Advertisement

Ajaran Sufi dan Tokohnya

Memahami Ajaran Sufi serta Tokohnya

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa atas rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Memahami Ajaran Sufi Dan Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak H.M. Saifullah, Lc. M.Pd.I.  selaku dosen pembimbing mata kuliah Akhlak Tasawuf yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa kami harapkan demi memperbaiki makalah yang kami buat ini dan kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

                                                                                Gresik, 8 Juli 2025

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Ajaran Tasawuf

Prinsip-prinsip Ajaran Tasawuf

Tokoh-tokoh Tasawuf Terkemuka

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Akhlak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam kaitan ini pula peranan pendidikan agama Islam di kalangan umat Islam dalam penting mentranformasikan nilai-nilai Islam kepada pribadi generasi penerusnya. Moral yang terbimbing dalam naungan Ilahiyah akan melahirkan etika yang lurus dan terarah. Untuk itu pendidikan yang mengarah kepada pembinaan akhlak sangat perlu diberikan dalam pengajaran dan pendidikan baik formal, non formal maupun internal.

Dalam kaitan ini, menurut Manna‟ al-Qatthon bahwa sistem belajar mengajar yang tidak memperlihatkan tingkat pemikiran yang diajar/dididik (tullab) dalam tahapan-tahapan pengajaran, bentuk-bentuk bagian yang bersifat menyeluruh dalam perpindahan dan yang umum menuju yang khusus atau tidak memperhatikan pertumbuhan aspek-aspek kepribadian yang bersifat intelektual, rohani dan jasmani, maka ia adalah sistem pendidikan yang gagal yang tidak memberi hasil ilmu pengetahuan kepada umat, selain hanya menambah kebekuan dan kemunduran.

Di antara mempelajari Tasawuf adalah untuk membentuk akhlak yang baik, hati yang bersih, berbuat ikhlas, bersikap khusyu, sehat, tawakkal, muqorobah, muroqobah, dan seluruh sifat yang terpuji. Lebih dari itu Tasawuf harus dipahami, dihayati serta dirasakan sebagai sutu kebutuhan dan kenikmatan. Itu semua merupakan bagian dari nilai-nilai urgensi mempelajari Akhlak dan Tasawuf

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan:

Pengertian ajaran tasawuf?

Apakah prinsip-prinsip ajaran Tasawuf?

Siapakah tokoh-tokoh ajaran Tasawuf terkemuka?

Tujuan 

Berpijak dari hal di atas maka dalam tulisan ini akan diekplorasi secara luas tentang:

Untuk mengetahui pengertian ajaran Tasawuf.

Untuk mengetahui prinsip-prinsip ajaran Tasawuf.

Untuk mengetahui tokoh-tokoh ajaran Tasawuf terkemuka.

2

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Ajaran Tasawuf 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sufi adalah ahli ilmu tasawuf atau ahli ilmu suluk. Sufisme dikenal juga dengan sebut an tasawuf. Sufisme adalah nama umum bagi berbagai aliran sufi dalam agama Islam. Tasawuf atau sufisme adalah ajaran menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian abadi.

Sufi adalah penyebutan untuk orang-orang yang mendalami sufisme atau ilmu tasawuf. Sufi adalah asal kata dari tasawuf. Menurut Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat dari Jurusan Tafsir Hadis dan Akidah Filsafat IAIN Surakarta, dalam TASAWUF: Sejarah, Madzhab, dan Inti Ajarannya, ada sejumlah versi berbeda dalam mengartikan apa itu sufi atau tasawuf, yaitu:

Pertama, kata suffah, yang berarti emperan masjid Nabawi yang didiami oleh sebagian sahabat Anshar. Hal ini karena amaliah ahli tasawuf hampir sama dengan apa yang diamalkan oleh para sahabat tersebut, yakni mendekatkan diri kepada Allah Swt., dan hidup dalam kesederhanaan. Kedua, ada kata shaf yang berarti barisan. Istilah ini dianggap oleh sebagian ahli sebagai akar kata tasawuf karena ahli tasawuf adalah seorang atau sekelompok orang yang membersihkan hati, sehingga mereka diharapkan berada pada barisan (shaf) pertama di sisi Allah Swt.

Selanjutnya, ada kata shafa yang berarti bersih, karena ahli tasawuf berusaha untuk membersihkan jiwa mereka guna mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ada pula kata shufanah, nama sebuah kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir. Hal ini karena ajaran tasawuf mampu bertahan dalam situasi yang penuh pergolakan ketika itu, ketika umat muslim terbuai oleh materialisme dan kekuasaan, sebagaimana kayu shufanah yang tahan hidup ditengah-tengah padang pasir yang tandus.

Ada pula yang mengaitkan sufi adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata Teoshofi yang berarti ilmu ketuhanan, karena tasawuf banyak membahas tentang ketuhanan. Terkahir, kata shuf yang berarti bulu domba, karena para ahli tasawuf pada masa awal memakai pakaian sederhana yang terbuat dari kulit atau bulu domba (wol).

Meski punya definisi yang beragam, intinya sufi adalah upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi. Selain itu, dapat dipahami juga bahwa sufi adalah metode untuk mencapai kedekatan atau penyatuan antara hamba dan Tuhan dan juga untuk mencapai kebenaran atau pengetahuan hakiki (makrifat) dan atau inti rasa agama.

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 186; Artinya:” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kapadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada- Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

Rasulullah SAW bersabda:“Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia yang melihatmu dan anggaplah bahwa seakan-akan kamu hendak mati, jauhi dan hati-hati dari do’a orang- orang yang di dzalimi, dan siapa di antara kalian yang mampu untuk shalat subuh dan ‘isya berjamaah walaupun dia merangkak untuk mendatanginya, hendaknya dia lakukan”.

Prinsip-prinsip Ajaran Tasawuf.

Menurut ahli sufi, Prof Angha dalam The Hidden Angels of Life, prinsip tasawuf yang bisa dilakukan sebagai berikut:

Dzikir

peroses pemurniaan hati,pembersihan dan pelepasan. Orang-orang yang berdzikir bertujuan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui do‟a dan melantunkan lafadz dzikir saat bingung atau bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke dalam diri dengan berkonsentrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan kegiatan.

Fikr (Meditasi)

Saat pikiran bingung dan bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke dalam diri dengan berkonsentrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan kegiatan mental dari dunia external menuju esensi diri.

Sahr (Bangkit)

Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai peroses mengembangkan kesadaran mata dan telinga. Selain itu juga sebagai peroses mendengarkan hati, dan peroses meraih akses menuju potensi diri yang tersembunyi. Merasakan lapar hati dan pikiran untuk bertahan mencari dan mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah dan sabar mencari jati diri.

Ju’i (Merasa lapar)

Merasa lapar hari dan pikiran untuk bertahan mencari dan mendapatkan suatu kebenaran. Peroses ini melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah dan sabar mencari jati diri.

Shumt (Menikmati Keheningan)

Berhenti berfikir dan mengatakan hal yang tidak perlu. Kedua ini merupakan peroses menenangkan lidah dan otak serta mengalihkan dari godaan eksternal menuju Tuhan.

Shawm (Puasa)

Tidak hanya tubuh yang berpuasa melainkan fikiran juga. Proses ini termasuk pasa fisik, bermanfaat untuk melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta pandangan atau persepsi indera eksternal.

Khalwat (Bersunyi Diri)

Berdoa dalam kesunyian, baik secara ekternal maupun internal dan melepaskan diri. Bersunyi sendiri tetap bisa juga dekat dengan orang lain atau di tengah orang banyak.

Khidmat (Melayani)

Khidmat adalah khusyu, sayahdu, hormat, takzim ketika mendengarkan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur‟an, ketika mendirikan shalat atau ketika kita sedang munajat/berdo‟a kepada Allah SWT.

Tasawuf juga mengajarkan 5 ajaran pokok Tasawuf yaitu:

Wara’ yaitu menjauhkan diri dari segala hal yang buruk.

Zuhud ialah menghilangkan segala keinginan yang bersifat duniawi.

Faqr ialah Tidak membutuhkan dunia.

Alridho/Rido adalah tidak menentang qodho dan qodar Allah SWT.

Tobat yaitu memohon ampun kepada Allah atas segala dosa.

Tokoh-Tokoh Tasawuf Terkemuka

Hasan Al-Basri

Hasan Al-Basri nama lengkapnya Al-Hasan bin Abi Al-Hasan Abu Sa‟id . Beliau dilahirkan di Madinah pada tahun 21 Hijriyah/542 Masehi. Ia meninggal di Basrah pada tahun 110 H/723 M. Ia adalah putra Zaid bin Tsabit, seorang budak yang tertangkap di Maisan kemudian menjadi sekretaris Nabi Muhammad SAW.

Ibunya adalah hamba sahaya Ummu Salamah, istri Nabi. Ia tumbuh dalam lingkungan orang saleh yang mendalam pengetahuan agamanya. Dalam ajaran sufi Hasan Al-Basri diakui salah satu tokoh yang paling besar pada masa awal sejarahnya. Ia juga diketahui sebagai orator piawai sehinggga berbagai kata dan ungkapan yang disampaikan banyak yang dikutip oleh pengarang-pengarang arab. Hasan Basri adalah seorang Zahid yang termasyhur di kalangan Tabi‟in.

Prinsip ajarannya yang berkaitan dengan hidup kerohanian senantiasa diukurnya dengan Sunnah Nabi. Di antara ucapan yang terkenal ialah: “Seorang faqih ialah orang yang bersikap zuhud terhadap kehidupan duniawi yang tau terhadap dosanya dan yang selalu beribadah kepada Allah SWT”.

Sufyan Al-Sauri

Namanya adalah Abu Abdullah Sufyan bin Sai‟d bin Masruq al-Sauri al- Kuhfi. Dia dilahirkan di Kuffah pada tahun 97 H/175 M, dan meninggal di Basrah pada tahun 161 H/778 M. Dia adalah seorang tabi‟in pilihan dan seorang zahin yang jarang ada tandingannya, bahkan merupakan seorang ulama hadist yang terkenal, sehingga dalam merawah hadist dia dijuluki Amir Al-Mu‟minin dalam hal hadist. Mula-mula ia belajar dari ayahnya sendiri, kemudian dari banyak orang-orang pandai di masa itu sehingga akhirnya ia menjadi seorang ahli dalam bidang hadist dan biologi.

Sufyan Al-Sauri sempat beguru kepada Hasan Basri, sehingga fatwa-fatwa gurunya tersebut banyak mempengaruhi jalan hidupnya. Sufyan Al-Sauri termasuk zahid yang sangat berani, tidak takut dibunuh dalam mengemukakan kritik terhadap penguasa, beliau sangat mencela kehidupan penguasa yang sangat bergelimang dalam kemewahan. Di antara ucapan-ucapannya dalam memberi nasehat itu ialah, “Supaya jangan rusak agamamu”.

Robi’ah Al-Adawiyah

Nama lengkapnya adalah Ummu Al-Khair Rabi‟ah binti Isma‟il Al- Adawiyah Al-Qisiyah. Dia lahir di Basrah pada tahun 97 H/713 M, lalu hidup sebagai hamba sahaya keluarga Atik, dia berasal dari keluarga miskin dan dari kecil ia tinggal di kota kelahirannya.

Robi‟ah Al-Adawiyah yang seumur hidupnya tidak pernah menikah, dipandang mempunyai saham yang besar dalam memperkenalkan konsep cinta khas sufi ke dalam mistisisme dalam Islam.

Isi pokok ajaran Tasawuf Robi‟ah adalah tentang cinta. Karena itu, dia mengabdi, melakukan amal soleh bukan karena takut masuk neraka atau mengharap masuk surga, tetapi karena cintaya kepada Allah, dan cinta itu pula yang membuat ia sedih dan menangis karena takut terpisah dari yang dicintainya.

Next Post Previous Post
1 Comments
  • Anonim
    Anonim 9 Juli 2025 pukul 05.29

    Sangat bermanfaat min, Terima kasih

Add Comment
comment url

Advertisement

Advertisement