Sinkronisasi Keinginan dan Kehendak
MENYESUAIKAN KEINGINAN KITA DENGAN KEHENDAKNYA
Sobat saef, Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,
لاَ يَمْلِكُوْنَ لِأَنْفُسِهِمْ مِنَ الطَّاعَةِ نَفْعًا وَلاَ يَجِدُوْنَ إِلَى صَرْفِ المَعْصِيَةِ عَنْهَا دَفْعًا خَلَقَ الخَلْقَ بِمَشِيْئَتِهِ عَنْ غَيْرِ حَاجَةٍ كَانَتْ بِهِ
"Makhluk tidak mempunyai kekuasaan untuk mendapat manfaat dalam berbuat ketaatan, juga tidak mampu untuk menolak hal-hal yang bisa memalingkannya dari maksiat.
Allah menciptakan makhluk dengan kehendak-Nya, bukan karena Allah butuh pada makhluk." Imam Al-Muzani rahimahullah juga mengatakan,
لاَ يَمْلِكُوْنَ لِأَنْفُسِهِمْ مِنَ الطَّاعَةِ نَفْعًا وَلاَ يَجِدُوْنَ إِلَى صَرْفِ المَعْصِيَةِ عَنْهَا دَفْعًا
"Makhluk tidak mempunyai kekuasaan untuk mendapat manfaat dalam berbuat ketaatan, juga tidak mampu untuk menolak hal-hal yang bisa memalingkannya dari maksiat.” Maksudnya adalah manusia tidak bisa melakukan ketaatan dan meraih manfaat melainkan dengan pertolongan Allah Azza wa Jalla. Begitu pula tidak ada yang bisa selamat dari maksiat kecuali dengan pertolongan Allah azza wa Jalla. Allah azza wa Jalla berfirman,
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖوَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚوَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107)
وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚوَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
“Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya.” (QS. Ar-Ra’du: 11)
Sebagaimana disebutkan pula dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu,
وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَىْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَىْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَىْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَىْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
“Ketahuilah sesungguhnya seandainya ada umat bersatu untuk memberikan satu manfaat kepadamu, mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali jika Allah telah menetapkannya untukmu. Seandainya ada umat bersatu untuk memberikan mudharat kepadamu, mereka tidak bisa memberikan mudharat kepadamu kecuali jika Allah telah menetapkannya untukmu. Pena sudah diangkat dan lembaran catatan sudah kering.”
(HR. Tirmidzi, no. 2516 dan Ahmad, 1:293, sanad hadits ini hasan).
Bahasan inilah yang dimaksud dalam kalimat hawqalah: _laa hawla wa laa quwwata illa billah_. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata tentang maksud kalimat tersebut yaitu,
لاَ حَوْلَ عَنْ مَعْصِيَةِ اللهِ إِلاَّ بِعِصْمَتِهِ، وَلاَ قُوَّةَ عَلَى طَاعَتِهِ إِلاَّ بِمَعُوْنَتِهِ
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.” (Syarh Shahih Muslim, 17:27)
Allah Azza wa Jalla menciptakan kita, namun bukan berarti membutuhkan kita. Justeru kitalah yang sangat membutuhkan dan bergantung pada-Nya...
Saudaraku, Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha _Iradah_ (berkehendak). Apapun yang Allah Azza wa Jalla kehendaki pasti terjadi, apapun yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi. Semua langit dan bumi, serta semua yang ada di antara keduanya adalah milik Alah Azza wa Jalla dan berada di bawah kekuasaan-Nya, oleh karena itu tidak akan terjadi di kerajaan-Nya sesuatu yang tidak Dia kehendaki.
Seseorang mendapatkan petunjuk atau menjadi sesat, terjadi dengan kehendak Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman,
مَنْ يَشَإِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk diberi-Nya petunjuk, niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus." (QS. Al-An’am: 39)
Saudaraku, Kita menggantungkan semua harapan kita, rasa takut kita, dan seluruh perbuatan kita hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Karena segala sesuatu terjadi dengan _iradah_ Allah Azza wa Jalla. Maka kita harus ber _tawakkal_ (berserah diri sepenuhnya) kepada-Nya semata. Kita melaksanakan apa yang menjadi kehendak Allah Azza wa Jalla, yaitu dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan, karena hal ini dicintai oleh Allah Azza wa Jalla. Hanya Allah Azza wa Jalla Tempat Memohon Pertolongan.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menyesuaikan semua kehendak kita dengan kehendak-Nya dan berserah diri atas _iradah_ Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya.