Khutbah Jum'at tentang ketaqwaan seorang hamba
Warna Warna dan rasa Ketaqwaan
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ
أَنَّ سيّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سيّدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. قال الله تعالى في كتابه الكريم وهو أصدق القائلين : أعوذ بالله من
الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم :( (إذ جعل الذين كفروا في قلوبهم الحميّة
حميّة الجاهليّة فأنزل الله سكينته على رسوله , وعلى المؤمنين وألزمهم كلمةَ
التقوى وكــانوا أحقَّ بها وأهلها , وكــان الله بكلّ شيء عليما ) أمّا بعد فيا
معشر المسلمين ...... إتّقوا الله .... إتّقوا الله حقّ تقاته ولا تموتنّ إلاّ
وأنتم مسلمون ..
Sidang
Jum’at yang dimuliakan Allah :
Monggo…….
Ma’syiral
Muslimin Rahimakumullah.
Marilah kita selalu
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Peningkatan ketaqwaan dalam arti usaha
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Masing-masing manusia berbeda cara mencapai
ketaqwaan ini. Ada seorang mufassir dan muhaddits terkemuka, Syekh Muhammad
bin ‘Alan Ashodiqy (1996- 1057 H). Membagi ketaqwaan itu menjadi 3
tingkatan.
Pertama, golongan yang berusaha menjauhkan diri dari ancaman
siksa yang kekal. Dengan jalan membersihkan diri terhadap sifat syirik kepada
Allah SWT. Ini sebagaimana disebutkan dalam surat Alfath : 26
إذ جعل الذين كفروا في قلوبهم الحميّة حميّة الجاهليّة
فأنزل الله سكينته على رسوله , وعلى المؤمنين وألزمهم كلمةَ التقوى وكــانوا أحقَّ
بها وأهلها , وكــان الله بكلّ شيء عليما
yang maknanya : ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati
mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Allah menurunkan
ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan
kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu
dan patut memilikinya. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Dalam
firmanNya ini Allah SWT mewajibkan kepada orang-orang mukmin agar mencapai
taqwa dengan menjauhkan diri dari sifat syirik kepada Allah SWT, memurnikan
kepercayaannya, hanya kepada Allah SWT. Sehingga nantinya akan selamat dari
siksaan api neraka yang kekal. Jadi golongan ini hanya mementingkan agar
dirinya selamat dari siksa neraka yang kekal. Mereka tidak sanggup lebih dari
itu. Mereka seakan rela masuk neraka asal tidak selamanya. Inilah tingkatan
taqwa yang terendah.
Kedua, yaitu golongan yang berusaha menjauhi segala sesuatu
yang berakibat dosa. Apakah dosa yang diakibatkan oleh perbuatan manusia yang
karena dilarang oleh agama, seperti makanan yang diharamkan. Atau keengganan
untuk melakukan sesuatu yang diperintah oleh agama, seperti meninggalkan shalat
wajib. Kelompok inilah yang dimaksudkan Allah SWT sebagaimana firmanNya surat
AlA’Raf : 96):
ولو أنّ أهل القرى أمنوا وانّقوا لفتحنا عليهم بركــاتٍ
من السّماء والأرض ولكن كذّبوا فأخذناهم بما كــانو يكسبون
Artinya : Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. Dalam ayat ini, Allah menjanjikan pemberian rahmat
bagi orang yang beriman. Taqwa yang dimaksud dalam firman ini menurut tafsir
Alkhozin ialah taqwa dalam arti menjauhkan diri dari larangan-larangan Allah
SWT dan apa saja yang di haramkanNya. Maksudnya bukan hanya sekedar memurnikan kepercayaan
kepada Allah saja, akan tetapi kepercayaan yang sudah tertanam itu diwujudkan
dalam bentuk nyata, yakni dengan menjauhi larangan-larangan Allah SWT. Golongan
ini hanya mementingkan dirinya sendiri untuk selalu menghindar dari hal-hal
yang mengakibatkan dosa. Tentunya setelah terlebih dahulu menanamkan
keimanannya. Mereka tidak mampu berbuat selebihnya. Mereka tidak mampu
menjalankan perintah-perintah agama secara sempurna. Mereka tidak mampu
melakukan amalan-amalan yang mendapatkan pahala untuk kepentingan ketaqwaannya.
Golongan ini adalah golongan pertengahan, lebih tinggi dibanding golongan yang
pertama.
Ketiga, golongan yang berusaha membersihkan hatinya yang
sedang lalai dan mengerahkan segalanya hanya untuk Allah SWT semata. Apa yang
dikerjakan selalu disandarkan kepada Allah SWT dalam rangka mencari
keridhoanNya. Taqwa inilah yang dikatakan betul-betul taqwa kepada Allah SWT.
Dan taqwa inilah yang sebagaimana diisyaratkan Allah SWT dalam firmanNya surat
Ali Imran : 102
ياأيّها الذين أمنو اتّقو الله حقّ تقاته ولا تموتنّ إلا
وأنتم مسلمون
\yang maknanya : Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.
Tuntutan taqwa pada ayat ini
sangat berat, karena taqwa di sini mengandung tiga unsur. Pertama, harus
mentaati ajaran agama, baik yang berbentuk perintah ataupun larangan. Dan tidak
boleh sedikitpun lalai, atau berbuat maksiyat. Kedua, harus selalu ingat kepada
Allah SWT, tanpa melupakan sejenakpun. Ketiga, harus selalu bersyukur
kepadaNya, tanpa pernah mengingkarinya. Karena ketiga unsur ini amat berat,
maka muncullah seorang sahabat yang mengungkapkan keberatannya kepada baginda
Rasulullah SAW. : Ya Rasulullah, siapa yang mampu menjalankan taqwa yang
sepert6i itu, maka turunlah surat attaghobun ayat 16 yang berbunyi :
فاتّقو الله ماستطعتم واسمعوا وأطيعوا وأنفقوا خيرا
لأنفسكم , ومن يوق شُحَّ نفسهِ فأولئك هم المفلحون
Yang artinya: Maka
bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, dengarlah serta taatlah
dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu, dan barang siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang orang yang
beruntung.
Setelah turun ayat ini maka
taqwa yang mengandung unsur diatas hendaklah dilakukan dalam batas kemampuan
maksimal, sebagai manusia, wajarlah kalau sahabat nabi menyatakan keberatan
dalam menjalankan taqwa sepenuhnya, pada tingkatan yang terakhir ini, sebab
tuhan menciptakan manusia disertai dengan hawa nafsu.
Pengendalian hawa nafsu
inilah yang paling sulit dilakukan oleh manusia, walaupun Allah SWT telah
berkali kali mengingatkanya agar berhati hati dalam menghadapi hawa nafsu.
Ma’asyiral muslimin
Rahimakumullah
·
Jika kita mulai berorientasi serba duniawi, memburu duniawi itu
tandanya Allah sedang menghina kita.
·
Jika kita berorientasi dalam Ubudiah, itu tandanya Allah sedang
menolong kita,
·
Jika kita sedang sibuk dengan urusan sesama manusia hingga lupa dengan
Allah itu tandanya Allah sedang berpaling dari kita.
·
Jika kita dijauhkan dari rintangan rintangan menuju kepadanya,
sesungguhnya Allah sedang mendidik budi pekerti kehambaan kita.
·
Jika kita bergairah dalam munajat kepadaNYA, itu tandanya Allah sedang
mendekati kita.
·
Jika kita Ridha atas ketentuanNYA, dan Ridha bersamanya, itu tandanya
Allah Ridha kepada kita.
Ma’asyiral
Muslimin Rakhimakumullah:
إنّ أحسن الكلام كلام الله الملك العلاّم , والله سبحانه
وتعالى يقول وبقوله يهتدي المهتدون وإذا قرء القرأن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم
برحمون ........ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم : والعصر ............. بارك الله لي ولكم في
القرأن العظيم.......
Khutbah kedua
الحمد
لله الملك الوهاب، الجبارالتواب، الذي جعل الصلات مفتاحا لكل باب، فالصلاة والسلام
علي من نظر الي جماله تعالي بلا سطر ولا حجاب وعلي جميع الآل والأصحاب وكل وارث
لهم الي يوم المآب. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ
اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ
اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ
خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى
يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَر