas layanan pendidikan di Gresik sebenarnya sudah cukup baik dan profesional, akan tetapi akibat kurangnya peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan melahirkan sebuah fenomena baru bagi setiap institusi pendidikan yang ada.

C. Efek Kualitas Layanan Pendidikan terhadap Prestasi Belajar
Gedung yang menarik, seragam sekolah, alat olah raga dan kesenian, adalah hal yang bersifat fisik yang mudah diadakan apabila ada dana, yang lebih sukar daripada itu adalah barang nonfisik, seperti kualitas lulusan, ini memerlukan sumber daya manusia yang baik, kepala sekolah, guru, karyawan yang profesional dan input siswa yang baik . Besarnya biaya pendidikan yang dialokasikan kepada murid dalam bentuk peningkatan kesejahteraan guru dan staf ahlinya sangat signifikan dengan peningkatan prestasi belajar murid, daripada besarnya anggaran yang dialokasikan pada pendidikan secara keseluruhan.
Persoalan alokasi dana sangat ditentukan oleh rasionalisasi guru dan murid, karena keduanya sangat berhubungan erat, semakin kecil jumlah murid akan memperbesar alokasi anggaran untuk guru, dan semakin besar jumlah murid akan semakin memperkecil alokasi anggaran murid, adapun rasionalisasi ideal guru dan murid (rombongan belajar = Rombel) adalah 1 : 30 dan maksimal 1 : 40, di bawah maupun di atas rasio tersebut akan melahirkan ketidakseimbangan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Upaya pemerintah dalam memberikan bantuan dana operasional sekolah yang sama terhadap sekolah sangat tidak relevan, jika dicermati dari sisi empirik layanan pendidikan di seluruh tanah air. Fakta menunjukkan betapa senjangnya mutu layanan pendidikan antar sekolah, antar daerah, dan antar wilayah. Sementara layanan pendidikan itu masih senjang. Semangat pemerintah yang tak pernah surut dari tahun ke tahun untuk menjadikan ujian sebagai hajatan nasional mestinya diimbangi dengan semangat membenahi mutu layanan pendidikan yang senjang itu. Kalau tidak, betapa banyak anak didik yang dizalimi.
Sejatinya, bila standar mutu dan kompetensi lulusan pendidikan diukur secara nasional, pemerintah perlu juga membenahi variabel yang berpengaruh pada mutu dan kompetensi. Variabel yang dimaksud adalah guru, fasilitas, dan iklim/lingkungan pendukung. Guru menjadi utama karena merekalah ujung tombak proses belajar mengajar. Selain aspek kompetensi, tak kalah penting adalah kesejahteraan mereka. Fasilitas dan sarana-prasarana pendidikan juga harus dibenahi sehingga hal itu tak lagi menjadi masalah klasik.
Dimana-mana banyak bertebaran bangunan sekolah yang kumuh dan terancam ambruk. Fakta itu sangat kontra dengan bangunan kantor birokrasi yang mengurusi pendikan. Fasilitas birokrasi pendidikan jauh lebih mentereng dibandingkan fasilitas yang berkaitan langsung dengan substansi pendidikan, selain itu, perlu diupayakan agar iklim/lingkungan secara makro menyadari bahwa pendidikan merupakan sektor utama mulai dari skala keluarga hingga skala strategi nasional.

D. Gaji Guru dan Kualitas Layanan Pendidikan
Masalah pembayaran guru merupakan satu hal yang banyak diperdebatkan karena merupakan problema yang menimbulkan perbedaan pendapat berabad-abad lamanya. Diantara para ahli filsafat ahli pikir dan ahli fiqih dalam Islam berbeda pendapat tentang masalah pembayaran gaji guru ini. Salah satu ulama yang memperkuat diperbolehkanya guru menerima gaji adalah Al-Qabisy .
Dalam dimensi operasional terutama jalur sekolah, guru merupakan front terdepan yang berhadapan secara langsung dengan peserta didik melalui interaksi intruksional sebagai wahana terjadinya proses pembelajaran dengan nuansa pendidikan. Kualitas prilaku mengajar dari guru ditentukan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal, seperti tingkat pendidikan, penguasaan subyek, pengalaman, kualitas kepribadian, kualitas kehidupan, sikap dan pandangan lingkungan masyarakat.
Salah satu unsur yang ikut mempengaruhi kualitas guru adalah “Imbalan Jasa“ yang berupa gaji dan tunjangan lainya yang diterima oleh guru, secara asumtif dapat dikatakan secara tidak langsung ada keterkaitan antara gaji guru dengan mutu pendidikan, dalam arti bahwa tinggi rendahnya gaji guru dapat mempengaruhi mutu pendidikan, beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan kecenderungan akan hal itu.
Hal ini sejalan dengan berbagai temuan penelitian yang menyatakan bahwa terdapat keterkaitan yang kuat antara kualitas guru beserta kesejahteraanya dengan mutu hasil pendidikan yang dinyatakan dengan prestasi belajar siswa. Salah satu contoh adalah studi yang dilakukan oleh Linda Darling-Hammond diperoleh kesimpulan bahwa kualitas profesional guru merupakan prediktor yang paling kuat terhadap prestasi belajar siswa sebagai indikator hasil pendidikan. lebih jauh upah dalam kriteria Gleen Langford menempati urutan pertama, karena menurutnya ia merupakan sesuatu yang paling utama, dengan upah seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan primer. Kebutuhan primer manusia seperti makan, minum, dan perumahan terabaikan akan bisa membuat manusia tidak konsentrasi, dan tidak serius dalam menunaikan pekerjaanya. Upah yang seimbang akan mampu memberi motivasi seseorang untuk bekerja maksimal, disamping itu manakala upah terabaikan dalam satu organisasi sering terjadi gejolak dan kelesuan kerja . Bahkan Qodry Azizi mengatakan dalam bukunya; "salah satu faktor kegagalan pendidikan kita adalah bahwa guru kita diberlakukan sebagai alat birokrasi, kalau terjadi ketidakprofesionalan guru karena guru kita menjadi korban politik waktu itu. Upaya yang harus dilakukan adalah mengembalikan posisi guru ke tempat yang seharusnya, sesuai dengan peran guru. Jadi, idealnya ada timbal balik: tuntutan guru seperti yang semestinya, Namun nasib guru juga harus diperhatikan.

E. Program Bantuan Operasional Sekolah dan Program Pendamping Bantuan Operasional Sekolah.
1. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Agar pelaksanaan PKPS-BBM dan masyarakat memahami program BOS dengan benar maka dalam bab ini penulis juga akan menguraikan tentang definisi biaya pendidikan dan terminologi program BOS.
Biaya Satuan Pendidikan (BSP) adalah besarnya biaya yang diperlukan rata-rata tiap siswa pertahun sehingga mampu menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Dari cara penggunaanya BSP dibedakan menjadi BSP investasi dan BSP operasional. BSP investasi adalah biaya yang dikeluarkan tiap siswa per tahun untuk menyediakan sumber daya yang tidak habis pakai, yang digunakan dalam waktu lebih dari satu tahun, sedangkan BSP operasional adalah biaya yang dikeluarkan tiap siswa per tahun untuk menyediakan sumber daya pendidikan yang habis pakai yang digunakan dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun.
BSP mencakup biaya personil dan non personil. Biaya non personil adalah baiaya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) diantaranya adalah evaluasi/ penilaian/ perawatan / pemeliharaan, dana dan jasa pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervisi.
Dana BOS secara konsep mencakup komponen untuk biaya operasional non personil hasil study badan penelitian dan pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (Balitbang Depdiknas). Namun karena biaya satuan yang digunakan adalah rata-rata nasional, maka penggunaan BOS dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personil dan biaya investasi. Perlu ditegaskan juga bahwa prioritas utama BOS adalah untuk biaya operasional non personil bagi sekolah bukan biaya kesejahteraan guru dan bukan biaya untuk investasi. Oleh karena keterbatasan dana BOS dari pemerintah pusat maka biaya untuk investasi sekolah dan kesejahteraan guru harus dibiayai dari sumber lainya dengan perioitas utama dari sumber pemerintah daerah.
a- Mekanisme alokasi dana BOS
Pengalokasian dana BOS dilaksanakan sebagai berikut;
1. Tim PKPS-BBM Pusat mengumpulkan data jumlah siswa tiap sekolah melalui tim PKPS-BBM propinsi dan kabupaten/kota, kemudian menetapkan alokasi dana BOS tiap Propinsi.
2. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah, tim PKPS-BBM pusat membuat alokasi dana BOS tiap propinsi yang dituangkan dalam DIPA Propinsi.
3. Tim PKPS-BBM propinsi dan kabupaten/kota diharapkan melakukan verifikasi ulang data jumlah siswa tiap sekolah sebagai dasar dalam menetapkan alokasi di tiap sekolah.
4. Tim PKPS-BBM kabupaten/kota menetapkan sekolah yang bersedia menerima BOS melalui surat keputusan (SK) yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kepala Depag Kabupaten/Kota, dan Dewan Pendidikan dengan dilampiri daftar nama sekolah dan besar dana bantuan yang diterima (format BOS 02-A dan format BOS 02-B). sekolah yang bersedia menerima BOS harus menandatangani surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB).
5. Tim PKPS-BBM kabupaten/kota mengirim SK alokasi BOS dengan melampirkan daftar sekolah ke tim PKPS-BBM propinsi, tembusan ke Pos/Bank dan sekolah penerima BOS .
Dalam menetapkan alokasi dana BOS perlu dipertimbangkan bahwa dalam satu tahun anggaran terdapat dua periode pelajaran yang berbeda, sehingga perlu acuan sebagai berikut;
1. Alokasi BOS tiap sekolah untuk periode Januari-Juni 2006 didasarkan pada jumalah siswa tahun pelejaran 2005-2006.
2. Alokasi dana BOS tiap seklah periode Juli-Desember 2006 didasarkan pada data jumlah siswa tahun pelajaran 2006-2007. Oleh karena itu, setiap sekolah diminta agar mengirim data jumlah siswa ke tim PKPS BBM Kab/Kota, segera setelah masa pendaftaran tahun 2006 selesai .

b- Mekanisme pengambilan dana BOS
1. Tim PKPS BBM propinsi menyerahkan data rekening sekolah penerima BOS dan besar dana yang harus disalurkan kepada kantor pos/bank pemerintah yang ditunjuk sebagai penyalur dana (Format BOS-05).
2. Selanjutnya kantor pos/bank yang ditunjuk mentransfer dana ke setiap rekening sekolah dan masuk dalam pos penerimaan di dalam RAPBS.
3. Pengambilan dana BOS dilakukan oleh kepala sekolah dengan diketahui oleh komite sekolah dan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dengan menyisakan saldo minimum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengambilan dana tidak diharuskan melalui sejenis rekomendasi/ persetujuan manajer atau tim Kab/Kota.
4. Dana BOS harus diterima secara utuh sesuai dengan SK alokasi yang dibuat oleh Tim PKPS-BBM Kab/Kota.
5. Penyaluran dana BOS secara bertahap (dua atau tiga bulanan) bukan berarti dana harus dihabiskan dalam periode tersebut. Besar penggunaan dana tiap bulan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah sebagaimana tertuang dalam RAPBS. Bilamana terdapat sisa dana di sekolah pada akhir tahun ajaran atau tahun anggaran maka dana tersebut tetap milik kas sekolah (tidak disetor ke kas negara) .
c- Mekanisme Penggunaan Dana BOS
Penggunaan dana BOS di sekolah/madrasah harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara kepala sekolah/dewan guru dengan komite sekolah yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dana RAPBS.
Khusus untuk pesantren salafiyah penggunaan dana BOS harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama penanggung jawab program dengan pengasuh pondok dan disetujui oleh Kasi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren (Pekapontren) Kantor Depag Kab/Kota.
Bagi sekolah non Islam dalam penggunaan dana BOS kepala sekolah harus meminta persetujuan Kasi Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Kantor Depag Kab/Kota.

2. Program Pendamping Bantuan Operasional Sekolah.
Pemanfaatan dana BOS yang bersumber dari PKPS-BBM bidang pendidikan sangat meringankan beban orang tua dalam pembiayaan pendidikan anaknya. Namun dana BOS belum dapat membebaskan penuh bagi semua siswa dari iuran sekolah yang besarnya melebihi dana BOS. Oleh karena itu pemerintah kabupaten Gresik bermaksud mengusahakan secara bertahap agar semua siswa SD/SDLB/MI/Salafiyah setara SD, SMP/SMPLB/MTs/Salafiyah setara SMP bebas dari iuran bulanan sekolah dan bebas dari biaya pendidikan bagi siswa miskin dengan memberikan dana pendamping BOS melalui APBD kabupaten Gresik.
Program bantuan pendamping BOS bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan siswa mikin dan membebaskan iuran bulanan bagi siswa lainnya. Dana pendamping BOS diberikan selama 5 bulan untuk periode bulan agustus –desember 2006.
a. Penyaluran Dana Pendamping BOS
Penyaluran dana pendamping BOS dilaksanakan sebagai berikut;
1. Tim PKPS–BBM bidang pendidikan kabupaten Gresik menyalurkan dana pendamping BOS langsung ke rekening sekolah/madrasah yang telah dimiliki melalui bank jatim/BPD cabang Gresik sesuai dengn perjanjian kerjasama antara dinas P&K kabupaten Gresik dengan bank jatim/BPD cabang Gresik.
2. Penyaluran dana pendamping BOS dilakukan dua tahap (tahap pertama 3 bulan dan tahap kedua 2 bulan) namun sekolah/madrasah menggunakan dana tiap bulan atau disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja sementara (APBS).
3. Besarnya dana yang dikeluarkan ke sekolah/madrasah sesuai dengan alokasi yang telah disesuaikan dalam surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Gresik.
b. Pengambilan dana pendamping BOS
Pengambilan Dana Pendamping BOS dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sewaktu-waktu di Bank Jatim/BPD setelah lebih dulu mengajukan rincian rencana dana pertama yang diminta dan laporan keuangan yang telah digunakan untuk pengambilan dana berikutnya yang direkomendasi dari;
1. Cabang Dinas P&K Kecamatan bagi SD/SDLB/MI.
2. Dinas P&K Kabupaten Gresik bagi SMP/SMPLB.
3. Depag Kabupaten Gresik bagi MTs. dan Salafiyah setara Madrasah Tsanawiyah.
Rekomendasi pengajuan pencairan dana yang sudah disetujui ditujukan kepada Bank Jatim Gresik guna penarikan dana oleh sekolah/madrasah.
c. Mekanisme Penggunaan Dana Pendamping BOS
Dana Pendamping BOS dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional pendidikan yang telah ditetapkan dalam buku panduan Pendamping BOS tahun 2006, namun perioritas utama hanya digunakan untuk membiayai kebutuhan sebagaimana berikut;
1. Perawatan fasilitas sekolah
2. Pembelian LKS/Buku
3. Daya (Listrik, Telepon, Air)
4. Tambahan Honor GTT dan PTT
5. Kegiatan insidental lain, dengan catatan kegiatan yang sudah dibiayai oleh dana BOS pusat tidak dibiayai dengan dana Pendamping BOS.
Adapun besar bantuan dana Pendamping BOS yang diterima oleh sekolah/madrasah dihitung berdasarkan jumlah murid Jadi semakin banyak murid dalam suatu madrasah semakin banyak pula dana BOS yang akan diterima, tapi tetap pada ketentuan yang berlaku, ketentuanya sebagai berikut;
1. SD/SDLB/MI/Salafiyah setara SD sebesar Rp. 10,000,- tiap siswa perbulan
2. SMP/SMPLB/MTs/Salafiyah setara SMP sebesar Rp. 12,500,- tiap siswa per bulan.






BAB III
PAPARAN DATA
A. Gambaran Umum MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
1. Visi, Misi, Tujuan, serta Moto sekolah
a. Visi
Membentuk kader muslim unggul dalam ilmu, mulya dalam akhlaq, terampil dalam bekerja, didukung dengan etos kerja yang tinggi, pengalaman yang luas dan kemampuan berkomunikasi yang memadai.
b. Misi
1. Islamisasi ilmu pengetahuan dengan memadukan sistem pendidikan formal dan sistem pendidikan pesantren;
2. Membekali anak didik dengan ilmu dan ketrampilan yang cukup;
3. Membentuk sikap dan perilaku jujur, adil, semangat dan menghargai waktu;
4. Menggalang rasa kebersamaan dan bakti terhadap sesama;
5. Mengikutsertakan siswa dalam membentuk suatu kultur budaya yang Islami
c. Tujuan Madrasah
1. Meningkatkan sumber daya pendidik, staf dan siswa
2. Melengkapi sarana, prasarana, dan media pembelajaran secara bertahap;
3. Meningkatkan kesejahteraan guru dan staf.
4. Meningkatkan nilai ujian murni siswa;
d. Moto Madrasah
1. Malu bila tidak melaksanakan tugas.
2. Malu karena datang terlambat.
3. Malu karena melanggar peraturan atau kesopanan.
4. Malu bila tidak melaksanakan keputusan bersama.
5. Malu kalau tidak berprestasi .
2. Letak geografis
Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum berdiri di Desa Dukunanyar Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Sekolah ini menempati 4 (empat) gedung, 1 (satu) gedung digunakan untuk kantor, 1 (satu) gedung untuk perpustakaan dan musholla, 1 (satu) gedung dengan 4 (empat) lokal digunakan untuk koperasi, lab komputer, dan dua lokal untuk kelas moving, 1 (satu) gedung lagi dengan 12 (dua belas) lokal, digunakan untuk lokal siswa dan siswi. Gedung madrasah ini terletak di tengah perkampungan penduduk, dan masih satu kompleks dengan Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Dukun Gresik, karena memang masih dalam satu yayasan.


3. Sejarah berdirinya
Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun Gresik termasuk dalam salah satu lembaga pendidikan yang ada di Yayasan Pondok Pesantren Ihyaul ulum, oleh karena itu jika berbicara tentang sejarah berdirinya MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik maka tidak bisa lepas dari sejarah berdirinya Pondok Pesantren Ihyaul Ulum.
Sebelum tahun 1951 Romo Kiai Haji Ma'shum Sufyan mendirikan Pondok Pesantren Ihyaul Ulum. Proses belajar mengajar masih tradisional dan masih di laksanakan di rumahnya (Ndalem). Pada tahun 1951 ia menunaikan ibadah haji, setelah itu ia mendirikan 2 (dua) surau yang letaknya di barat dan timur depan rumahnya. Surau sebelah barat mempunyai 4 lokal dan surau sebelah timur mempunyai 2 lokal keseluruhan lokal inilah yang kemudian dipakai sebagai tempat belajar santri .
Pada awal adanya Tsanawiyah proses belajar dilakukan selama 6 tahun, dan ketika ramainya kebutuhan Guru di tanah air ini, madrasah ini berubah menjadi mu'allimin dan muallimat (PGAP) yang proses pembelajaranya dilakukan selama 5 tahun. Akan tetapi ini tidak berlangsung lama, karena adanya kebijakan pemerintah tentang pembentukan madrasah tsanawiyah. Madrasah ini pun membentuk madrasah tsanawiyah yang diberi nama MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik .
4. Struktur organisasi dan pengurus/komite sekolah
Di era otonomi ini, partisipasi masyarakat sebagai kekuatan kontrol dalam pelaksanaan berbagai program pemerintah menjadi sangat penting. Dibidang pendidikan partisipasi ini lebih strategis lagi. Karena partisipasi tersebut bisa menjadi semacam kekuatan control bagi pelaksanaan dan kualitas pendidikan disekolah sekolah. Apalagi saat ini Depdiknas mulai menerapkan konsep manajemen berbasis sekolah (School-based management). Karena itulah gagasan tentang perlunya sebuah komite sekolah yang berperan sebagai semacam lembaga yang menjadi mitra sekolah yang menyalurkan partisipasi masyarakat . Struktur organisasi yang ada di berbagai sekolah atau lembaga pendidikan dimaksudkan untuk mempermudah pengertian terhadap posisi yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Untuk memperjelas pembaca, maka dalam hal ini penulis akan mendatangkan Skema I Struktur Organisasi dan table II susunan pengurus/komite Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun Gresik seperti yang ada di dalam dokumen sekolah tersebut :


YAYASAN PP. IHYAUL ULUM




KEPALA MADRASAH


TATA USAHA



WAKAMAD




URUSAN SARANA URUSAN URUSAN URUSAN
PRASARANA KESISWAAN KURIKULUM HUMAS






WALI GURU GURU TENAGA
KELAS MATA PELAJARAN PEMBIMBING KEPENDIDIKAN LAIN






KESISWAAN



SKEMA I
STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH
TSANAWIYAH IHYAUL ULUM DUKUN GRESIK

TABEL II
SUSUNAN PENGURUS/KOMITE MADRASAH
TSANAWIYAH. IHYAUL ULUM DUKUN
NO NAMA JABATAN KETERANAGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Drs. H. Zainul Arifin M.
H.A. Shidqon Halim BA.
Luthfi Hayyi
M. Nurul Huda SKM.
H.A.Thoyyib Masudi MM.
H. Su’udi
H. Muslikh Ahyat
M. Robbah Majid
Munich Ramlan Ketua
W. Ketua
Sekretaris
Wk. Sekretaris
Bendahara
Wk. Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota Unsur Alumni
Unsur Guru
Unsur Guru
Unsur Wali Murid
Unsur Guru
Unsur Pengusaha
Ex. Kep. Desa
Unsur Alumni
Unsur Masyarakat
Sumber Mts Ihyaul Ulum Dukun Gresik

B. Layanan Pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
1. Keadaan guru dan karyawan
a. Pendidikan guru dan karyawan
Tenaga pengajar atau guru yang ada di MTs. Ihyaul Ulum Dukun berjumlah 43 guru. Secara akademis guru dan karyawan MTs. Ihyaul Ulum sudah sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari pendidikan terakhir guru umum untuk mata pelajaran yang di UAN kan minimal D3 jumlahnya pun tidak banyak, sementara untuk pelajaran agama banyak memilih lulusan pondok pesantren dengan latar belakang pendidikan ilmu agama yang sangat baik .
b. Kesejahteraan guru
Bertitik tolak dari problema internal guru sebagai tenaga kependidikan, sebagaimana dilansir oleh sebuah surat kabar terkemuka di Indonesia Kompas pada tanggal 20 Nopember 2004 yang lalu, menuliskan antara lain “menurunya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan yang diterima guru, dan diskriminasi status guru ,” dapat diasumsikan secara tidak langsung ada keterkaitan antara gaji guru dengan mutu pendidikan, dalam arti bahwa tinggi rendahnya gaji guru dapat mempengaruhi mutu pendidikan.
Adapun kesejahteraan dan tunjangan yang diterima guru dan karyawan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik semuanya bersumber dari hasil usaha yang dimiliki oleh Madrasah Tsanawiyah.
Di tahun ajaran 2008-2009 ini honorarium guru pegawai serta karyawan dinaikkan sekitar 23%, dengan harapan kinerja guru dan karyawan akan semakin meningkat, sehingga peningkatan kualitas layanan pendidikan untuk siswa juga terwujud.
2. Keadaan siswa MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
Murid MTs. Ihyaul Ulum tahun ajaran 2008-2009 berjumlah 473 siswa dengan jumlah Rombongan Belajar sebanyak 12 Rombel. Maka kelas yang dibutuhkan adalah 12 ruang belajar, masing-masing untuk kelas VII 4 ruang, kelas VIII 4 ruang, dan kelas IX 4 ruang. Berikut ini adalah layanan yang berhubungan dengan siswa di antaranya :
a. Kurikulum madrasah
Kurikulum meliputi rancangan seluruh mata pelajaran yang akan diberikan, lengkap dengan isi, dan implementasinya. Secara lebih rinci hal itu meliputi, antara lain:
• Kesesuaianya dengan visi, misi, orientasi, tujuan, lengkap dengan "kecerdasan komplit" yang ingin dikembangkan di atas. Struktur, komposisi, jenis, jenjang, dan jumlah mata pelajaran lengkap dengan bobot isi dan waktu pelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi, misi, orientasi dan tujuan yang ingin dicapai menurut level atau tingkat-tingkat kelas.
• Seiring dengan prinsip otonomi dalam menyelenggarakan pendidikan bermutu, maka sebaiknya masing-masing penyelenggara perguruan merencanakan kurikulumnya sendiri sesuai dengan pandanganya, namun harus tetap dalam rambu-rambu kebangsaan, kebernegaraan dan matced dengan tantangan kehidupan lokal dan global.
MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik selalu mengikuti perkembangan kurikulum yang ada. Pihak sekolah yakin dengan mengikuti kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah akan dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun. Pada tahun pelajaran 2004/2005 madrasah ini menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK, dan mulai tahun pelajaran 2006/2007 sampai sekarang secara bertahap kurikulum yang dipakai dalam pengajaran siswa/siswi adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP. Pihak sekolah rela mengeluarkan dana yang besar guna mengikut sertakan guru dalam pelatihan-pelatihan mengenai kurikulum tersebut. Pihak sekolah berharap guru yang dikirim dalam pelatihan atau workshop dapat menyalurkan kemampuanya secara maksimal di madrasah.
b. Kegiatan ekstra kurikuler siswa
MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik dalam mengembangkan bakat dan kemampuan siswa/siswinya, di samping mata pelajaran inti yang diberikan kepada para siswa/siswinya, memberikan kegiatan ekstrakurikuler di antaranya kegiatan Mukhadoroh yang diadakan setiap hari Jum'at pagi, di dalamnya siswa dibimbing dan diajari bagaimana cara berpidato yang baik dihadapan banyak orang> Kegiatan ekstra yang lainnya adalah pramuka, tehnil membaca al-Quran (Qiro'ah), komputer, musik gambus dan lain sebagainya,
c. Sistem penilaian siswa
Seperti halnya dengan sekolah-sekolah lainya, MTs.Ihyaul Ulum Dukun Gresik, dalam mengukur keberhasilan proses belajar mengajar, madrasah ini juga membuat dan melaksanakan evaluasi belajar/sistem penilaian untuk siswa/siswinya, di antaranya adalah:
1. Ulangan Tengah Semester
2. Ulangan Semester
3. Ujian Akhir Sekolah dan
4. Ujian Akhir Nasional
Selain dari penilaian di atas, untuk mengetahui perkembangan siswa/siswi, penilaian atau evaluasi juga dilakukan oleh guru bidang studi masing-masing dan diberikan kepada siswa melalui, pemberian tugas-tugas, baik tugas individu maupun tugas kelompok .


3. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana-prasarana pendidikan, juga merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena itu, ia mesti dikembangkan secara integral berdasarkan acuan standar kualitas baku. Ruang kelas, Ruang praktek, laboratorium, perpustakaan, gedung administrasi, buku pelajaran, alat dan media pendidikan dikembangkan dalam satu kesatuan yang utuh dan standar di seluruh tanah air. Acuan baku ini masih bersifat negotiable untuk memberikan peluang penyesuaian dengan kebutuhansetiap daerah/local. Termasuk dalam persoalan sarana-prasarana ini adalah konsep dan pengadaan alat-alat komunikasi dan seperangkat computer dan internet. Dalam buku The Learning revolution (Gordon Dryden and Jeanette Vos, Ed.D.,1994) disebutkan ada 13 langkah yang dibutuhkan untuk menciptakan The best Education System. Dua diantaranya berkaitan langsung dengan masalah sarana-prasaran. Yaitu menyangkut peran komunikasi elektronik dan keharusan mempelajari dan menguasai komputer dan internet.
Begitu juga dengan MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik sarana -prasarana merupakan faktor terpenting dalam pengembangan sekolah, karena sarana dan prasarana tersebut menjadi penunjang keberhasilan bagi sumber daya siswa yang selama ini diasumsikan sebagai generasi penerus. Adapun sarana-prasarana itu ada berbagai macam yaitu gedung, ruang kelas, ruang praktek, Meja, kursi siswa, meja, kursi guru, papan tulis, media elektronik (televisi, VCD, komputer, dan lain sebagainya), lebih jelasnya bisa dilihat pada bab IV.
3. Upaya madrasah tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun dalam memanfaatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Gresik
MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik senantiasa berupaya mengembangkan dan memajukan madrasah dengan cara meningkatkan layanan yang diberikan terhadap siswa/siswinya, baik layanan fisik maupun non fisik, dari tahun ke tahun perbaikan sarana gedung semakin baik, semua itu dilakukan oleh pihak madrasah karena madrasah banyak menerima dana dari pemerintah seperti dana rehab dan pembangunan serta perbaikan gedung sekolah/madrasah RKB, dana BOS dan pendamping BOS. Di tahun 2006 MTs. Ihyaul Ulum menerima dana bantuan rehab dan pembangunan gedung RKB dari Kanwil sebesar Rp: 150.000.000,- dan di tahun 2007 menerima dana sebesar Rp: 150.000.000,- dana RKB dari Dinas pendidikan, Rp: 150.000.000,- dari Dirjen Kelembagaan Agama Islam Pusat dan Rp: 100.000.000,- Pemda Gresik. Sedang di tahun 2008 ini menerima Rp: 30.000.000,- dana RKB dari Dinas Pendidikan Kabupaten yang bersumber dari dana APBD, dan Rp: 100.000.000,- dari Dinas P&K Provinsi Jawa Timur, namun sampai sekarang dana dari Dinas Provinsi ini belum juga turun meskipun sudah direncanakan sejak tahun 2007. Kepala sekolah mengatakan , kesemua dana yang masuk telah dipergunakan untuk peningkatan mutu kualitas layanan pendidikan siswa di MTs. Ihyaul ulum, baik berupa peningkatan sarana dan prasarana seperti pembagunan gedung sekolah dan pembelian kelengkapan sarana dan prasarana .
Dana BOS dan pendamping BOS yang telah diterima pihak Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun Gresik tiap bulan jumlahnya cukup besar karena jumlah siswa/siswi MTs. Ihyaul Ulum cukup banyak, di tahun 2008 ini jumlah siswa/siswinya mencapai 473 sehingga dana yang diterima perbulan pun mencapai Rp 15.175.500,- ke semua dana tersebut dipakai pihak sekolah sebagaimana aturan yang ada dalam buku panduan, di antaranya sebagai beasiswa sekolah anak-anak keluarga miskin dan yang kurang mampu serta siswa/siswi berprestasi.
4. Peningkatkan kualitas layanan pendidikan di MTs Ihyaul Ulum Dukun Gresik terkait dengan dana yang diterima.
Sebagaimana yang telah penulis jelaskan di atas, bahwa bantuan pemerintah baik pusat maupun daerah sangat banyak dan beragam, mulai dari dana rehab dan pembangunan serta perbaikan gedung RKB, dana BOS, pendamping BOS, serta BOS buku kesemuanya itu diharapkan dapat membantu MTs. Ihyaul Ulum dalam peningkatkan kualitas layanan pendidikannya. Akan tetapi tolakukur bagi keberhasilan suatu lembaga pendidikan bukan hanya pada dana tetapi ada faktor lainnya yaitu, faktor internal yang meliputi jajaran pendidikan baik itu departemen pendidikan nasional, dinas pendidikan daerah dan sekolah, dan interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senatiasa selalu terjaga dengan baik.
Faktor internal kelembagaan (madrasah) juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan, karena salah satu faktor yang menghambat peningkatan kualitas pendidikan di madrasah adalah manajemen (pengelolaan). Ini adalah tanggung jawab Pengurus yayasan dan Kepala madrasah. Kedua pihak ini, pengurus yayasan dan kepala madrasah harus mempunyai pandangan yang sama mengenai arah dan tahap-tahap pengembangan madrasah. Setelah kedua pihak itu bersatu, langkah berikutnya adalah menyatukan semua pihak yang terlibat dalam madrasah itu, baik itu guru, karyawan, siswa, maupun orang tua siswa. Dengan kebersamaan tersebut, diharapkan pengembangan kualitas madrasah, baik fisik maupun isi menjadi lancar .
Di antara bentuk peningkatan kualitas layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik, setelah menerima dana bantuan dari pemerintah adalah:
1. Profesionalisme guru dan karyawan
Beberapa bantuan dana kesejahteraan, pengikutsertaan guru dalam seminar dan pelatihan, serta Workshop yang diadakan oleh pemerintah, mampu meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan. Apalagi dengan diberikanya kesempatan terhadap guru MTs. Ihyaul Ulum Dukun untuk menyelesaikan studi Strata satu bagi mereka yang belum lulus S1, serta adanya alokasi dana untuk pembuatan perangkat pembelajaran bagi guru, sehingga tidak ada lagi guru yang tidak memiliki perangkat pembelajaran, dengan perangkat pembelajaran guru menjadi lebih sistematis dalam menyampaikan mata pelajaranya sehingga profesionalitas guru semakin meningkat .
2. Pelayanan terhadap siswa
Kualitas siswa adalah tujuan dari beberapa kebijakan pemerintah dalam memberikan biaya atau bantuan pendidikan. Dana BOS serta pendamping BOS sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Hal ini terbukti dengan dibebaskanya sebagian SPP siswa/siswi MTs. Ihyaul Ulum Dukun yang berasal dari keluarga yang tidak mampu, dan pembayaran setengah dari SPP bagi siswa lain yang bersifat meringankan serta meningkatnya anggaran untuk kegiatan siswa/siswi baik intra maupun ekstrakurikuler .
3. Fasilitas Sekolah
MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik sampai tahun ajaran 2007-2008 tidak dapat melaksanakan program pendidikanya dengan mengambil alokasi waktu pagi hari dikarenakan kurangnya ruang kelas siswa/siswi, sehingga pihak sekolah memasukkan mereka siang hari untuk bergantian dengan Madrasah Aliyah dan Ibtidaiyyah yang masuk pagi dan berada dalam satu komplek.
Bantuan yang diperoleh MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik dari pemerintah baik pusat maupun daerah membuat fasilitas madrasah semakin lengkap dan bertambah kuantitas serta kualitasnya. Di tahun ajaran 2008-2009 ini MTs. Ihyaul Ulum Dukun sudah bisa melaksanakan KBM dengan mengambil alokasi waktu pagi hari
Pihak Madrasah juga telah menyediakan sarana visual, berupa televisi, VCD, sound system . Sound ditaruh di tiap kelas dimaksudkan agar penyampaian pengumuman di tiap kelastidak mengganggu konsentrasi siswa jika ada pengumuman atau panggilan bagi kelas yang dibutuhkan, proses belajar mengajar berjalan baik dan ketenangan ruang kelas juga terjaga, karena pihak madrasah yakin dengan adanya peningkatan kualitas layanan pendidikan di Madrasah ini kualitas murid pun akan kualitas murid akan jauh lebih baik. Dan output yang dihasilkan pun akan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Diharapkan dengan adanya penambahan kegiatan serta peningkatan fasilitas tersebut dapat meningkatkan output siswanya terutama yang berhubungan dengan nilai murni ujian mereka.

5. Beberapa kendala yang dihadapi oleh MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Madrasah Tsanawiyah Ihyaul ulum Dukun termasuk lengkap, namun kesemua itu belum bisa menentukan keberhasilan siswa di sekolah/madrasah tersebut jikalau tidak didukung oleh SDM yang handal, dalam hal ini pengajar/guru maupun tata usaha serta pihak-pihak lain yang punya andil dalam mengurusi sekolah. Hal yang terjadi di madrasah ini adalah kurang tepatnya guru yang memegang mata pelajaran atau kurang mengertinya guru dalam masalah kurikulum yang sedang berkembang dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah, serta ketidak disiplinan guru, kendala yang lain bisa terjadi pada Tata usaha disebabkan karena kurang terlatihnya Tata Usaha tersebut atau mungkin pengetahuanya dalam mengoperasikan komputer dan benda-benda elektronik yang lain sangat terbatas . Jika hal semacam ini terjadi maka tidak dapat dijamin bahwa proses peningkatan kualitas layanan pendidikan tercapai, dan jangan pula berharap outputnya akan menjadi baik. Oleh sebab itu, manajemen pengelolaan dibutuhkan untuk dapat mengatasi kendala-kendala tersebut.
Penulis akan menjelaskan secara rinci kendala-kendala serta solusi yang diberikan oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun. Penulis awali dengan kendala yang menyangkut guru, kemudian dilanjutkan yang terjadi pada pegawai dan karyawan di MTs. Ihyaul Ulum.










BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Layanan Pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
1. Keadaan guru dan karyawan
a. Pendidikan guru dan karyawan
Tenaga pendidik/pengajar serta karyawan yang ada di MTs. Ihyaul Ulum Dukun berjumlah 48 orang, dengan perincian 43 orang guru, 3 orang tata usaha, 1 satpam, dan 1 tukang kebun. Bila dilihat dari keseluruhan pendidikan guru maka sudah termasuk bagus, ini terlihat dari rata-rata pendidikan terakhir guru mata pelajaran umum adalah S1 walaupun ada sebagian dari mereka yang masih belum meluluskan studi S1 nya dan masih mempunyai ijasah D3. Sementara untuk mata pelajaran agama atau kepesantrenan seperti Nahwu, shorof, Fiqih dsb, pihak madrasah banyak memilih lulusan pondok pesantren, dengan alasan profesionalisme hal ini merujuk pada pernyataan Kepala Madrasah , "kebanyakan dari mereka (guru agama) yang kita ambil adalah para kiai atau ustadz yang memang sangat kompeten di bidang ilmu agama walaupun mereka tidak mempunyai ijasah S1, namun keahlian mereka di bidang ilmu agama terutama pelajaran nahwu, shorof, fiqih tidak terkalahkan oleh mereka yang berijasah S1 bahkan masyarakat tidak akan menyangsikan keahlian mereka " . Untuk lebih lengkapnya tentang keadaan guru MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik, lihat perincian tabel I sebagaimana dalam lampiran.
b. Kesejahteraan guru
Bukan merupakan isu bahwa kesejahteraan guru sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan, bahkan dalam sebuah surat kabar terkemuka di Indonesia Kompas pada tanggal 20 Nopember 2004 yang lalu, disebutkan bahwa “menurunya kualitas guru, karena rendahnya kesejahteraan yang diterima guru, dan diskriminasi status guru ,”
Kesejahteraan dan tunjangan yang diterima guru, pegawai serta karyawan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik tambah tahun mengalami peningkatan. Ini semua berkat badan usaha yang dimiliki pihak MTs. Ihyaul Ulum baik itu koperasi siswa, persewaan Sound system dan alat pesta, serta persewaan mobil. Menurut kepala sekolah hasil usaha yang dimiliki MTs. tersebut labanya bisa dipakai untuk mensejahterakan para guru, pegawai, serta karyawan, bahkan setiap ada rapat pihak madrasah mampu memberi ongkos untuk setiap guru yang hadir minimal Rp. 20.000. Semua itu bersumber dari usaha yang dimiliki madrasah .
Honorarium guru dan karyawan juga meningkat sejak tahun 2004 sampai 2007 gaji guru masih Rp. 13.500,- perjam dalam sebulan sedangkan di tahun ajaran 2008/2009 ini, meningkat menjadi Rp. 16.500,- perjam dalam sebulan.
Adapun kesejahteraan dan tunjangan yang diterima oleh guru dan karyawan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik selain honorarium/ gaji bulanan adalah:
1. Insentif sebesar Rp. 60.000,- perbulan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten Gresik melalui Bank Jatim.
2. Bantuan kesejahteraan guru atau lebih dikenal dengan Tunjangan Fungsional Guru (TFG) sebesar Rp. 200.000,- perbulan yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Depag Kabupaten Gresik dan disalurkan lewat Bank Mandiri.
3. Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar Rp. 150.000,- yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik.
2. Keadaan siswa MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
Siswa dan siswi yang belajar di Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun cukup banyak dari kelas VII, VIII, dan IX mencapai 473 siswa. Oleh karena itu pihak madrasah mempersiapkan lokal yang cukup banyak. MTs. Ihyaul Ulum sendiri saat ini memiliki 12 ruang belajar siswa/siswi, 4 lokal untuk kelas VII, 4 lokal untuk kelas VIII, dan 4 lokal untuk kelas IX sehingga jumlah rombongan belajar siswa/siswi MTs. Ihyaul Ulum saat ini adalah 12 Rombel, tiap Rombel berisikan 39 sampai 40 siswa/siswi. Untuk lebih lengkapnya tentang perkembangan murid MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik, dari tahun 2004 sampai 2008 dapat dilihat pada table III berikut ;
TABEL III
Keadaan Murid MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Pelajaran JM. Rom JM. Rom JM. Rom JM. Rom
Siswa Bel Siswa Bel Siswa Bel Siswa Bel
2003 – 2004 156 4 180 4 185 4 521 12
2004 – 2005 176 4 148 4 170 4 494 12
2005 – 2006 177 4 172 4 143 4 492 12
2006 – 2007 165 4 175 4 173 4 513 12
2007 – 2008 159 4 162 4 177 4 498 12
2008 - 2009 150 4 161 4 162 4 473 12
Sumber MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
a. Kurikulum madrasah
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional disusunlah kurikulum yang memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaianya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Isi kurikulum merupakan susunan bahan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik selalu mengikuti perkembangan kurikulum yang ada dan sedang dipakai, pada tahun pelajaran 2004/2005 MTs. ini menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK, dan mulai tahun pelajaran 2006/2007 sampai sekarang secara bertahap kurikulum yang dipakai dalam pengajaran siswa/siswi adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP. Pada tahun ajaran 2004-2005 pihak madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum mengirimkan guru-gurunya ke Malang tepatnya ke MAN 3 Malang selama 2 hari guna mengikuti pelatihan kurikulum KBK. Pihak madrasah juga beberapa kali mendatangkan trainer untuk keperluan sosialisasi KBK bagi guru-guru MTs. Ihyaul Ulum. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum , dan setelah adanya kurikulum yang baru KTSP pihak madrasah juga mendelegasikan Waka Kurikulumnya untuk mengikuti pelatihan tentang kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP yang diadakan oleh Dinas P&K Kabupaten Gresik, Pihak sekolah yakin dengan melaksanakan kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah akan dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun, sehingga pihak sekolah pun rela mengeluarkan dana yang besar guna mengikut sertakan guru dalam pelatihan-pelatihan mengenai kurikulum tersebut. Pihak sekolah berharap bahwa guru yang dikirim nantinya dapat menyalurkan kemampuanya secara maksimal di MTs. Ihyaul Ulum, dan juga dapat mengajarkan ilmu yang didapat kepada teman-teman sesama guru di MTs Ihyaul Ulum Dukun. Mata Pelajaran intra MTs. Ihyaul Ulum berjumlah 19 Mata Pelajaran, agar lebih jelas dalam mengetahui mata pelajaran dan jumlah jam dalam kegiatan intrakulikuler di MTs. Ihyaul Ulum Dukun dapat dilihat pada tabel 3 dalam lampiran.
b. Kegiatan ekstra kurikuler siswa
MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik dalam mengembangkan bakat dan kemampuan siswa/siswinya, di samping mata pelajaran inti yang diberikan kepada para siswa/siswinya, pihak Madrasah juga banyak memberikan kegiatan ekstrakurikuler di antaranya kegiatan Mukhadloroh yang diadakan setiap hari Jum'at pagi. Di dalamnya siswa dibimbing dan diajari bagaimana tehnik berpidato yang baik dan benar di hadapan banyak orang, kegiatan seperti ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun, dan di antara kegiatan ekstrakurikuler yang lain adalah pramuka, Qiro'ah Al-Quran, komputer, dan lain sebagainya, harapan pihak sekolah mudah mudahan dengan kegiatan ekstra tersebut siswa/siswi dapat menyalurkan bakat dan hobby sesuai dengan keinginanya sendiri tanpa ada paksaan dari pihak sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh Waka Kesiswaan . Bahkan Ketua OSIS MTs. putri mengatakan, bahwa pelayanan madrasah yang diberikan terhadap siswa/siswi sangat membantu sekali terbukti yang dulunya semua kegiatan OSIS banyak punggutan, untuk tahun 2008 ini semua sudah dibebaskan dan disubsidi oleh pihak madrasah, hal ini diperkuat oleh pernyataan wali siswa, bahwa pada tahun sebelumnya ia dibingungkan dengan banyaknya punggutan dan penarikan di sekolah. Alhamdulillah di tahun ini sudah jarang terjadi berkat adanya dana subsidi dari sekolah yang berasal dari dana BOS tersebut .
c. Sistem penilaian siswa
Sebagaimana diketahui, bahwa sistem penilaian atau evaluasi terhadap siswa dilaksanakan guna mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar. Tanpa evaluasi tidak akan pernah tahu apakah waktu, dana, tenaga, dan pikiran, yang digunakan dalam proses belajar mengajar itu menghasilkan sesuatu atau bahkan tidak sesuai dengan keinginan . Seperti halnya dengan sekolah-sekolah lainya MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik, memberlakukan evaluasi hasil belajar, seperti dibawah ini :
1. Ulangan Tengah Semester
2. Ulangan Semester
3. Ujian Akhir Sekolah dan
4. Ujian Akhir Nasional
Selain evaluasi dan sistem penilaian di atas, untuk mengetahui perkembangan siswa/siswi, evaluasi dan sistem penilaian juga dilakukan oleh guru bidang studi masing-masing dan diberikan kepada siswa melalui, pemberian tugas-tugas, baik praktek maupun tulis, baik tugas individu maupun tugas kelompok.
3. Keadaan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana merupakan sesuatu yang harus diadakan dan dilengkapi dalam suatu sekolah/madrasah. Sebab sarana dan prasarana adalah faktor pendukung kelancaran proses belajar mengajar. Di samping itu juga sarana dan prasarana menjadi Tolak ukur keberhasilan dan pengembangan suatu sekolah.
Begitu juga dengan MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik sarana dan prasarana merupakan faktor terpenting dalam pengembangan sekolah, karena sarana dan prasarana tersebut menjadi penunjang keberhasilan bagi sumber daya siswa yang selama ini di asumsikan sebagai generasi penerus. Adapun sarana dan prasarana itu ada berbagai macam yaitu bangunan/gedung, bangku, meja, kursi belajar siswa, papan tulis dan lain-lain. Berikut adalah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik :
a. Bangunan/ Gedung
1. Gedung = 4 Unit
2. Ruang teori belajar = 12 lokal
3. Ruang laboratorium = 2 lokal
4. Ruang Perpustakaan = 1 lokal
5. Ruang Koperasi = 1 lokal
6. Ruang Kepsek. = 1 lokal
7. Ruang BP = 1 lokal
8. Ruang UKS = 1 lokal
9. Ruang Guru = 1 lokal
10.Ruang TU = 1 lokal
11.Ruang Tamu = 1 lokal
12.Musholla = 1 lokal
13.KM/WC guru = 1 lokal
14.KM/WC siswa = 6 lokal
15.Ruang Gudang = 1 lokal

b. Meja Kursi Belajar
1. Meja/Kursi murid = 410 meja kursi kuliah +
= 60 set meja /kursi kayu
2. Meja Kursi Kepsek = 1 set
3. Meja Kursi guru = 14 set
4. meja kursi tamu = 1 set
5. Almari = 12 buah
6. Rak Buku = 2 buah
7. Papan tulis = 16 buah
c. Peralatan Olah Raga
1. Bola Volley = 7 Buah
2. Bola sepak = 2 Buah
3. Net Bola Volly = 1 Buah
4. Bola Basket = 2 Buah
5. Matras = 9 Buah
d. Perlengkapan UKS
1. Almari kecil = 1 buah
2. Tas = 1 buah
3. Obat-obatan = 1 paket
e. Peralatan
1. Tongkat pramuka = 40 Buah
2. Bendera regu pramuka = 6 Buah
3. Bendera pramuka = 6 Buah
4. Komputer = 35 set
5. Tape recorder = 1 Buah
6. Handycam = 2 Buah
7. OHP = 1 Buah
8. LCD = 1 Buah
9. Slide = 2 Buah
10. Televisi = 15 Buah
11. VCD player = 14 Buah
12. Jenset = 2 Unit
13 Speaker TOA = 1 Buah
14 Praktikum Biologi = 1 Set
15 Praktikum Matematika = 1 Set
f. Usaha Sekolah
1. koperasi = 1 unit
2. Persewaan mobil = 1 unit
3. Persewaan Sound System = 10 set
4. Motor Gerobak = 1 Unit




B. Upaya Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun dalam memanfaatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Gresik
Sumbangan serta bantuan yang diterima dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah sangat banyak sekali, Kepala MTs. Ihyaul Ulum mengatakan , bantuan dana yang masuk ke kantong bendahara MTs. Sejak tahun 2006 sampai 2008 ini cukup banyak, di antaranya adalah dana rehab dan pembangunan serta perbaikan gedung sekolah/madrasah RKB, di tahun 2006 MTs. Ihyaul Ulum menerima dana bantuan rehab dan pembangunan gedung RKB dari Kanwil sebesar Rp: 150.000.000,- dan di tahun 2007 menerima dana sebesar Rp: 150.000.000,- dana RKB dari Dinas pendidikan, Rp: 150.000.000,- dari Dirjen Kelembagaan Agama Islam Pusat dan Rp: 100.000.000,- Pemda Gresik. Sedang di tahun 2008 ini menerima Rp: 30.000.000,- dana RKB dari Dinas Pendidikan Kabupaten yang bersumber dari dana APBD, dan Rp: 100.000.000,- dari Dinas P&K Provinsi Jawa Timur, namun sampai sekarang dana dari Dinas Provinsi ini belum juga diberikan padahal sudah direncanakan mulai dari tahun 2007. KH. Sa'dan Maftuh mengatakan, semua dana bantuan yang masuk baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (APBD) telah dipergunakan untuk meningkatkan mutu kualitas layanan pendidikan siswa di MTs. Ihyaul ulum, baik berupa peningkatan sarana dan prasarana seperti pembagunan gedung sekolah 3 tingkat dengan 12 ruang kelas. Menurut catatan bendahara pembangunan gedung MTs Ihyaul Ulum Dukun yang pernah disampaikan oleh Bapak Kepala Madrasah dalam pidato di depan wali murid , dana yang terpakai untuk pembangunan gedung mencapai Rp 918.910.000,00 padahal bantuan pemerintah baik pusat maupun daerah tidak sampai jumlah itu. Ia menambahkan, kekurangan dana diperoleh dari dermawan/muhsinin dan juga diperoleh dari badan usaha sekolah seperti koperasi, persewaan sound system, dan persewaan mobil.
Sedangkan dana BOS dan pendamping BOS yang telah diterima pihak Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum tiap bulan melalui rekening Madrasah yang ada di bank jatim jumlahnya cukup besar karena memang jumlah siswa/siswi MTs. Ihyaul Ulum cukup banyak di tahun 2008 ini jumlah siswa/siswinya mencapai 473 sehingga dana yang diterima perbulan pun mencapai Rp 15.175.500,- , kesemua dana tersebut dimanfaatkan pihak sekolah sebagaimana aturan yang ada pada buku panduan BOS, di antaranya sebagai beasiswa sekolah anak-anak dari keluarga miskin dan kurang mampu serta siswa/siswi yang berprestasi, dan digunakan juga sebagai bantuan insentif guru



C. Peningkatkan Kualitas Layanan Pendidikan di MTs Ihyaul Ulum Dukun Gresik Terkait dengan Dana yang Diterima.
1. Kesejahteran guru dan karyawan
Bertitik tolak dari problem internal guru, sebagai tenaga kependidikan, yang pernah dilansir oleh sebuah surat kabar terkemuka di Indonesia Kompas pada tanggal 20 November 2004 yang lalu, menuliskan antara lain “menurunya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan yang diterima oleh guru, dan diskriminasi status guru” . Tidak salah jika kita mengatakan salah satu unsur yang mempengaruhi kualitas guru adalah “imbalan jasa” yang berupa gaji dan tunjangan lainya yang diterima oleh guru, secara asumtif dapat dikatakan secara tidak langsung ada keterkaitan antara gaji guru dengan mutu pendidikan, dalam arti bahwa tinggi rendahnya gaji guru dapat mempengaruhi mutu pendidikan.
Bantuan pemerintah baik pusat maupun daerah berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan. Hal ini bisa diketahui dengan adanya HR guru dan karyawan yang meningkat dengan adanya BOS dan pendamping BOS seperti yang ada pada diskripsi di atas tentang kesejahteraan guru dan karyawan. MTs. Ihyaul Ulum sendiri pada tahun ajaran 2008/2009 ini menaikkan gaji guru sekitar kurang lebih 23% lihat tabel IV peningkatan berikut ini :

Tabel IV
Kenaikan Gaji Guru MTs. Ihyaul Ulum
Dukun Gresik
Bentuk Th.2007/2008 Th.2008/2009 Peningkatan Rp
Gaji Pokok Rp. 7,000,00 Rp. 8.500.00 1.500.00
Gaji Hadir Rp. 6,500,00 Rp. 8.000.00 1.500.00
Jumlah Rp. 13.500.00 Rp. 16.500.00 3.000.00

Untuk menunjang kesejahteraan guru dan karyawan pemerintah juga memberikan beberapa bantuan yang berupa insentif, Tunjangan Fungsional Guru (TFG), dan tunjangan hari raya (THR). Pihak Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum juga sangat disiplin dan antusias dengan hal ini terbukti dana yang telah diterima dari Pemerintah Daerah Gresik yang berbentuk Pendamping BOS di salurkan secara benar dan tepat guna. Kepala Madrasah mengatakan , dana BOS dan pendamping BOS yang disalurkan untuk transport dan insentif guru serta karyawan adalah :
1. Transport Pengurus dan Instruktur Lab. Computer
2. Transport Pengurus dan Tutor Bimbingan Belajar
3. Kesejahteraan guru, yang berbentuk bantuan insentif
4. Kesejahteraan guru dan karyawan yang pembebasan biaya SPP untuk anak-anak mereka yang sekolah di MTs. Ihyaul Ulum.
Bantuan pemerintah yang berupa BOS dan pendamping BOS yang digunakan untuk kesejahteraan guru mencapai 20% dari biaya bantuan pemerintah yang ada hal ini pernah disampaikan oleh Kepala MTs. Ihyaul Ulum Dukun . Di bawah ini penulis lampirkan tabel Transport dan Vakasi Pengurus dan Instruktur Lab. Komputer, Lab. Bahasa, vakasi pengurus dan Tutor Bimbingan Belajar, bantuan insentif Guru dan pembebasan SPP penuh untuk anak-anak guru dan karyawan yang sekolah di MTs. Ihyaul Ulum. tahun ajaran 2007/2008, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel III, IV, V, VI dan VII yang ada pada lampiran.
Bantuan beasiswa terhadap anak guru dan karyawan ini sangat membantu sekali, yang mana seharusnya mereka harus menyisihkan gajinya untuk menyekolahkan anaknya, namun dengan adanya beasiswa pendidikan ini guru dan karyawan bisa berhemat dan bisa mengalokasikan uangnya pada kebutuhan yang lain.
2. Profesionalisme guru dan karyawan
Bantuan dana yang berupa kesejahteraan bagi guru serta seminar, pelatihan, dan Workshop yang diadakan oleh pemerintah mampu meningkatkan profesionalisme guru serta karyawan, hal ini terbukti bersedianya guru melanjutkan studi strata satu bagi mereka yang belum menamatkan S1 karena adanya alokasi dana beasiswa yang di berikan oleh Depag, tabel V berikut ini menjelaskan nama-nama guru dan karyawan MTs. Ihyaul Ulum yang yang melanjutkan S1 nya dan sedang mengajukan beasiswa ke Depag .

Tabel V
Usulan Penerima Beasiswa Depag MTs. Ihyaul Ulum
Tahun ajaran 2008/2009
NO NAMA JABATAN PERNAH/BELUM
MENERIMA
1 Zar'ul Khozin Guru Belum
2 Imam Ghozali Guru Pernah
3 Khabibah S Guru Belum
4 Khilyatul M. Pustakawan Belum

Guru MTs. Ihyaul Ulum juga dituntut untuk mampu membuat erangkat pembelajaran sehingga tidak ada lagi guru yang tidak memiliki perangkat pembelajaran, sebab dengan perangkat pembelajaran bisa membuat guru menjadi lebih sistematis dalam menyampaikan mata pelajaran. Sementara model dan metode pembelajaran yang digunakan adalah model dan metode yang inovatif dan metode PAKEM, CTL, demonstrasi dan lain sebagainya, ini semua tergantung pada pembahasan yang diajarkan kepada siswa, dan pengetahuan tentang metode dan model pembelajaran seperti ini diperoleh dari buku-buku yang disiapkan oleh kepala sekolah sebagai bahan bacaan bagi peningkatan kualitas guru, juga berasal dari salah satu guru yang dikirim untuk mengikuti pelatihan dan seminar yang kemudian di salurkan kepada guru lainya.
3. Pelayanan terhadap siswa
Kualitas siswa adalah tujuan dari beberapa kebijakan pemerintah dalam memberikan biaya atau bantuan pendidikan. Dan dana BOS serta pendamping BOS sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Hal ini terbukti dengan dibebaskanya sebagian SPP bagi siswa/siswi keluarga yang tidak mampu dan pembayaran separuh dari SPP meringankan bagi siswa yang lain serta meningkatnya anggaran untuk kegiatan siswa baik intra maupun extra kurikuler, sehingga kegiatan belajar siswa tidak hanya pada jam pelajaran berlangsung saja, tetapi juga di luar jam pelajaran. Kepala madrasah mengatakan pada tahun ajaran 2007/2008 yang lalu anggaran dana BOS dan Pendamping BOS yang dialokasikan untuk siswa mencapai 60%, Waka Kesiswaan MTs Ihyaul Ulum Bapak Drs. Soenyoto Djawi mengatakan, dana BOS serta pendamping BOS sangat membantu sekali dalam meningkatan kualitas layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum, beliau menambahkan banyak sekali program sekolah yang berhubungan dengan kesiswaan meningkat tajam sejak adanya BOS dan pendamping BOS. Berikut ini adalah table VI tentang kegiatan extrakurikuler siswa yang dibiayai oleh dana BOS dan pendamping BOS :

Tabel VI
Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa
MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
NO JENIS
KEGIATAN PESERTA PEMBINA
(Koordinator)
1 Pramuka VII, VII,IX Osis
2 Komputer VII, VII,IX Junaidi
3 Tartil Al-Quran VII, VII,IX Hj. Maziyah
4 Sholawat VII, VII,IX Hj. Maziyah
5 Bimbingan Unas IX H. Thoyyib
6 Latihan Musik VII, VII,IX Saifullah As’ad
Sumber Mts Ihyaul Ulum Dukun Gresik
Bukan hanya siswa/siswi saja yang merasa senang dengan adanya penambahan pelajaran ekstrakurikuler, orang tua pun merasa diuntungkan dengan adanya BOS dan pendamping BOS, karena dengan adanya dana tersebut pihak madrasah mampu mensubsidi sebagian biaya pembelian LKS siswa, kepala madrasah mengatakan dana BOS yang diperuntukkan untuk membantu orang tua dan siswa dalam membeli buku LKS sekitar 20%, yang sedianya per siswa harus membeli dengan harga Rp 2.500,- per buku menjadi separuh harga yaitu Rp. 1.250,- per buku.
4. Fasilitas sekolah
Beberapa bantuan yang diperoleh MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik dari pemerintah membuat fasilitas sekolah semakin lengkap dan bertambah kuantitas serta kualitasnya, di tahun ini MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik dapat melaksanakan program pendidikanya dengan mengambil alokasi waktu pagi hari yang mana kondisi sebelumnya tidak memungkinkan, dikarenakan kurangnya lokal siswa siswi, sehingga terpaksa pihak sekolah memasukkan mereka siang hari dikarenakan bergantian dengan Madrasah Aliyah dan Ibtidaiyyah yang sama-sama masuk pagi, jumlah lokal yang dibangun MTs. Ihyaul Ulum berjumlah 12 lokal yang dilengkapi dengan 6 kamar mandi dan WC. Hal ini menjadikan proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada lagi alasan bagi guru untuk tidak bisa menyampaikan materinya dengan baik, dikarenakan kurang tepatnya waktu belajar, seringnya siswa/siswi izin untuk keluar madrasah dengan tujuan ke pondok dengan maksud ingin pergi ke WC dan lain sebagainya. Untuk menunjang keberhasilan belajar siswa dan siswinya MTs. Ihyaul Ulum juga melengkapi sarana-prasarananya yang mana di tiap kelas telah disediakan 1 buah Televisi 29 inch, 1 buah VCD player, dan 1 buah sound. Sound ini berfungsi sebagai media dan alat pengumuman atau panggilan pada salah satu siswa agar proses belajar mengajar pada kelas yang lain tidak terganggu.
Sebagaimana yang telah penulis jelaskan di atas, bahwa bantuan pemerintah baik pusat maupun daerah sangat banyak dan beragam, mulai dari dana rehab dan pembangunan serta perbaikan gedung RKB, dana BOS, pendamping BOS, serta BOS buku kesemuanya itu menurut Kepala sekolah serta komite sekolah sangat membantu pihak madrasah dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum. Namun sekali lagi yang perlu diperhatikan adalah, bukan hanya keberadaan dana dan kelengkapan sarana dan prasarana saja yang dijadikan tolak ukur berhasil dan tidaknya suatu lembaga pendidikan, selain itu ada hal lain yang juga tidak kalah penting yaitu, faktor internal meliputi jajaran pendidikan baik itu departemen pendidikan nasional, dinas pendidikan daerah dan juga sekolah yang berada di garis depan dalam hal ini, interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senatiasa selalu terjaga dengan baik. Perlu diketahui ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata, salah satu diantaranya adalah peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam menyelenggarakan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat dukungan input (dana), bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan dengan akuntabilitas sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan (stakeholder) .
Arief Furchan dalam bukunya Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia mengatakan Faktor internal kelembagaan (sekolah atau madrasah) juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan, karena salah satu faktor yang menghambat peningkatan kualitas pendidikan di madrasah adalah manajemen (pengelolaan). Ini adalah tanggung jawab pengurus yayasan dan Kepala madrasah. Kedua pihak ini, pengurus yayasan dan kepala madrasah harus kompak dan mempunyai pandangan yang sama mengenai arah dan tahap-tahap pengembangan madrasah. Setelah kedua pihak itu kompak, langkah berikutnya adalah mengompakkan semua pihak yang terlibat dalam madrasah itu, baik itu guru, karyawan, siswa, maupun orang tua siswa. Dengan kekompakan tersebut, diharapkan pengembangan kualitas madrasah, baik fisik maupun isi menjadi lancar .
Peningkatan kualitas layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum telah dirasakan oleh semua pihak baik guru, karyawan, siswa, maupun wali murid, dan dari peningkatan layanan itu telah menghasilkan output yang cukup membanggakan pihak sekolah, dengan 100% lulusnya siswa siswi MTs. Ihyaul Ulum Dukun dalam Ujian Akhir Nasional (Unas), serta diterimanya sebagian siswa-siswi MTs. Ihyaul Ulum pada sekolah negeri favorit di kabupaten Gresik, lihat tabel VIII dan IX dalam lampiran.

D. Beberapa kendala yang dihadapi oleh MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Pendidikan.
Sarana dan Prasarana yang dimiliki MTs Ihyaul Ulum cukup baik dan memadai, namun hal itu belum bisa menentukan keberhasilan siswa di madrasah ini, jikalau tidak didukung oleh SDM yang handal dalam hal ini Pengajar/guru maupun tata usaha serta pihak-pihak lain yang punya andil dalam mengurusi madrasah. Hal yang mungkin terjadi adalah kurang tepatnya guru yang memegang mata pelajaran siswa atau kurang mengertinya guru dalam masalah kurikulum yang sedang berkembang dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah, atau bilamana hal ini terjadi pada TU disebabkan karena kurang terlatih. Jika terjadi hal semacam ini terjadi maka harapan agar proses peningkatan kualitas layanan pendidkan dapat tercapai dengan baik sangat sulit. Oleh sebab itu penulis dalam bab ini akan menjelaskan kendala-kendala yang terjadi di MTs. Ihyaul Ulum serta solusi yang dilakukan oleh kepala madrasah,
a. Profesionalisme Guru MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar menarik, aman, nyaman dan kondusif dikelas, keberadaanya ditengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan.
Guru pada dasarnya, adalah seorang manajer (pengelola). dialah yang mengelola kelas, mengarahkan kegiatan kelasnya ke suatu arah untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu tujuan pembelajaran. Keberhasilan anggota kelas (siswa) mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu, sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh karena itu guru yang profesional biasanya telah melengkapi dirinya dengan berbagai ilmu yang diperlukan, seperti ilmu jiwa anak, ilmu jiwa belajar, ilmu pendidikan, berbagai pengetahuan tentang pendekatan, metode, dan tehnik mengajar, dan sebagainya. Ilmu-ilmu tersebut akan memudahkan dia untuk menyesuaikan materi, metode dan tehnik mengajar dengan kondisi siswa yang dihadapinya dalam upaya menjadikan siswa dapat mencapai tujuan yang diinginkan .
Guru di MTs. Ihyaul Ulum dukun Gresik berjumlah 43 orang. Mereka adalah para pengajar yang kompeten di bidangnya saat ini, walaupun ada sebagian dari mereka yang mengajar bukan dari disiplin keilmuan mereka, Kepala MTs Ihyaul Ulum mengatakan " Untuk mendapatkan guru yang sesuai dengan disiplin ilmu yang diajarkan sangatlah susah, hal ini dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki oleh madrasah untuk merekrut guru-guru tersebut", Kepala Madrasah mengatakan bahwa hal itu tidak menjadi persoalan karena dengan adanya bantuan dana dari pemerintah yang berupa pendamping BOS pihak madrasah dapat mengirimkan dan mengikut sertakan guru-guru tersebut dalam seminar, diklat, maupun workshop, sehingga dengan dikirimkanya mereka untuk mengikuti pelatihan tersebut dapat menjadi guru/pengajar yang kompeten di bidangnya walaupun bukan dari disiplin ilmu yang dimilikinya. Bahkan guru yang belum menamatkan S1 nya diberi kesempatan oleh pihak sekolahan untuk melanjutkan studinya sampai lulus dan mendapatkan gelar S1. Dan dalam hal ini pihak sekolahan pada tahun 2007 mengikut sertakan mereka dalam program Beasiswa yang diberikan oleh Depag, sehingga sebagian guru sangat merasa terbantu, pihak sekolahan atau madrasah juga merasa di untungkan.
Kendala lain yang dihadapi MTs. Ihyaul Ulum yang berhubungan guru/pengajar adalah masalah terkait dengan kedisiplinan guru. Ketidak hadiran guru di kelas menjadikan suasana kelas belajar tidak kondusif dan mengganggu proses belajar dan mengajar kelas yang lain, usaha yang dilakukan oleh Kepala Madrasah adalah dengan menerbitkan surat edaran yang berisikan peringatan, jika guru tersebut tidak aktif atau tidak hadir tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Di sisi lain Kepala Sekolah sendiri telah menyiapkan guru pengganti apabila ada guru yang tidak bisa mengajar karena berhalangan maupun cuti, seperti cuti haji maupun cuti hamil.
b. Profesionalisme pegawai dan karyawan MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
Di samping profesionalisme yang ada pada guru, adalah profesionalisme yang juga harus dimiliki oleh seluruh pegawai dan karyawan di madrasah, terutama Tata Usaha (TU), karena seluruh TU diharapkan kompeten dalam tugasnya, TU juga diharapkan bisa mengoperasionalkan Komputer dan media elektronik yang lainya, karena seluruh data mengenai siswa dan guru sekarang harus tertulis dalam bentuk file, sebagai contoh Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) ataupun Nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK), ketika penulis melakukan wawancara dengan Kepala Madrasah tentang kendala yang dihadapi MTs. Ihyaul Ulum yang berhubungan dengan Tata Usaha dan karyawan, ia menjawab sejauh ini tidak ada masalah yang berarti, sebab seluruh TU yang ada di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik walaupun mereka bukan dari disiplin ilmu yang mereka pelajari namun pengalaman yang ada pada mereka cukup banyak, Kepala sekolah juga menambahkan, jika terjadi disfungsional pada salah satu TU ataupun karyawan lainya baik itu pustakawan maupun laboran, maka pihak madrasah akan mengikut sertakan mereka atau salah satu dari mereka pada seminar atau workshop yang berhubungan dengan tugas mereka , terbukti pada bulan april tahun 2006 awal adanya pembuatan Student ID Number (SIN) Teacher ID Number (TIN) pihak madrasah mendelegasikan Kordinator Lab. Komputer guna mengikuti pelatihan di Dinas P&K Kabupaten Gresik. yang mana diharapkan sekembali dari seminar dan workshop mereka dapat mempraktekan ilmu mereka dan dapat mengajarkanya pada teman sesama TU dan karyawan secara berkelanjutan, sehingga harapan utama dari madrasah guna meningkatkan kualitas layanan pendidikanya dapat di wujudkan.



BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Keberadaan layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik.
Layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik bisa dikategorikan mengalami kemajuan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini terbukti dengan adanya hal-hal sebagai berikut ;
a. Guru dan Karyawan sudah cukup profesional dalam tugas dan tanggung jawabnya.
b. Bertambahnya kegiatan siswa di luar jam pelajaran.
c. Kesejahteraan guru semakin membaik dengan adanya berbagai tunjangan dari pemerintah.
d. Tersedianya ruangan dan bangunan yang sudah dapat mencukupi kebutuhan sekolah dalam proses pengajaran.
2. Upaya Madrasah Tsanawiyah Ihyaul Ulum Dukun dalam memanfaatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Gresik adalah dengan;
a. Meningkatkan fasilitas sekolah yang tidak layak bagi proses kegiatan belajar mengajar
b. Meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan insentif dan THR
c. Memberikan bantuan dana BOS dan pendamping BOS untuk meringankan biaya sekolah para siswa
d. Mengadakan seminar, pelatihan, serta workshop pendidikan
3. Peningkatkan Kualitas Layanan Pendidikan di MTs Ihyaul Ulum Dukun Gresik terkait dengan dana yang diterima adalah dalam bentuk;
a. Kesejahteraan guru dan karyawan semakin naik, terbukti dengan adanya peningkatan Honorarium dan pengadaan dana-dana insentif dan transport bagi guru bimbingan dll.
b. Profesionalisme guru dan pegawai serta karyawan semakin meningkat terbukti dengan adanya beasiswa bagi sebagian guru yang belum lulus S1 agar dapat melanjutkan studinya, dan pengikut sertaan mereka dalam pelatihan, seminar, serta workshop.
c. Pelayanan terhadap siswa semakin meningkat terbukti dana BOS dan pendamping BOS 60% dialokasikan untuk, Biaya sekolah siswa/siswi serta di pergunakan untuk penambahan pelajaran Ekstrakurikuler, seperti latihan gambus dsb.
d. Fasilitas sekolah juga semakin meningkat terbukti dengan dibangunnya gedung 3 tingkat dengan 12 lokal, sehingga siswa dapat masuk pagi hari, dan juga disediakanya audio visual (televise, VCD, dan Sound) sebagai penunjang keberhasilan proses pengajaran.
4. Beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak madrasah baik yang bermunculan dari guru maupun karyawan dapat diatasi, kesemuanya itu berkat kerjasama yang baik, antara pemerintah dengan lembaga dan antara lembaga dengan anggotanya dalam hal ini antara kepala sekolah dengan bawahanya.
a. Apabila terjadi kendala pada profesionalisme guru maka pihak madrasah dalam hal ini memberikan beberapa solusi, jika kendala berhubungan dengan kelayakan mengajar maka guru diberi kesempatan untuk kuliah lagi, jika berhubungan dengan kurikulum maka kepala madrasah mengambil inisiatif untuk mengikutsertakan dalam seminar, pelatihan, serta workshop.
b. Apabila disfungsional terjadi pada pegawai dan karyawan terutama TU maka kepala madrasah mengambil inisiatif untuk mengikutsertakan mereka dalam pelatihan, seminar, serta workshop ketata usahaan.
5. Saran-saran
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini maka selanjutnya penulis akan memberikan masukan kepada pihak yang terkait dengan meningkatkan layanan pendidikan di MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik, diantaranya yaitu :
1. Kepada pihak madrasah hendaknya selalu meningkatkan layanan pendidikanya, karena dengan meningkatnya layanan pendidikan yang ada di madrasah baik dari segi keprofesionalan guru maupun pegawai serta karyawan akan dapat mempercepat peningkatan kualitas siswa yang menjadi harapan dari peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri
2. Kepada pemerintah hendaknya meningkatkan atau memperbesar bantuan dana pendidikan, karena dengan dana yang diberikan telah dapat meningkatakan kualitas layanan pendidikan meskipun belum secara keseluruhan, sehingga peningkatan mutu pendidikan sangat diharapkan, dan pada saatnya nanti akan menghasilkan output yang berkualitas dan dapat memberikan sumbangsih bagi bangsa ini.
3. Kepada guru dan karyawan sekolah, hendaknya profesionalismenya sebagai tenaga pendidik lebih ditingkatkan lagi, terutama bagi guru yang tidak memiliki spesifikasi dengan mata pelajaran yang diajarkan.
4. Kepada guru dan karyawan sekolah walaupun segala sesuatu harus ada dana, namun janganlah uang dijadikan sebagai primadona, jika kita jadikan primadona maka akan merusak moral, dan fikiran akan terkontaminasi oleh uang, nanti ditakutkan setiap kegiatan dikaitkan dengan uang, dan pamrih. Al-Ghazali (dalam Hasyim,2004; 36) Guru mengabdi bukan karena gaji, ganjaran ataupun terima kasih. Namun guru boleh-boleh saja menerima jasa karena guru seorang yang professional.
5. Kepada siswa/siswi ketekunan dan kerajinan haruslah selalu diperhatikan dan ditingkatkan, sebab fasilitas sekolah dan tenaga pendidik sudah memenuhi standar profesional guru sehingga dengan ketekunan kalianlah ilmu akan anda dapatkan dengan maksimal.
6. Kepada wali murid meskipun biaya pendidikan sudah banyak di Bantu oleh pemerintah melalui dana BOS dan pendamping BOS, perlu diingat bahwanya tidak ada pendidikan tanpa biaya sepeserpun, justru menurut imam syafi'i pendidikan itu butuh Bulghoh (biaya), jadi apabila ada kelebihan dana mari kita selalu ingat tangan yang di atas lebih mulya dari tangan yang di bawah, oleh karena itu mari kita galakkan kerjasama, jika tidak ada kerjasama antara wali murid dengan pihak sekolah niscaya tujuan pendidikan tidak akan berhasil dengan baik.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Advertisement

Advertisement