Manut kiai adalah keniscayaan - #Khutbah Jum'at
Santri manut kiai adalah keniscayaan - Khutbah Jum'at
MARI BERSAMA PARA ULAMA’
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ
بِصِدْقِ نِيَّةٍ كَفَاهُ وَمَنْ تَوَسَّلَ إِلَيْهِ بِاتِّبَاعِ شَرِيْعَتِهِ
قَرَّبَهُ وَأَدْنَاهُ وَمَنِ اسْتَنْصَرَهُ عَلَى أَعْدَائِهِ وَحَسَدَتِهِ
نَصَرَهُ وَتَوَلاَّهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ
اللّٰهِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ
اللّٰهُ. اِتَّقُوا اللّٰهَ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ
نَوَاهِيْهِ وَاتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قال الله تعالى في كتابه الكريم : (( فَاسْأَلُواْ أَهْلَ
الذِّكْرِ إِنْ كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ ))
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah.
Monggo, kito sami sami
bersyukur kehadirat Allah SWT. Atas segala Nikmat yang telah diberikan kepada
kita semua, nikmat sehat baik sehat jasmani maupun utamanya sehat rohani……..
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah.
Manusia diciptakan oleh
Allah sebagai makhluk yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk ciptaan
Allah lainnya. Hal ini terbukti dalam Allah firmanNya dalam Al-Qur’an:
وَلَقَدْ
كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ
مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Dan
Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan., Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” (QS: al-Isra’ ayat 70)
Karena
itu, para hadirin, mari kita pelihara kemuliaan yang Allah berikan kepada kita
dengan takwa kepadanya. Allah berfirman:
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal .”
(QS: Al-Hujurat ayat 13)
Sebagaimana
kita tahu bahwa takwa berarti melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya. Dalam mimbar pada kesempatan yang mulia ini, saya sampaikan ayat:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
shâdiqin.” (QS: al-Taubah ayat 119)
Di
sini, ada dua perintah Allah, yaitu perintah bagi orang-orang beriman untuk
bertakwa kamu kepada Allah dan menjadi orang yang bersama shâdiqin. Dalam
bertakwa kita mengikuti shâdiqin. Siapa shâdiqin itu? Yaitu orang-orang yang
berkhidmah karena memiliki kepercayaan yang tinggi.
Hal
inilah yang dicontohkan oleh sahabat Abu Bakar yang mendapat julukan
“ash-shiddiq” karena ketika Rasulullah Isra dan Mi’raj ia percaya penuh apa
yang dikatakan oleh Rasulullah, bahkan mengatakan “lebih dari itu pun saya
percaya”. Tingkat kepercayaan semacam inilah yang membuat Abu Bakar memperoleh
gelar mulia tersebut.
Lalu
apa ciri selanjutnya dari shâdiqin, yaitu punya ilmu. Para ulama dan para ahli
tafsir, menafsirinya dengan makna ulamâ’. Dalam ayat lain, Allah mengatakan:
إِنَّمَا
يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS: al-Fathir ayat 28)
Orang
tanpa ilmu bisa sesat. Sesungguhnya ilmu saja juga tidak cukup, tetapi orang
harus mengamalkan ilmunya. Ilmu tidak hanya untuk diperdebatkan, tetapi harus
diamalkan. Seperti kita ketahui, akhir-akhir ini banyak orang suka berdebat.
Ilmu hanya untuk diperdebatkan, tidak dipakai untuk beramal. Naudhubillahi min
dzalik. Ada bahaya dan kerusakan dari perdebatan, karena itu kita perlu
berhati-hati. Mereka seolah-olah berusaha mencari kebenaran, tetapi sebenarnya
telah melenceng dari pencarian kebenaran demi kemenangan ego. Sekali lagi, ilmu
harus diamalkan karena itu shâdiqin atau shiddiqin adalah orang yang
mengamalkan ilmu.
Selanjutnya
shiddiqin adalah orang yang ikhlas. Dalam mengamalkan ilmu harus dilakukan
dengan ikhlas. Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kita untuk menyembah-Nya
dengan ikhlas. Sebagaimana yang terdapat dalam firman-Nya:
وما أمروا إلا ليعبدو الله مخلصين له الدين
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS: Al-Bayyinah
ayat 5)
Hadirin yang dimuliakan
Allah subhanahu wata’ala
Mari kita ingat pesan yang
disampaikan Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin: (( Semua manusia
itu sia-sia, rusak, kecuali orang yang berilmu. Yang berilmu pun sia-sia,
kecuali yang mengamalkan ilmunya. Dan yang mengamalkan ilmunya pun sia-sia,
kecuali amalnya disertai dengan keikhlasan.))
Maasyiral Muslimin
rahimakumullah
mari kita selalu bersama
para ahli dzikir orang-orang yang berilmu (Ulama’), orang yang beramal, dan
orang yang ikhlas agar terpelihara ketakwaan kita. Semoga akhir hayat kita
diberikan Allah khusnul khatimah. Semoga Allah memelihara kita, memelihara iman
kita, memelihara ilmu kita, memelihara amal kita, dan memelihara keikhlasan
kita dengan para Shiddiqiin.
Demikianlah khutbah singkat
kali ini, semoga bermanfaat.
Khutbah II
الحمد لله الملك
الوهاب، الجبارالتواب، الذي جعل الصلات مفتاحا لكل باب، فالصلاة والسلام علي من
نظر الي جماله تعالي بلا سطر ولا حجاب وعلي جميع الآل والأصحاب وكل وارث لهم الي
يوم المآب. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ .
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ
اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ
اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ