Pendidikan dalam Keluarga
Pendidikan
dalam Keluarga
Hubungan
antar individu dalam lingkungan keluarga sangat mempengaruhi kejiwaan
anak
dan dampaknya akan terlihat sampai kelak ketika ia menginjak usia dewasa.
Suasana
yang penuh kasih sayang dan kondusif bagi pengembangan intelektual yang
berhasil
dibangun dalam sebuah keluarga akan membuat seorang anak mampu
beradaptasi
dengan dirinya sendiri, dengan keluarganya dan dengan masyarakat
sekitarnya.
Oleh
karena itu, dalam proses pembentukan sebuah keluarga diperlukan adanya sebuah
program
pendidikan yang terpadu dan terarah. Program pendidikan dalam keluarga ini
harus
pula mampu memberikan deskripsi kerja yang jelas bagi tiap individu dalam
keluarga
sehingga masing-masing dapat melakukan peran yang berkesinambungan demi
terciptanya
sebuah lingkungan keluarga yang kondusif untuk mendidik anak secara
maksimal.
Dalam
bagian pertama buku ini akan kami paparkan beberapa faktor yang signifikan
dalam
garis-garis besar pendidikan keluarga menurut ajaran Islam, yaitu sebagai
berikut.
1.
Keterpaduan Program Pendidikan
Keberadaan
sebuah program yang jelas dalam menjalani kehidupan akan memberikan
pengaruh
yang positif terhadap perilaku seseorang. Jika kita benar-benar yakin pada
nilai
positif
program tersebut dan menjalankannya dengan konsekuen, sebuah karakter positif
dalam
perilaku kita akan terbentuk. Adanya program hidup yang sama, akan
menghasilkan
perilaku yang sama pula. Oleh karena itu, program tunggal dapat dijadikan
parameter
untuk mengetahui sejauh mana tindakan dan perilaku kita sesuai dengan
program
itu.
Suami
isteri harus bersepakat untuk menentukan satu program yang dengan jelas
menerangkan
hak-hak dan kewajiban masing-masing dalam keluarga. Islam dengan
keterpaduan
ajaran-ajarannya menawarkan sebuah konsep dalam membangun keluarga
muslim.
Konsep
ini adalah konsep rabbani yang diturunkan oleh Allah, Tuhan Yang Maha
mengetahui.
Dialah yang menciptakan manusia dan Dia pulalah yang paling mengetahui
kompleksitas
kehidupan manusia. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa konsep
yang
ditawarkan oleh Islam adalah satu-satunya konsep dan program hidup yang sesuai
dengan
fitrah manusia.
Konsep
Islam adalah sebuah konsep yang secara jelas dan seimbang mendistribusikan
tugas-tugas
kemanusiaan. Islam tidak pernah memberikan tugas yang tidak dapat
dilakukan
oleh seorang manusia dengan segala keterbatasannya. Konsep ini tidak akan
pernah
salah, tidak memiliki keterbatasan, dan tidak mungkin mengandung perintah dan
tugas
yang tidak dapat dilakukan. Penyebabnya tentu saja, karena konseptornya adalah
Allah
SWT.
Konsep
keluarga Islami memberikan prinsip-prinsip dasar yang secara umum
menjelaskan
hubungan antaranggota keluarga dan tugas mereka masing-masing.
Sementara
itu, cara pengaplikasian prinsip-prinsip dasar ini bersifat kondisional.
Artinya,
amat
bergantung pada kondisi dan situasi dalam sebuah keluarga dan dapat berubah
sesuai
dengan keadaan.
Oleh
karena itu, kedua orang tua harus bersepakat dalam merumuskan detail
pengaplikasian
konsep dan program pendidikan yang ingin mereka terapkan sesuai
dengan
garis-garis besar konsep keluarga Islami. Kesepakatan antara kedua orang tua
dalam
perumusan ini akan menciptakan keselarasan dalam pola hubungan antara mereka
berdua
dan antara mereka dengan anak-anak.
Keselarasan
ini menjadi amat penting karena akan menghindarkan ketidakjelasan arah
yang
mesti diikuti oleh anak dalam pendidikannya. Jika ketidakjelasan arah itu
terjadi,
anak
akan berusaha untuk memuaskan hati ayah dengan sesuatu yang kadang
bertentangan
dengan kehendak ibu atau sebaliknya. Anak akan memiliki dua tindakan
yang
berbeda dalam satu waktu. Hal itu dapat membuahkan ketidakstabilan mental,
perasaan,
dan tingkah laku.
Riset
para ahli membuktikan bahwa anak-anak yang dibesarkan di sebuah rumah tanpa
pengawasan
kedua orang tua sekaligus lebih banyak bermasalah dibandingkan dengan
anak-anak
yang mendapatkan pengawasan bersama dari kedua orang tuanya.