Advertisement

Tafsir Tarbawi Pendidik

Tafsir Tarbawy Tema Pendidik atau Guru


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang menunjang hal tersebut, dan menjadi tolak ukur kemajuan dan kemunduran suatu bangsa, serta baik buruknya suatu peradaban. Sehinga jika pendidikan baik maka peradaban pun baik dan sebaliknya.

Maka ilmu pengetahuan hendaknya ditanggapi secara serius di sekolah-sekolah formal dan dijadikan wadah untuk mendidik generasi warga negara agar berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan khususnya bagi agama.

Tentu saja, satu-satunya ilmu yang tidak dapat diragukan lagi keasliannya adalah isi Firman Allah, atau yang sering kita sebut dengan Al-Qur'an. Al-Quran merupakan kitab Islam yang memberikan pedoman hidup, dan Al-Quran berisi ayat-ayat Al-Quran yang membahas berbagai topik, salah satunya bertemakan Pendidikan, termasuk mengenai tentang subjek Pendidikan (pendidik/guru).


RUMUSAN MASALAH

Apa itu pengertian subjek Pendidikan?

Bagaimana subjek Pendidikan dalam Al-Qur’an?

TUJUAN

Untuk mengetahui pengertian subjek Pendidikan

Untuk mengetahui subjek Pendidikan dalam Al-Qur’an

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Subjek Pendidikan

Kata subjek dalam kamus besab Bahasa Indonesia memiliki arti pokok pembicaraan; pokok pembahasaan; bagian klausa yang menanadai apa yang dikatakan oleh pembicara; pokok kalimat; pelaku. Sedangkan Pendidikan adalah proses sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.

Subjek Pendidikan sangat berpengaruh sekali terhadap keberhasilan atau gagalnya Pendidikan, disebabkan banyak hal yang melatarbelakangi pendidik. Subjek pendidikan adalah orang ataupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan.

Subjek pendidikan juga berarti orang yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk social dan sebagai makhluk individu yang mandiri. 

Subjek pendidikan yang dipahami kebanyakan para ahli pendidikan adalah orang tua, guru-guru di institusi formal (disekolah) maupun nonformal dan lingkungan masyarakat, sedangkan pendidikan pertama (tarbiyatul awwal) yang kita pahami selama ini adalah rumah tangga (orang tua). Sebagai seorang muslim kita harus menyatakan bahwa pendidik pertama manusia adalah Allah dan yang kedua adalah Rasulullah.


Subyek Pendidikan Dalam Al-Qur’an

Q.S. Al-Rahman ayat 1-4

الرّحْمَنْ . عَلَّمَ الْقُرءاَنْ .  خَلَقَ آلْلإِنْسنْ . عَلَّمَهُ الْبَياَن

Artinya:

(tuhan) yang Maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al Quran.Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. (Q.S. Al-Rahman ayat 1-4 ).

Tafsir ayat

الرّحْمَنْ . عَلَّمَ الْقُرءاَنْ

Allah telah mengajari Nabi Muhammad Alquran dan Nabi Muhammad mengajarkannya kepada ummatnya.

Surah ini menyebut-nyebut tentang nikmat-nikmat yang telahAllah anugrahkan kepada hamba-hambaNya, maka terlebih dahulu Allah menyebutkan nikmat yang merupakan nikmat terbesar kedudukannya dan terbanyak menfaatnya, bahkan paling sempurna faidahnya yaitu nikmat diajarkannnya Alqur’an Karim. Karena dengan mengukuti Alqur’an Karim,maka diperolehlah kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan dengan menempuh jalannya. Lalu diperolehlah segala keinginan di dunia dan di akhirat, karena Alquranlah puncak dari segala kitab Samawi, yang telah di turunkan pada makhluk Allah yang terbaik.

خَلَقَ آلْلإِنْسنْ . عَلَّمَهُ الْبَياَن

Dia telah menciptakan manusia ini dan mengajarinya mengunggapkan apa yang terlintas dalam hatinya dan terbesik dalam sembarinya. Sekiranya tidak demikian, maka Nabi Muhammad takkan dapat mengajarrkan Alqur an kepada umatnya.

Oleh karena itu manusia ini makhluk soaial menurut lahiatnya, yang tak bisa hidup tanpa brmasyarakat dengan sesamanya, maka haruslah ada bahasa yang igunakan untuk saling memahami sesamanya, dan untuk menulis kepada sesamanya dan untuk memelihara ilmu-ilmu orang terdahulu supaya dapat diambil manfaatnya oleh generasi berikutnyadan agar ilmu-ilmu itu dapat ditambah oleh generasi yang mendatang atas hasil yang diperoleholeh generasi lain.

Pada surah ar-Rahman ayat 1-4 ditegaskan disini bahwa yang menjadi subjek pendidikan adalah seorang manusia yang merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna karena diberikan olehnya sesuatu yang tidak ia berikan kepada makhluk ciptaannya yang lain yakni akal yang mengangkat derajat manusia sehingga manusialah yang berhak menjadi subjek pendidikan baik bagi sesama ataupun bagi makhluk ciptaan Allah yang lainnya.

Kata ‘Al-lama atau mengajarkan memerlukan objek. Banyak ulama yang mengatakan bahwa yang dimaksud objek disini adalah Al-insanatau manusia. Malaikat jibril yang menerima wahyu dari Allah yang berupa Al-qur’an untuk disampaikan kepada nabi Muhammad Saw, disampaikan oleh beliau kepada nabi, malaikat jibril tidak akan mungkin mengajarkannya kepada nabi kalau sebelumnya tidak mendapat pengajaran kepada Allah.

Al-Hasan berkata kata Al-Bayan berarti berbicara, karena konteks Al-qur’an berada dalam pengajaran Allah yaitu cara membacanya, hal ini berlangsung dengan cara memudahkan pengucapan artikulasi serta memudahkan keluarnya huruf melalui jalanya masing-masing dari tenggorokan, lidah dan dua bibir sesuai dengan keragaman artikulasi sesuai dengan jenis hurufnya. 

Sedangkan menurut Thabathaba’i, kata bayan berarti jelas, yang dimaksud disini dalam arti potensi mengungkap yakni kalam atau ucapan yang dengannya dapat terungkap apa yang terdapat dalam benak. Menurutnya tidaklah dapat terwujud kehidupan bermasyarakat manusia, tidak juga mahluk ini dapat mencapai kemajuan yang mengagumkan dalam kehidupan kecuali dengan kesadaran tentang al-kalam atau pembicaraan itu sendiri, karena dengan demikian dia telah membuka pintu untuk memeroleh dan memberi pemahaman, tanpa itu manusia akan sama saja dengan binatang dalam hal ketidakmampuannya mengubah wajah kehidupan dunia ini. 

Nilai Pendidikan

Dari surat Ar-Rahman ayat 1-4 kita dapat mengetahui beberapa nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Yaitu dikatakan bahwa Allah telah mengajarkan Al-Qur’an kepada manusia, sehingga manusia tersebut menjadi pandai, maksudnya ayat-ayat AlQur’an yang diturunkan oleh Allah kepada manusia itu bertujuan untuk memberi pedoman kepada manusia agar manusia itu dapat memahami isi serta maknanya, sehingga manusia dapat bertingkah laku yang sesuai dengan pedomannya yaitu Al-Qur’an.

Dalam kegiatan pembelajaran kita dapat mengartikan seorang guru yang mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya agar dapat dipahami apa yang diberikan oleh guru tersebut. Sehingga ketika seorang guru memberikan evaluasi kepada muridnya tentang pelajaran yang telah diberikan, maka murid akan dapat menjawab dan mengerjakannya dengan baik dan benar. Sehingga murid tersebut menjadi pandai dengan ilmu yang telah diberikan oleh gurunya.

Beberapa hal yang terdapat dalam surat Ar Rahman yang berkaitan dengan subjek pendidika adalah:

Kata “Ar-Rahman” menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik sebaiknya bersifat murah hati, penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak didiknya dan siapa saja (kompetensi personal)

Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi pedagogis yang baik sebagaimana Allah mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad

Al-Qur’an menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah kebenaran/ilmu dari Allah (kompetensi personal)

Keberhasilan pendidik terletak pada kemampuan anak didik menerima dan mengembangkan ilmu yang diterinya sehingga ia menjadi generasi yang cerdas secara spiritual dan intelektual yang secara implisit terkait dengan kata “al-bayan”.


Q.S Al-Najm ayat 5-6

عَلَّمَهُ و شَدِيْدُ الْقُوَى.  ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى

Artinya: 

5. Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.

6. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa yang  asli.

Tafsir 

Ayat 5, dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa nabi Muhammad SAW diajari oleh malaikat jibril. malaikat jibril itu sangat kuat, baik ilmunya maupun amalnya.  Dari sinilah jelas bahwa nabi Muhammad itu bukan diajari oleh manusia, tapi beliau diajari oleh malaikat yang sangat kuat.

Ayat 6, Allah SWT menerangkan dalam ayat ini, bahwa malaikat jibril memiliki kekuatan yang luar biasa. Seperti dalam suatu riwayat yang menjelaskan bahwa malaikat jibril pernah membalikkan perkampungan nabi Lut kemudian mereka diangkat ke langit lalu dijatuhkan ke bumi. Ia juga pernah menghembuskan kaum nabi samud hingga berterbangan. Dan apabila ia turun ke bumi hanya dibutuhkan waktu sekejap mata. Ia juga dapat berubah bentuk seperti manusia. 

Kata  ( علّمه )‘allamahu/ diajarkan kepadanya bukan berarti wahyu tersebut bersumber dari malaikat jibril. Malaikat menerima wahyu dari Allah dengan tugas menyampaikannya secara baik, dan benar kepada nabi Muhammad saw, dan itulah yang dimaksud dalam pengajaran disini. Kata ( مرّة )mirrah berarti melilitkantali guna menguatkan sesuatu. Kata ( ذو مرّة ) dzu mirrah digunakan untuk menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang.

Nilai Pendidikan

Diantara subjek pendidkan (guru) adalah malaikat. Guru Nabi adalah malaikat, sebagai asisten Tuhan

Manusia perlu mendekati guru itu untuk memperoleh pesan-pesan ilahiah (ilham) darinya, dengan cara banyak membaca Al-Qur’an, merenungkan dan mendekatkan diri kepadan-Nya.

Jika berkaca kepada Jibril maka sifat-sifat yang perlu dimiliki seorang pendidik diantaranya adalah:

Kuat fisik dan mental

Cerdas dan memiliki IQ tinggi

Memiliki pembawaan dan bakat sebagai guru yang terlihat dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku

Berusaha mendekatkan diri kepada murid untuk memahami murid dan mendorongnya untuk maju. Guru tidak boleh bagaikan raja “Menara gading” sehingga jauh dan tak terjanglau/akrab dengan murid

Meneylami dan mendalami karakter murid dan kesulitan mereka untuk didorong maju sesuai bakat dan minta mereka, serta dibantu dalam mengatasi kesulitan mereka

Meningkatkan kemampuan dan profesinalisme keguruan.

Memenuhi tuntutan kurikulum.

Berdasarkan penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa sebagai subjek pendidikan kita harus:

Dapat menjadi model dan teladan bagi murid-murid kelak

Menguasai materi yang akan diajarkan.

Bersikap sewajarnya seorang guru tanpa ada sesuatu yang menyimpang.

Q.S Al-Nahl ayat 43-44

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلاَّرِجَالاًنُوحِى إِلَيْهِمْ ج  فَسْئَلُوا أهْلَ الذِّكْرِإِنْ كُنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ . بِلْبَيِّنَتِ وَالزَّبُرِقلى وَأَنْزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَانُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

Terjemahan

43. Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,

44. (mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan

Tafsir 

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلاَّرِجَالاًنُوحِى إِلَيْهِمْ ج  فَسْئَلُوا أهْلَ الذِّكْرِإِنْ كُنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ

Kaum musyrikin Arab tidak percaya bahwa Nabi Muhammad itu seorang rosul. Mereka menyatakan (Allah terlalu besar dibandingkan bahwa rasulnya adalah seorang manusia). Maksudnya, Allah itu maha besar, tidak mungkin rasul-Nya seorang manusia. Untuk membantah itu , Allah menurunkan Surat Yunus (10:2) bahwa sikap heran adanya rosul seorang manusia tidak benar. “patutkan menjadi keheranan bagi manusia bahwa kamu wahyukan kepada seorang  laki-laki diantara mereka, berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa meraka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan merka. Orang-orang kafir berkata “sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata””

Manusia tidak layak menolak manusia sebagai rosul Allah. Oleh karenanya, hal itu wewenang Allah. Sebagai seorang rosul, manusia terpilih itu menerima wahyu, yang menghendaki perlunya orang iu memiliki kesucian pribadi yang istimewa. Tugasnya adalah berdakwah, yang memerlukan kekuatan rohani dan jasmani yang Tangguh. Dengan demikian, Allah yang lebih tahu siapa yang pantas untuk diangkat-Nya sebagai Rosul-Nya, yang suci pribadinya, dan kuat jasmaninya serta rohaninya itu manusia tidak boleh mempertanyakannya.

Mereka juga meminta rosul Allah seorang malaikat. Allah langsung menjawab bahwa bila malaikat yang diturunkan sebagai rosul, maka Riwayat mereka akan tamat, sebab apabila membangkang mereka akan langsung dibinasakan. hal tersebut terdapat dalam surat Al-An’am (6:8) yang arinya “Dan mereka berkata<mengapa tidak diturunkan kepadanya malaikat?> sedangkan kalau kami turunkan malaikat, tentulah sudah selesai urusan itu, kemudian mereka tidak diberi Tangguh sedikitpun”.

Karena itulah Allah menegaskan dalam ayat yang diterangkan ini bahwa Allah tidak pernah menurunkan rosulNya selain manusia, namun bukan manusia sembarangan, meliankan manusia yang sudah dipilih dan diberiNya wahyu. Dengan diutusnya manusia sebagai rosul maka komunikasi bisa lancer, karena ia berbicara dengan Bahasa manusia, dan contoh teladn juga bisa diberikan karena kasat mata atau dapat dilihat.

فَسْئَلُوا أهْلَ الذِّكْرِإِنْ كُنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ

“maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui”

الذكر  maksudnya adalah wahyu, sementara اهل الذكر  adalah oorang-orang yang paham tentang wahyu, dalam kasus ini maksudnya adalah ahli kitab. Jadi apabila kaum musyrikin tidak percaya bahwa rosul Allak kepada manusia itu adalah juga seorang manusia, maka bertanyalah kepada ahli kitab apakah rosul-rosul sebelum Nabi Muhammad seorang manusia: malaikat atau bukan, pasti jawaban mereka adalah manusia.

بِلْبَيِّنَتِ وَالزَّبُرِ

“Berikut keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab”.

Huruf jar (ba’) dalam ayat diatas dikaitkan kepada نوحي dalamm ayat sebelumnya. Jadi rosul yang dikirim Allah diberi wahyu dalam bentuk bayyinat (البينات) dan zubur (الزبر) . Bayyinat adalah wahyu dalam bentuk lengkap, yaitu kitab suci (sperti Taurat, Injil, Al-Qur’an). Zubur adalah jamak zabur yaitu wahyu yang tidak lengkap, hanya beberapa lebar yang berisi ajaran ketuhanan dan moral tertentu (seperti shuhuf yang diberikan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Dawud).

وَأَنْزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَانُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

“Dan kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”.

Nabi Muhammad diberi Allah wahyu lengkap yaitu Al-Qur’an. Tugas Nabi Muhammad ialah menjelaskan wahyu yang diturunkan kepadanya itu kepada seluruh mannusia. Penjelasannya ialah dalam bentuk Sunnah (hadits), yang terbagi dua bayyab ta’kid, yaitu menguatkan dengan memberikan penjelasan-penjelasan dan contoh-contoh; serta bayan tafsir yaitu menjelaskan dengan memberikan perincian, Batasan, bahkan tambahan.

Nilai Pendidikan

Berdasarkan penjelasan diatas nilai Pendidikan yang terkandung didalamnya yaitu bahwa dalam dunia Pendidikan kita dituntut untuk berusaha mencari tahu apa yang kita pelajari, sehingga kita dapat memahami hal tersebut. Dalam surat ini menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu atau lebih pintar dari diri kita, dengan demikian kita dapat memahami sebuah ilmu tidak hanya dengan pemahaman sepihak dari diri kita sendiri, melainkan penjelasan atau pemaparan yang kita dapatkan dari orang lain. Orang lain tersebut dapat kita jadikan sebagai guru, dan guru itulah yang berperan sebagai subjek Pendidikan, karena guru yang akan memberikan pemahaman kepada kita tentang suatu hal yang tidak kita ketahui. Sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek Pendidikan. Pendidik adalah individu yang mampu melaksanakan Tindakan mendidik dalam situasi Pendidikan untuk mencapai tujuan Pendidikan. Pendidik dapat dikategorikan menjadi 2 yakni menurut kodrat yaitu orang tua, dan menurut jabatan yaitu guru.

Selain itu nilai nilai Pendidikan yang dapat diambil diantaranya yaitu:

Bila nabi/rosul tidak ada yang perempuan, guru boleh seorang perempuan. Yang penting ialah bahwa ia disiapkan dengan baik sebagaimana seorang nabi disiapkan oleh Allah dengan bimbingan dan pengetahuan yang diberikan-Nya kepadanya (inzal, mendapat wahyu)

Diantara subjek Pendidikan (guru) ialah orang pandai (ahl zikr) yang pengetahuannya harus lebih baik dari murid.

Guru itu harus memiliki buku-buku oegangan yang baik(bayyinat) dan diktat-diktat (zubur)

Guru harus professional, yaitu memiliki pengetahuan yang baik dan terampil menjelaskannya kepada anak didiknya. 

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kita dapat menyimpulkan dari pembahasan di depan bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang mengandung makna pendidikan, terutama subjek pendidikan. Beberapa simpulan yang dapat kita ambil, yaitu:

QS. Ar- Rahman : 1-4  menjelaskan bahwa Allah adalah subjek pendidikan yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Ayat ini mengajarkan kita untuk menjadi seorang pendidik yang profesional, yaitu menstranfer semua ilmu yang ada hingga objek pendidikan paham dan pandai.

QS. An- Najm : 5-6 menjelaskan bahwa malaikat Jibril adalah subjek pendidikan. Ayat tersebut menjelaskan ciri-ciri seorang pendidik yang berkompeten, tidak hanya baik dalam  hal penguasaan  materi tapi juga sikap dan penampilan.

QS. An- Nahl : 43-44  Bahwa seorang guru dalam perannya sebagai ahli al-dzikr, Sebagai ahli al-dzikr ia dapat mencari titik persamaan antara ajaran yang terdapat didalam berbagai kitab tersebut untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari


SARAN

Demikian tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan, harapan kami dengan adanya tulisan ini dapat lebih mengenali dan memahami materi. Khususnya pada mata kuliah Tafsir Tarbawi. Yang membahas topik tentang Subjek Pendidikan berdasarkan Ayat Al-Qur’an.

Kami sadar dalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaian. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi kita semua. Aamiin.


Daftar Pustaka

file:///C:/Users/KATEPE%20KELILING/Downloads/3118-Article%20Text-8286-1-10-20180320.pdf (diakses pada tanggal 23 Mei 2024 pukul 22.00 WIB )

https://www.suaradarussalam.id/2021/01/subyek-pendidikan-pendidik-guru-dalam-tafsir-alquran.html (diakses pada tanggal 23 Mei 2024 pukul 21.00 WIB )

https://www.google.co.id/books/edition/Tafsir_Tarbawi_Nilai_nilai_Pendidikan_da/QqKCEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=tafsir+tarbawi+subjek+pendidikan&pg=PA75&printsec=frontcover (diakses pada tanggal 23 Mei 2024 pukul 20.30 WIB )

https://inhakly.blogspot.com/2017/09/makalah-tafsir-tarbawi-subjek.html (diakses pada tanggal 23 Mei 2024 pukul 22.00 WIB )

https://www.scribd.com/document/542334780/Tafsir-ayat-ayat-Al-Qur-an-tentang-Subjek-Pendidikan (diakses pada tanggal 23 Mei 2024 pukul 22.00 WIB )

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Advertisement

Advertisement