Metode Pembelajaran Ala Nabi (Analogi dan Penyamaan)
METODE ANALOGI DAN PENYERUPAANNYA
Terkadang
Nabi Muhammad saw menganalogikan hukum-hukum dan menjelaskan sebab-sebabnya
kepada para sahabat jika terjadi kesamaran dan ketidak jelasan hukum atas
mereka,sehingga menjadi jelaslah perkara yang sebelumnya masih samar dan belum
dipahami.dengan analogi akan dimengerti jalan dan tujuan syariat islam,serta
dipahami sasaran jangka panjangnya.
Al-Bukhori
meriwayatkan dari ibnu abbas R.A.
.أَنَّ امْرَأَةً
مِنْ جُهَيْنَةَ ، جَاءَتْ إلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
فَقَالَت : إنَّ أُمِّي نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ فَلَم تَحُجّ حَتَّى مَاتَتْ ،
أَفَأَحُجُّ عَنْهَا ؟ قَال : (نعم حُجِّي عَنْهَا ، أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَ عَلَى
أُمِّكِ دَيْنٌ أَكُنْتِ قَاضِيَةٌ ؟ اقْضُوا اللَّهَ الَّذِي لَهُ ، فَإِنَّ
اللَّهَ أَحَقُّ بالوفاء
artinya"seorang
wanita dari suku juhainah mendatangi Nabi saw lalu bertanya,"ibuku pernah
bernadzar untuk berhaji,tetapi dia belum sempat berhaji hingga meninggal
dunia,lantas apakah aku boleh berhaji menggantikannya?Nabi saw
menjawab,"Boleh,tunaikanlah haji untuknya.bagaimana pendapatmu seandainnya
ibumu memiliki hutang,apakah kamu ingin melunasinnya?wanita itu
menjawab,"iya",Nabi bersabda maka lunasilah hutang dia kepada Allah
yang menjadi hak-Nya,karena(hutang)kepada Allah lebih patut untuk dibayar.
contoh
lain dari metode ini adalah apa yang diriwayatkan oleh muslim,dari Abu Dzar
Al-Ghifari.R.A.
أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ
بِالْأُجُورِ ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي ، وَيَصُومُون كَمَا نَصُوم ، ويتصدقون
بِفُضُول أَمْوَالِهِم ، قَال : أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تصدقون
؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ
تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ
صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ ، وَفِي بِضْع أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ .
قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، آيَاتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَه وَيَكُونُ لَهُ
فِيهَا أَجْرٌ ؟ قَال : (ارايتم لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ
فِيهَا وِزْرٌ ؟ فكذالك إذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرُ
Artinya"bahwasannya
beberapa orang sahabat Nabi saw berkata kepada beliau,Wahai Rosulullah
orang-orang kaya memperoleh pahala lebih banyak,mereka sholat sebagaimana kami
sholat,berpuasa sebagaimana kami puasa,dan bersedekah dengan kelebihan harta
mereka.Nabi saw bersabda,"Bukankah Allah swt telah menjadikan berbagai
macam cara kepada kalian untuk bersedekah?setiap kalian tasbih adalah
sedekah,setiap kalimah takbir adalah sedekah,setiap tahmid adalah
sedekah,setiap tahlil adalah sedekah,memerintahkan kpd kebaikan adalah
sedekah,mencegah dari kemungkaran adalah sedekah,bahkan pada kemaluan salah
seorang di antara kalian adalah sedekah.
mereka
berkata,"wahai Rosulullah apakah jika salah seorang dari kami memyalurkan
syahwatnya juga akanendapatkan pahala?"Beliau Bersabda"bagaimana
pendapat kalian seandainnya dia meletakkan shahwatnya di tempat yang
haram,apakah mereka mendapatkan dosa?begitu pula sebaliknya jika dia
meletakkannya pada tempat yang halal maka dia akan mendapatkan pahala.
Nabi
saw membuat perbandingan (analogi)untuk mereka diantara dua perkara,sehingga
hukumnya menjadi jelas bagi mereka.mereka juga menjadi lebih mengerti perkara
yang sebelumnya tidah mereka perhatikan/mengerti.bahwa kenikmatan yang di
syariatkan seperti ini bagi seseorang akan berbuah ganjaran dan pahalah karena
berbagai dampak dampak baik yang dilakukan olehnya.
Abu
Dawud ,At-Tirmidzi,Annasaai dan Ibnu Majjah meriwayatkan dari Saad bin Abi
Waqqah,R.A.dia berkata
سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُ عَنْ شِرَاءِ التَّمْر
بِالرُّطَب ، فَقَالَ لِمَنْ حَوْلَهُ : (اينقص الرُّطَبُ إذَا يبس
) ، قَالُوا :
نَعَم ، (فنهى عَنْ ذَلِكَ
aku
mendengar Nabi saw ditanya tentang jual beli kurma kering dengan ruttob(kurma
basah)?maka beliau bertanya kepada orang-orang disekeliling beliau,apakah
ruttob ini akan menyusut jika akan kering?mereka menjawab"iya"maka
beliau melarang dari jual beli seperti itu.
Benar-benar
mengejutkan,Nabi saw adalah orang yang sangat paham bahwa ruttob akan menyusut
jika sudah kering,sebab beliau hidup di tengah-tengah jazirah arab negeri yang
banyak di jumpai kurma kering dan ruttob.sehingga hal ini juga tidak asing bagi
orang yang paling bodoh sekalipun.akan tetapi beliau bertanya kepada para
sahabat beliau"apakah ruttob jika menyusut jika kering?"untuk
menjelaskan kepada para sahabat,pendengar dan pengikut beliau bahwa sebab
pelarangan jual beli ruttob dengan kurma kering adalah terjadinnya penyusutan
ketika sudah kering.oleh karenanya tidak boleh menjual kurma kering dengan
ruttob dengan cara menyamakan takarannya.beliau memberi tahu mereka sebab hukum
pelarangannya.mengingat hal itu masih samar atas mereka.akhirnya hal ini
menjadi salah satu kaidah dalam jual beli hingga akbir zaman.
dengan
menyebutkan sebuah analogi logika diantara dua perkara maka substansi masalah
menjadi jelas.bagi para murid/siswa/pun yang belum mengerti,mereka juga akan
menjadi lebih memahami perkara yang sebelumnya tidak mereka perhatikan.
Diambil dari Kitab Rasul Mu'allim SAW. Abi Ghodah
#MetodepengajaranRasulullah