Surat cinta untuk sang kekasih
Cintailah cinta sewajarnya
Benar sekali ungkapan sang pujangga yang mengatakan "LOVE IS BLINK" cinta itu buta, sebab banyak sekali orang yang sudah terlanjur cinta terhadap sesuatu maka ia tidak akan mau berpaling darinya bahkan cenderung berkeyakinan bahwa yang dicintai lebih hebat lebih baik bahkan tidak sedikit yang tertutup mata hatinya sehingga berani mengatakan IA MA'SHUM ia terjaga ia tidak memiliki kesalahan. jika kita berbicara tentang CINTA ANAK MUDA terhadap pujaan hatinya, maka yang tergambar dalam benak kita adalah, sang kekasih is number one, tidak ada yang bisa menandinginya, baik dari segi fisik maupun budi pekerti, walaupun kenyataan yang ada kekasih tersebut hitam, gemuk, pelit dan pemarah, jika cinta tersebut hanya bersifat pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain maka yang merasakan dampaknya adalah pribadi masih masing, NAMUN jika CINTA YANG ADA adalah kecintaan seseorang terhadap calon pemimpin pilihanya maka perlu sekali kiranya untuk dikaji lebih mendalam, sebab ini tidak hanya berhubungan dengan personal saja namun erat hubunganya dengan kemaslahatan bersama, kemaslahatan ummat, karena apa? kita buat contoh sederhana jika ia cinta mati dengan pemimpin pilihanya, maka apapun yang ada pastilah ia ikuti pastilah ia jalani dan laksanakan perintahnya, walaupun terkadang akal sehat tidak dapat menerimanya, المحِبُّ للحبيب مطيعٌ sang pecinta pastilah menuruti ucapan yang ia cintai. sampai seandaianya diperintah melakukan kesalahan ia akan melaksanakan, begitulah dahsyatnya cinta. Akhir akhir ini kita disuguhi dengan persoalan politik praktis yang imbasnya sangat kentara, yang menyerang para pecinta, dengan mudahnya para pecinta ini menyanjung pilihanya, dan mengerdilkan lawan politik pemimpinnya bahkan membully rival tersebut, sampai sampai otaknya mati, nuraninya terkotak ia tidak mau dan tidak bisa mendengar masukan dari orang lain, sehingga yang terjadi antara satu pecinta dengan yang lainya saling adu argumen adu kepandaian bahkan adu kedigdayaan, padalal sebenarnya mereka berdua adalah orang orang yang pandai dan terpandang, semua itu disebabkan cinta buta, dan TA'ASSUB yang berlebihan, padahal kalau dilihat mereka sama sama tidak ada hubunganya dengan pemimpin pilihanya, dan pemimpinya pun tidak tahu menahu dengannya, sadarlah, politik itu sesaat, jangan cinta buta dan terlalu ta'assub karena segala seauatu jika melebihi komposisi akan menimbulkan penyakit, baik penyakit dhohir maupun bathin, sebelum semua terlambat sadarlah, tidak ada cinta yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi, akhirnya sebelum semua yang kita lakukan meninggalkan efek negatif pada diri kita sendiri dimasa yang akan datang maka marilah kita MENCINTAI SESUATU sewajarnya saja. sebagaimana hadits nabi.
أحبب حبيبك هونا ما ۞ عسیان يكون بغيضك يوما ما
وأبغض بغيضك هونا ما ۞ عسی ان يكون حبيبك يوما ما
Benar sekali ungkapan sang pujangga yang mengatakan "LOVE IS BLINK" cinta itu buta, sebab banyak sekali orang yang sudah terlanjur cinta terhadap sesuatu maka ia tidak akan mau berpaling darinya bahkan cenderung berkeyakinan bahwa yang dicintai lebih hebat lebih baik bahkan tidak sedikit yang tertutup mata hatinya sehingga berani mengatakan IA MA'SHUM ia terjaga ia tidak memiliki kesalahan. jika kita berbicara tentang CINTA ANAK MUDA terhadap pujaan hatinya, maka yang tergambar dalam benak kita adalah, sang kekasih is number one, tidak ada yang bisa menandinginya, baik dari segi fisik maupun budi pekerti, walaupun kenyataan yang ada kekasih tersebut hitam, gemuk, pelit dan pemarah, jika cinta tersebut hanya bersifat pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain maka yang merasakan dampaknya adalah pribadi masih masing, NAMUN jika CINTA YANG ADA adalah kecintaan seseorang terhadap calon pemimpin pilihanya maka perlu sekali kiranya untuk dikaji lebih mendalam, sebab ini tidak hanya berhubungan dengan personal saja namun erat hubunganya dengan kemaslahatan bersama, kemaslahatan ummat, karena apa? kita buat contoh sederhana jika ia cinta mati dengan pemimpin pilihanya, maka apapun yang ada pastilah ia ikuti pastilah ia jalani dan laksanakan perintahnya, walaupun terkadang akal sehat tidak dapat menerimanya, المحِبُّ للحبيب مطيعٌ sang pecinta pastilah menuruti ucapan yang ia cintai. sampai seandaianya diperintah melakukan kesalahan ia akan melaksanakan, begitulah dahsyatnya cinta. Akhir akhir ini kita disuguhi dengan persoalan politik praktis yang imbasnya sangat kentara, yang menyerang para pecinta, dengan mudahnya para pecinta ini menyanjung pilihanya, dan mengerdilkan lawan politik pemimpinnya bahkan membully rival tersebut, sampai sampai otaknya mati, nuraninya terkotak ia tidak mau dan tidak bisa mendengar masukan dari orang lain, sehingga yang terjadi antara satu pecinta dengan yang lainya saling adu argumen adu kepandaian bahkan adu kedigdayaan, padalal sebenarnya mereka berdua adalah orang orang yang pandai dan terpandang, semua itu disebabkan cinta buta, dan TA'ASSUB yang berlebihan, padahal kalau dilihat mereka sama sama tidak ada hubunganya dengan pemimpin pilihanya, dan pemimpinya pun tidak tahu menahu dengannya, sadarlah, politik itu sesaat, jangan cinta buta dan terlalu ta'assub karena segala seauatu jika melebihi komposisi akan menimbulkan penyakit, baik penyakit dhohir maupun bathin, sebelum semua terlambat sadarlah, tidak ada cinta yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi, akhirnya sebelum semua yang kita lakukan meninggalkan efek negatif pada diri kita sendiri dimasa yang akan datang maka marilah kita MENCINTAI SESUATU sewajarnya saja. sebagaimana hadits nabi.
أحبب حبيبك هونا ما ۞ عسیان يكون بغيضك يوما ما
وأبغض بغيضك هونا ما ۞ عسی ان يكون حبيبك يوما ما