Metode Pembelajaran Ala Rasulullah SAW (Tes Psikologi)
METODE PERCAKAPAN DAN PERTIMBANGAN LOGIKA
( Metode Pembelajaran yang dilakukan Rasulullah dengan cara mengukur kemampuan
berfikirnya para sahabatnya (Tes Sikologi) )
Salah
satu metode beliau dalam pengajaran adalah terkadang menempuh cara penalaran
melalui Tanya jawab. Tujuannya untuk mencabut kebatilan dari jiwa seseorang
yang menganggap baik sesuatu, atau menanamkan kebenaran didalam hati orang yang
menjauhinya atau menganggapnya asing.
Macam pertama:
Hadits
yang diriwayatkan oleh Ahmad redaksi ini miliknya juga Ath-Thabarani, dari Abu
Umamah Al-Bahili R.a:
إن فتي شابا اتى النبي صلى الله عليه و سلم ، فقال: يا رسول الله، ائذن لي بالزنا، فأقبل
القوم عليه فزجروه وقالوا: مه. مه. فقال: (ادنه)، فدنا منه قر يبا، قال :
فجلس قال: ( أتحبه لأمك)؟ قال: لا. والله جعلني الله فداءك. قال: (ولا
الناس يحبونه لأمهاتهم)، قال: (ا فتحبه لابنتك؟) قال : لا، والله يا رسول الله
جعلني الله فداءك قال:(ولا الناس يحبونه
لبناتهم، قال: (افتحبه لأختك؟) قال: لا.
والله جعلني الله فداءك. قال : (ولا الناس يحبونه لإخواتهم). قال: (افتحبه لعمتك؟)
قال: لا، والله جعلني الله فداءك، قال: (ولا الناس يحبونه لعماتهم). قال: (افتحبه
لخالتك؟) قال: لا، والله جعلني الله فداءك، قال: (ولا الناس يحبونه لخالاتهم)،
قال: فوضع يده عليه وقال: (اللهم اغفر ذنبه وطهر قلبه، وحصن فرجه، قال: فلم يكن
بعد ذلك الفتى يلتفت إلى شيء).
Artinya:
Bahwasanya ada seorang pemuda mendatangi Nabi SAW lalu bertanya: “ Wahai
Rasulallah, izinkan aku berzina.” Orang-orang pun mendekatinya lalu mencela
dia. Mereka berkata, “ Hentikan,
hentikan”.
Nabi
SAW bersabda, “Mendekatlah.” Maka orang itu mendekat lalu duduk. Nabi SAW
bertanya kepadanya, “Apakah kamu
suka jika ada seorang laki-laki berzina
dengan ibumu?” Dia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah, semoga Allah
menjadikanku sebagai penebusmu.” Beliau bersabda, “Orang-orang juga tidak suka
jika ibu mereka dizinai.”
Beliau
bertanya lagi, “Apakah kamu suka jika ada seorang laki-laki berzina dengan anak
perempuanmu?” Dia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah, semoga Allah
menjadikanku sebagai penebusmu.” Beliau bersabda, “Orang-orang juga tidak suka
jika anak perempuan mereka dizinai.”
Beliau
bertanya lagi, “Apakah kamu suka jika ada seorang laki-laki berzina dengan
saudarimu?” Dia menjawab, “Tidak. demi Allah, wahai Rasulullah, semoga Allah
menjadikan ku sebagai penebusmu.” Beliau bersabda, “Orang-orang juga tidak suka
jika saudari mereka di zinai.”
Beliau
bertanya lagi, “Apakah kamu suka jika ada seorang laki-laki berzina dengan
bibimu (dari jalur ayah)?” Dia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah,
semoga Allah menjadikan ku sebagai penebusmu.” Beliau bersabda, “Orang-orang
juga tidak suka jika bibi mereka di zinai.
Beliau
bertanya lagi, “Apakah kamu suka jika ada seorang laki-laki berzina dengan
bibimu (dari jalur ibu)?” Dia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah, semoga
Allah menjadikan ku sebagai penebusmu.” Beliau bersabda, “Orang-orang juga
tidak suka jika bibi mereka di zinai.
Kemudian
Rasulullah meletakkan tangan beliau di dada orang itu seraya berdo’a, “ Ya
Allah, ampunilah dosanya, bersihkanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”
Sejak
saat itu pemuda tersebut tidak pernah lagi tergoda untuk berbuat zina sedikit
pun.
Perhatikan
bagaimana Nabi SAW mencabut dari jiwa pemuda itu ketertarikan untuk berbuat
zina, melalui metode percakapan, penilaian hati, dan pertimbangan logis. Beliau
tidak menyebutkan kepadanya ayat-ayat Yang menjelaskan pengaharaman zina dan
ancaman bagi pelakunya baik laki-lakinya
maupun perempuan. Karena pertimbangan beliau bahwa metode percakapan lebih efektif
untuk mencabut keinginan berbuat batil (pada saat itu) dari hati si pemuda
sesuai dengan bayangan dan pengetahuannya.
Dalam
hadits ini terdapat petunjuk pengajaran bagi para dai agar menyadarkan kepada
nalar sehat pada kasus tertentu dan bagi orang-orang tertentu, jika memang
kondisi memerlukan hal itu. Hal ini sebagaimana kondisi pemuda yang dibersihkan
hatinya oleh Nabi SAW dari keinginan untuk berbuat zina dengan penilaian nalar
sehingga dia mau diluruskan.
Macam kedua:
Hadits
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan muslim, redaksi ini milik Al-Bukhari dari
Abu Sa’id Al-Khudri R.a dia berkata:
خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم،
في أضحى أو فطر إلى المصلى، فمر على النساء، فقال: (يا معشر النساء تصد قن فإني أريتكن أكثر
أهل النار)، فقلن: وبم يا رسول الله؟ قال:
(تكثرن اللعن، وتكفرن العشير، مارأيت من ما قصات عقل ودين أذهب للب الر جل االحازم
من إحدا كن)، قلن: وما نقصان ديننا وعقلنا يا رسول الله؟ قال: (أليس شهادة المرأة
مثل نصف شهادة الرجل؟)، قلن: بلى، قال: (فذلك من نقصان عقلها، أليس إذا حاضت لم
تصل ولم تصم؟) قلن: بلى، قال: (فذلك من نقصان دينها).
Rasulullah
SAW keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat shalat. Saat
melewati para wanita beliau bersabda, “Wahai para wanita, Bersedekahlah, sebab telah
diperlihatkan kepadaku bahwa kalangan kalianlah yang paling banyak menghuni
neraka.” Mereka berkata, “mengapa demikian wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,
“kalian banyak melaknat dan mengingkari pemberian suami. Aku tidak melihat
orang yang kekurangan akal dan agamanya lebih kuat menghilangkan akal sehat
laki-laki yang teguh pendirian disbanding salah seorang dari kalian.
Mereka
berkata, “Apakah tanda kekurangan agama dan akal kami, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Bukankah persaksian seorang wanita setengah dari persaksian
laki-laki?” Mereka menjawab, “Benar.” Beliau bersabda, “Itulah kekurangan
akalnya. Bukankah jika seorang wanita sedang haid dia tidak shalat dan puasa?” Mereka
menjawab, “Benar.” Beliau bersabda, “Itulah kekurangan agamanya.”
Dari kitab Rasul Mu'allim SAW.