Advertisement

Pembaharuan Pendidikan Islam - Makalah

Makalah S1 Tema Pembaharuan Pendidikan Islam



Makalah Pendidikan Islam yang admin Swordofgod sampaikan berikut ini berhubungan dengan Tema Pembaharuan Pendidikan Islam 

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Islam mengalami puncak kejayaam di berbagai bidang dan menjadi kiblat peradaban seantero dunia ketika dinasti abbasiyah berkuasa yang berpusat di Baghdad. Bersamaan dengan itu, di belahan dunia bagian barat berdirilah sebuah pusat peradaban yang didirikan oleh keturunan bani umayyah di spanyol, kemudian diikuti oleh dinansti fatimiyah di mesir.

Punahnya kejayaan islam terjadi antara abad VI – XI M. Akhir abad XI M, datang serangan pasukan salib yang melawan umat islam berlangsung kurang lebih 2 abad. Kemudian muncul lagi serangan Jangis Khan dan cucunya Khulagu Khan serta Timur Lenk secara bertubi-tubi. Akibat serangan tersebut, peradaban oislam porak poranda dan mengalami kemunduran, sementara eropa (barat) mengalami kemajuan dengan adanya revolusi industri dan Renaissance di dunia barat.

Napoleon Bonaparte menguasai mesir sejak tahun 1798 M. Kehadiran Napoleon disamping membawa pasukan yang kuat, juga membawa para ilmuwan dengan seperangkat peralatan ilmiah untuk mengadakan penelitian. Hal inilah yang membuka mata para pemikir pemikir islam untuk menuju modernisasi di berbagai bidang, khususnya bidang pendidikan.


BAB II

PEMBAHASAN

Pembaruan Pendidikan Islam

Pengertian pembaruan pendidikan

Secara etimologis, pembaruan terjemahan modernization yang dalam Bahasa Indonesia berarti proses menjadi baru. Lahirnya modernisasi atau pembaruan disebuah tempat akan selalu beriringan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat itu.

Pembaruan pendidikan islam

Pembaruan pendidikan islam adalah suatu proses perubahan dalam sistem pendidikan islam dari system pendidikan tradisional kearah pendidikan modern sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Perkembangan latar belakang lahirnya pembaruan pendidikan islam

Secara garis besar ada beberapa faktor ada yang mendorong terjadinya proses pembaruan pendidikan islam, yaitu:

Faktor internal

Kebutuhan pragmatis umat islam yang sangat memerlukan satu sistem pendidikan islam yang bias dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia manusia muslim yang berkualiatas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah.

Agama islam melalui ayat suci Al-Qur’an banyak menyuruh atau menganjurkan umat islam untuk selalu berfikir, membaca, dan menganallisa sesuatu untuk bias diterapkan.

Adanya kesadaran sebagian para ulama’ atau tokoh umat islam atas ketertinggalannya dari orang barat.

Faktor eksternal

Setelah penaklukkan Napoleon terhadap mesir telah menyadarkan dan mengguggah umat islam untuk melakuakn perubahan paradigmatic, sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan dapat terminimalisir.

Tujuan pendidikan mesir:

Menyiapkan dan mengembangkan warga mesir dengan cara yang akan membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat yang berupa modern.

Memberikan masyarakan dengan warga Negara yang telah menguasai keterampilan ilmiah dasar.

Menyediakan warga dengan pengetahuan dasar penting.


Ekspedisi Napoleon dan pengaruhnya terhadap pembaruan di Mesir.


Ekspedisi Napoleon

Tahun 1798, Napoleon mendarat di Alexandria. Napoleon berhasil menaklukan Mesir dan penguasa Mesir (mamluk) menyingkir dari mesir. Ekspedisi Napoleon tidak lama karena situasi politik di perancis menyebabkan ia harus kembali pulang. Tahun 1801, semua tim ekspedisi meningggalkan Mesir. Napoleon datang ke Mesir dengan alasan alasan berikut:

Mesir adalah jalan Timur jauh. Siapa yang menguasainya maka menguasai Timur jauh.

Industri telah berkembang di Eropa. Hasil-hasil industri sehingga diperlukan pemasaran.

Pengaruh ekspedisi Napoleon

Pengaruh ekspedisi Napoleon terhadap Mesir antara lain:

Kedatangan Napoleon membuka mata orang Mesir bahwa mereka terbelakang.

Menyadarkan orang Mesir bahwa anggapan tentang kebudayaaan, ilmu dan kekuatan militer mamluk satu satunya yang terbaik telah buyar.

Menyadarkan orang Mesir bahwa mamluk itu bukan orang Mesir karena orang mesir lebih berhak berkuasa di negeri sendiri.


Pembaruan pendidikan islam di Mesir

Pembaruan Muhammad Ali

Riwayat hidup

Muhammad Ali lahir di Kawalla, Yunani, pada tahun 1765 dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Ia adalah seprang perwira Turki yang dikirim sultan Salim III untuk ,melawan tentara Napoleon di Mesir. Ia menfgangkat dirinya sebagai pasya dan kemudian diakui oleh sultan Utsmani pada tahun 1805. Muhammad Ali Pasya, atas kesuksesan yang dicapainya kemudian dijuluki sebagai Bapak Negri Mesir Modern.

Pembaruan Muhammad Ali dalam bidang pendidikan.

Membuka beberapa sekolah modern

Mengirim mahasiswa bnelajar keluar negri

Menerjermahkan buku buku bahasa asing ke bahasa arab


Pembaruan Al-Tahtawi

Riwayat hidup

Al-tahtawi nama lengkapnya adalah Rifa’ah Badawi Rafi’ Al-tahtawi ia adalah pembawa pemikiran pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad ke-19 di mesir. Dalam gerakan pembaruan ali pasya, Al-tahtawi turut memainkan peranan. Ia lahir pada tahun 1801 di kota tahta yang terletak di Mesir bagian selatan, dan meninggal di Cairo pada tahun 1873. Keitika berumur 16 tahun ia pergi ke cairo untuk belajar di Al-azhar. Setelah lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari studinya di Al-azhar pada tahun 1822. Setelah sekolah di Al-azhar ia dikirim Muhammad Ali Pasya ke perancis. Di paris, ia belajar bahasa perancis. Dengan kemampuan tersebut ia membaca buku sejarah, filsafah yunani, ilmu hitung, dan logika.

Pemikiran dan usaha pembaruan Al-tahtawi dalam bidang pendidikan

Pemikirannya

Pokok pokok pikiran Al-tahtawi adal;ah sebagai berikut:

Ajaran islam tidak hanya mementingkan soal akhirat tetapi juga soal hidup di dunia.

Syari’at harus disesuaikan dengan pandangan modern dan perkembangan masyarakat modern.

Kaum ulama’ harus mempelajari ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan modern agar dapat menyesuaikan syari’at dengan kebutuhan masyarakat modern.

Pendidikan harus bersifat universal dan sama bentuknya untuk semua golongan.

Umat islam harus bersifat dinamis dan meninggalkan sifat statis.

Tujuan pendidikan menurut Al-tahtawi adalah untuk pembentukkan kepribadian.

Usahanya

Ia belajar bahasa perancis dalam waktu singkat sewaktu ia masih dalam perjalanan ke Paris.

Selam lima tahun di Paris ia menerjemahkan 12 buku dan risalah, diantaranya: risalah tentang sejarah Alexander Macedonia, buku mengenai pertambangan, buku mengenai akhlak dan adat istiadat berbagai bangsa, buku mengenai ilmu bumi, risalah mengenai ilmu teknik, risalah mengenai hak hak manusia, risalah tentang kesehatan jasmani dan sebagainya.

Pembaruan pendidikan

Pentingnya pembaruan bagi perempuan

Disaat orang berpendapat bahwa memasukkan anak perempuan ke sekolah hukumnya makruh, Al-tahtawi mengatakan bahwa anak perempuan harus mendapat pendidikan yang sama dengan anak laki laki. Ada tiga alasan yang dikemukakannya:

Untuk keharmonisan rumah tangga

Suapaya wanita dapat bekerja seperti kita

Supaya waktu tidak terbuang percuma untuk orang yang tidak perlu karena kesepian dalam kehidupan

Mempelajari pengetahuan modern

Kemajuan barat menurut Al-Tahtawi tidaklah merupakan bahaya. Kebangkitan Perancis dan Eropa bukan untuk kekuatan politik dan ekspansi, melainkan semata mata demi ilmu pengetahuan dan kemajuan bidang materi di sini kelihatan bahwa Al-Tahtawi berpandangan luas, Barat dinilainya sebagai pendorong kesadaran atas keterbelakangan umat islam di masanya.


Pembaruan Jamaluddin Al-Afghani

Riwayat hidup

Jamaluddin Al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaruan yang tempat tinggal dan aktifitasnya berpindah pindah dari satu Negara ke Negara islam lainnya pengaruh terbesar yang ditinggalkannya adalah di Mesir. Oleh karena itu, uraian mengenai pengertian dan aktifitasnya dimasukkan kedalam bagian tentang pembaruan di dunia arab.

Jamaluddin Al-Afghani lahir di Afghanistan pada tahun 1839 masehi. Dan meninggal dunia pada tahun 1897 masehi. Dalam silsilah keturunannya Al-Afghani adalah keturunan nabi melalui sayyidina Ali ra. Ketika  baru berusia 22 tahun ia telah menjadi pembantu bagi pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan. Di tahun 1864 ia menjadi penasehat Sher Ali Khan. Beberapa tahun kemudian ia diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi perdana mentri.

Usaha  dan pemikiran Al-Afghani dalam pembaruan pendidikan

Mengadakan seminar seminar

Menerbitkan majalah

Mengemukakan sebab sebab kemunduran islam dan cara perbaikannya, antara lain:

Ajaran qodho dan qodar tidak lagi difahami umat islam menurut pengertian yang sebebnarnya.

Tidak adanya kesatuan umat islam sebagai akibat lemahnya persaudaraan islam.


Pembaruan Muhammad Abduh

Riwayat hidup

Muhammad Abduh lahir di desa Mahillah di Mesir hilir, orangtuanya adalah orang biasa yang tidak mementingkan tanggal dan tempat lahir anak anaknya. Ia lahir pada tahun 1849, tetapi ada yang mengatakan bahwa ia lahir sebelum tahun itu, tetapi sekitar tahun 1845 dan beliau wafat pada tahun 1905. Ayahnya bernama Abduh ibnu Hasan Khoirillah, silsilah keturunan dengan bangsa turki, dan ibunya mempunyai keturunan dari Umar bin Khattab. Orangtuanya sangat memperhatikan terhadap pendidikannya, pada tahun 1862 ia dikirim oleh ayahnya ke perguruan agama di masjid Ahmadi yang terletak di desa Tanta.

Usaha dan pemikiran Muhammad Abduh dalam pembaruan pendidikan

Usaha Muhammad Abduh

Muhammad Abduh disuruh belajar menulis dan membaca agar dapat membaca dan menghafal Al-qur’an. Setelah mahir membaca dan menulis ia diserahkan pada satu guru untuk dilatih menghafal Al-qur’an dan dapat menghafal dalam masa dua tahun. Kemudian ia dikirim ke Tanta untuk belajar agama di masjid Syekh Ahmad di tahun 1862. Setelah 2 tahun belajar bahasa arab, nahwu, shorof, fiqih, dan sebagainya ia merasa tidak mengerti apa apa karena metode yang dipakai waktu itu adalah metode menghafal di luar kepala.


Kemudian Muhammad Abduh bertemu dengan syaikh Darwisy dan berguru kepada beliau. Setelah selesai belajar disini, ia meneruskan studinya di Al-Azhar di tahun 1986. Sewaktu masih belajar di Al-Azhar jamaluddin Al-Afghani datang ke mesir dalam perjalanan ke Istanbul. Disinal Muhammad Abduh pertama kali bertemu dengan Al-Afghani. Ketika Al-Afghani dating pada tahun 1871, untuk menetap di mesir, Muhammad Abduh menjadi muridnya yang paling setia dan mulai belajar filsafat.


Di tahun 1877, studinya selesai di Al-Azhar dengan mendapat gelar Alim. Ia mulai mengajar pertama di Al-Azhar, kemudian di Daar Al-ulum dan juga rumahnya sendiri. Selain mengajar ilmu kalam dan logika di Al-Azhar Muhammad Abduh juga diangkat sebagai dosen tetap di universitas Daar Al-ulum dan perguruan bahasa. Dalam mengajar Muhammad Abduh menggunakan metode diskusi untuk mempercepat proses transformasi intelektual pada anak didiknya.

Beberapa pemikiran Muhammad abduh dalam pembaruan pendidikan

Menentang dan menghilangkan dualism dalam pendidikan

Merumuskan tujuan lembaga pendidikan sesuai dengan struktur satuan pendidikan

Menyusun kurikulum

Memperbarui metode mengajar


Sistem pendidikan di Mesir

Republic ini melaksanakan 2 sistem, yaitu sistem pendidikan kebangsaan dan system pendidikan Al-Azhar.

Sistem pendidikan kebangsaan

Dibawah sistem ini, persekolahan peringkat rendah dan menengah ditadbir oleh kementrian pelajaran dan peringkat persekolahan tinggi di tadbir oleh kementrian pelajaran tinggi. Tempo pengajian di bawah sistem ini adalah sebagai berikut:

Peringkat rendah (ibtida’i) : 6 Tahun

Peringkat menengah rendah (I’dadi) : 3 tahun

Peringkat menengah atas (tsanawi) : 3 tahun

Peringkat universiti (jam’iyah) : 4 – 6 tahun

Terdapat sebelas buah university di bawah sistem pendidikan kebangsaan yaitu:

Universiti Kaherah

Universiti Ain Shams

Universiti Al-Menia

Universiti Mansourah

Universiti Helwan

Universiti Terusan Suez

Universiti Iskandariah

Universiti Asyut

Universiti Tanta

Universiti Zaqaziq

Universiti Al-Manoufia


Sistem pendidikan Al-Azhar

Peringkat rendah (ibtida’i) : 6 tahun

Peringkat menengah rendah (I’dadi) : 3 tahun

Peringkat menengah atas (tsanawi) : 4 tahun

Peringkat universiti (jam’iyah) : 4-6 tahun

Mulai sesi 1992 sampai 1993, pihak universiti Al-Azhar mulai menghantar sebagian pelajar-pelajar Malaysia ketujuh buah cawangannya di luar Kaherah yaitu Iskandariah, Damanhur, Tanta, Mansourah, Zaqasik, Shibin El-Kom, dan Dumyat.

Sistem pendidikan Mesir, baik sekolah negri atau Al-Azhar dan pendidikan swasta lainnya memang mewajibkan pelajar muslim untuk menghafal Al-Qur’an. Selain itu, pengajian di masjid masjid bagi jama’ah khususnya anak anak sekolah juga berperan penting untuk mendorong warga menghafal Al-Qur’an.

Sistem pendidikan di Mesir, sejak taman kanak-kanak sudah diwajibkan menghafal Al-Qur’an. Di universitas Al-Azhar bagi mahasiswa mesi program S1 diwajibkan menghafal 15 juz, program S2 menghafal seluruh Al-Qur’an, adapun program S3 tinggal diuji hafalan sebelumnya.

Jangan lupa selalu terhubung dengan Kami dengan memfollow website kami Swordofgod


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Advertisement

Advertisement