kewajiban orang tua terhadap anak
KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
Ada hadits yang ditakhrij oleh Ibnul Mubarok dan Ibnu Aby dunya : Hak anak atas orang tuanya yaitu memberikan nama yang bagus/baik,mengajarkan baca tulis,dan menikahkannya ketika sudah baligh.
Terkait kewajiban ortu terhadap anak berlaku semenjak usia tamyiz,tentang kewajiban yg harus diberikan kpd anak meliputi:
1.perintah sholat plus syarat2ny.
2.pengenalan tentang aqidah dasar (khomsinah aqidatan).
3.pengenalan kepada Nabi Muhammad SAW.
4.Mengajarkan tentang perkara2 yg bersifat dhoruri (pokok) yg dianggap kufur bg yg inkar (I'anah juz 1,hal 35 beirut, nihayatu zein,is'adu rrofiq)..
قال الشافعي والأصحاب رحمهم الله على الآباء والأمهات تعليم أولادهم الصغار ما سيتعين عليهم بعد البلوغ فيعلمه الولي الطهارة والصلاة والصوم ونحوها ويعرفه تحريم الزنا واللواط والسرقة وشرب المسكر والكذب والغيبة وشبهها: ويعرفه أن بالبلوغ يدخل في التكليف ويعرفه ما يبلغ به: وقيل هذا التعليم مستحب والصحيح وجوبه وهو ظاهر نصه وكمايجب عليه النظر في ماله وهذا أولى وإنما المستحب ما زاد علىهذا من تعليم القرآن وفقه وأدب: ويعرفه ما يصلح به معاشه ودليل وجوب تعليم الولد الصغير والمملوك قول الله عزوجل (يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا) قال علي بن أبي طالب رضي الله عنه ومجاهد وقتادة معناه علموهم ما ينجون به من النار وهذا ظاهر: وثبت في الصحيحين عن ابن عمر رضي الله عنهما عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال كلكم راع ومسئول عن رعيته ثم أجرة التعليم في النوع الأول في مال الصبي فإن لم يكن له مال فعلى من تلزمه نفقته
Dalam Mirqotul Mafatih
وعن أبي سعيد وابن عباس - رضي الله عنه - ما قالا : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - من ولد له ولد فليحسن اسمه وأدبه فإذا بلغ فليزوجه فإن بلغ ولم يزوجه فأصاب إثما فإنما إثمه على أبيه .الحاشية رقم: 13138 - ( وعن أبي سعيد وابن عباس قالا : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : من ولد له ولد ) أي : ذكرا أو أنثى ( فليحسن ) بالتخفيف والتشديد ( اسمه وأدبه ) أي : معرفة أدبه الشرعي ( وإذا بلغ ) وفي نسخة صحيحة بالفاء ( فليزوجه ) وفي معناه التسري ( إن بلغ ) أي : وهو فقير ( ولم يزوجه ) أي : الأب وهو قادر ( فأصاب ) أي : الولد ( إثما ) أي : من الزنا ومقدماته ( فإنما إثمه على أبيه ) أي : جزاء الإثم عليه لتقصيره وهو محمول على الزجر والتهديد للمبالغة والتأكيد ، قال الطيبي - رحمه الله - : أي جزاء الإثم عليه حقيقية ودل هنا الحصر على أن لا إثم على الولد مبالغة لأنه لم يتسبب لما يتفادى ولده من أصابه الإثم .
Dalam kitab Syu'bul Iman
(حديث مرفوع) أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَانَ ، أنا أَحْمَدُ بْنُ عُبَيْدٍ ، نا إِسْحَاقُ بْنُ الْحَسَنِ الْحَرْبِيُّ ، نا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ ، نا شَدَّادُ بْنُ سَعِيدٍ الْجُرَيْرِيُّ ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ ، وَابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَنْ وُلِدَ لَهُ وَلَدٌ فَلْيُحْسِنِ اسْمَهُ وَأَدَبَهُ ، فَإِذَا بَلَغَ فَلْيُزَوِّجْهُ فَإِنْ بَلَغَ وَلَمْ يُزَوِّجْهُ فَأَصَابَ إِثْمًا ، فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى أَبِيهِ " .
hadits marfu'
Rosulullah berssabda : Barang siapa yang terlahir atasnya seorang anak,maka baguskanlah nama dan adabnya,dan jika telah baligh maka nikahkanlah.maka jika telah baligh dan belum dinikahkan ketika sianak melakukan satu dosa,maka dosanya ditanggung oleh bapaknya.
عن أبي سعيد وابن عباس رضي الله عنهم قالا: قال رسول الله (ص): من ولد له ولد فليحسن اسمه وأدبه، وإذا بلغ فليزوجه، فإن بلغ ولم يزوجه فأصاب إثما فإنما إثمه على أبيه :
اعانة الطالبين ٣/٢٥٤ :
Rosulullah berssabda : Barang siapa yang terlahir atasnya seorang anak,maka baguskanlah nama dan adabnya,dan jika telah baligh maka nikahkanlah. maka jika telah baligh dan belum dinikahkan ketika si anak melakukan satu dosa,maka dosanya ditanggung oleh bapaknya.
Kewajiban orang tua terhadap anaknya antara lain adalah :
1) Memilihkan istri/suami yang baik minimalnya harus memenuhi 4 syarat yaitu: rupawan, hartawan, bangsawan dan taat beragama. Dan yang di sebutkan terakhir adalah yang utama dari keempat syarat yang telah disebutkan (H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
2) Berlindung kepada Allah sebelum melangsungkan acara jimak, karena tanpa membaca “Bismillahi Allahumma Jannibnasy syaithaana Wajannibisy syaithaana mimmaa razaqtana” setan akan ikut menjimaki sang istri. ( H.R Bukhari dan Muslim dari Ibni Abbas).
3) Mengazdankan/mengkomatkan pada telinga kanan/kiri bayi, langsung setelah lahir dan dimandikan (H.R Bukhari dan Muslim dari Asma binti Abu Bakar).
4) Menyembelih aqiqah, karena Rasulullah Saw, Bersabda: Anak-anak yang baru lahir sebaiknya di aqiqah, sebaiknya aqiqah disembelih pada hari ketujuh dari kelahiran dan pada hari itu juga di cukur rambut serta di beri nama (H.R Bukhari dan Muslim dari Sulaiman bin Amir).
5) Melakukan penyunatan, Hukum penyunatan adalah wajib bagi anak laki-laki dan kemuliaan bagi anak perempuan. (H.R Ahmad dan Baihaqi dari Syaddad bin Aus).
6) Menyediakan pengasuh, pendidik/guru yang baik, kuat beragama dan berakhlak mulia, kalau orang tuannya kurang mampu.akan tetapi yang terutama bagi yang mampu adalah orang tuannya, di samping guru di sekolah dan ustadz di pengajian.
7) Mengajarnya membaca dan memahami Al-Qur’an, memberikan pendidikan jasmani. (H.R Baihaqi dari Ibnu Umar).
8) Memberikan makanan yang halal untuk anaknya.Rasulullah Saw. Pernah mengajarkan sejumlah anak untuk berpesan kepada orang tuanya dikala keluar mencari nafkah “selamat jalan ayah, Jangan sekali-kali engkau membawa pulang kecuali yang halal dan tayyib saja,” kami mampu bersabar dari kelaparan, tetapi tidak mampu menahan azab Allah Swt. (H.R Thabraani dalam Al-Ausaath).
9) Membiasakan berakhlak Islami dalam bersikap, berbicara, dan bertingkah laku, sehingga semua kelakuanya menjadi terpuji menurut islam. (H.R Turmudzi dari Jabir bin Samrah).
10) Menanamkan etika malu pada tempatnya dan membiasakan minta izin keluar/masuk rumah, terutama ke kamar orang tuanya, teristimewa lagi saat-saat zairah dan selepas shalat isya’. (Al-qur’an surat An-nur : 56).
11) Berlaku kontuitas dalam mendidik, membimbing dan membina mereka. Demikian juga dalam penyandangan dana dalam batas kemampuan,sehingga sanh anak mampu berdikari.(H.R Abu Daud bari abu Qalaabah).
12) Berlaku adil dalam memberi perhatian,wasyiat,biaya dan cinta kasih kepada mereka. (H.R Muslim dari Anas bin Malik).