Advertisement

Makalah - Anjuran Berhaji - Anjuran Mencari Rizki yang Halal

 

MAKALAH

 

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

HADIS II

DOSEN PENGAMPUH

H. Muhammad Saifullah Lc. M.Pd.I

 



Disusun oleh :

Moh.Fatkhur Rozaq

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT KEISLAMAN ABDULLAH FAQIH

2022

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

          Alhamdulillah dengan rahmad dan karunia Allah SWT saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah HADIS II

          Sholawat serta salam selalu kita curahkan kepada baginda Nabi akhirul zaman yaitu Nabi Muhammad SAW, yang membawa kita dari zaman kegelapan yakni zaman jahiliyah menuju yang terang benerang yaitu adinul islam.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas HADIS II yang dimana selain memenuhi tugas juga dapat bermanfaat untuk membantu dan mempermudah mahasiswa dalam memahami HADIS II

          Yang telah di susun dengan buku kitab dan media lainnya dan kami pemakalah menyadari bahwa menyusun makalah ini tidaklah mudah,dibantu dari refrensi buku dan media lainnya.

           Semoga kita mendapat ridho dari Allah SWT. Dan semoga makalah ini bisa memenuhi tugas HADIS II dan bermanfaat bagi para mahasiswa.

 



ANJURAN UNTUK HAJI DAN 

UMRAH


 


Mengerjakan haji adalah kewajiban setiap muslim , yang diwajibkan Allah SWT bagi mereka yang mampu dan sanggup mengadakan perjalanan ke baitullah, barang siapa yang mengingkarinya (kewajiban haji), Maka sesungguhnya Allah SWT. maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta Alam - QS Ali Imron : 97

Dari Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji ke Baitullah; dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari)

 

dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Siapa yang haji dan tidak berkata jorok dan tidak berbuat fasik, dia akan kembali seperti dilahirkan ibunya.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ﴿العُمْرَةُ إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّةُ﴾.

 Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anh berkata, “Sesungguhnya Rasûlullâh shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Umrah satu ke Umrah lainnya adalah penebus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain Surga.”


عنِ ابنِ عباسٍ، رضي اللَّه عنهُما، أنَّ النَّبيَّ ﷺ قَالَ: عُمرَةٌ في رمَضَانَ تَعدِلُ حجة أَوْ حَجَّةً مَعِي

 

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku”

 

 

ANJURAN UNTUK MENCARI RIZQI YANG BAIK DAN MAKAN MAKANAN                YANG HALAL

 


وَجَعَلْنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشًا

(Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan) yaitu waktu untuk mencari penghidupan.

وَلَقَدْ مَكَّنّٰكُمْ فِى الْاَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ ࣖ

Terjemahan

Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.

 

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لأَنْ يَحْتَطِبَ أحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَسْألَ أحداً فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ

“Sungguh, seorang yang bekerja memikul seikat kayu bakar di punggungnya, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, apakah orang itu memberinya atau tidak memberinya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallaahu’anhu]

 


عن جابر بن عبد الله، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “أيها الناس اتقوا الله وأجملوا في الطلب، فإن نفسا لن تموت حتى تستوفي رزقها وإن أبطأ عنها، فاتقوا الله وأجملوا في الطلب، خذوا ما حل، ودعوا ما حرم”.

Artinya:
Dari Jabir bin Abdullah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram”.

 


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ)وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ».

 

Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu, ia berkata: Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Wahai manusia, Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rosul,

Allah berfirman, “Wahai para Rosul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal sholih” (QS Al Mukminun: 51). Dan Dia berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu” (QS Al Baqoroh: 172). Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai Robbku (Tuhanku), wahai Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan do’anya.” (HR. Muslim II/703 no.1015)

Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah Itu Thoyyib (Maha Baik), Tidak Menerima Kecuali Yang Thoyyib (baik-baik).

Arti Thoyyib adalah suci, tidak ada kekurangan dan cela. Demikian juga Allah, Dia itu thoyyib. Dia suci, tidak ada kekurangan dan cela pada diri-Nya. Dia sempurna dalam seluruh sisi. Allah tidak menerima sesuatu kecuali yang thoyyib. Thoyyib dalam masalah Aqidah, thoyyib dalam perkataan dan thoyyib dalam perbuatan. Tidak menerima artinya tidak ridho, atau tidak memberi pahala. Dan ketidakridhoan Allah terhadap sebuah amal biasanya mengharuskan tidak memberi pahala pada amalan tersebut.

Mengkonsumsi sesuatu yang halal dan baik merupakan karakteristik para rasul dan kaum mukminin. Makanan yang halal dan baik sangat berpengaruh terhadap baiknya ibadah, terkabulnya doa dan diterimanya amal

   

ANJURAN UNTUK MENJAUHI BARANG SYUBHAT(BARANG YANG TIDAK JELAS)

 

Allah Ta’ala berfirman:

ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزفه من حيث لا يحتسب(

Artinya:”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

 


عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بِشِيْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: (إِنَّ الحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاس، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِيْ الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيْهِ. أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمَىً. أَلا وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ، أَلاَ وإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهيَ اْلقَلْبُ) رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

 

Dari Abu ‘Abdillah Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Sesungguhnya perkara yang halal itu telah jelas dan perkara yang haram itu telah jelas. Dan di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang (samar), tidak diketahui oleh mayoritas manusia. Barang siapa yang menjaga diri dari perkara-perkara samar tersebut, maka dia telah menjaga kesucian agama dan kehormatannya. Barang siapa terjatuh ke dalam perkara syubhat, maka dia telah terjatuh kepada perkara haram, seperti  seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar daerah larangan (hima), dikhawatirkan dia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, bahwa setiap raja itu mempunyai hima, ketahuilah bahwa hima Allah subhanahu wa ta’ala adalah segala yang Allah subhanahu wa ta’ala haramkan. Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia terdapat sepotong daging. Apabila daging tersebut baik maka baik pula seluruh tubuhnya dan apabila daging tersebut rusak maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah kalbu (hati). [HR. Al-Bukhari dan Muslim][1]

 


عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: رحم الله عبداً سمحاً إذا باع، سمحاً إذا اشترى، سمحاً إذا اقتضى

Dari Jabir ibn Abdillah radhiyallah ‘anhu, Rasulullah bersabda: Allah mengasihi hamba yang bermurah hati jika menjual, bermurah hati jika membeli, bermurah hati jika menagih

 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Advertisement

Advertisement